Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengasah Prinsip Spiritual, Membentuk "Disruptive Mindset"

25 November 2020   10:16 Diperbarui: 26 November 2020   02:44 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat banyak. Dahulu memiliki handphone Nokia itu sudah sangat luar biasa.Namun kini bisa jadi sudah semakin sedikit yang mengingat nama brand itu. 

Popularitasnya kalah jauh dibanding iPhone, Samsung, Huawei, dan beberapa pabrikan smartphone lain. 

Nokia yang begitu luar biasa tiba-tiba terhempas begitu saja kala BlackBerry mulai mewabah. Nokia kurang cepat menanggapi perubahan kilat teknologi digital sehingga akhirnya harus menyerah pada arus zaman. Dan Ironisnya BlackBerry pun ternyata juga menjadi "korban" dari perubahan itu pada beberapa waktu kemudian.

Perubahan adalah suatu keniscayaan. Siapa yang enggan berubah pasti akan tertinggal jauh di belakang. Dengan kata lain seseorang perlu memiliki keinginan untuk terus mengembangkan dirinya dari waktu ke waktu. 

Hal ini sudah menjadi bagian dari peringatan penting spiritualitas bahwa hanyalah orang yang merugi dan celaka saja yang tidak bisa menjadikan hari ini lebih baik dari kemarin. 

Spiritualitas menitipkan pesan penting kepada orang-orang yang meyakininya bahwa kita harus terus berubah menjadi lebih baik. 

Untuk itulah ada keharusan bagi kita semua untuk terus menuntut ilmu sedari lahir hingga masuk liang lahat. 

Mengapa? Karena untuk menjadi pribadi yang lebih baik butuh proses belajar dan belajar. Prinsip untuk selalu belajar hal baru adalah cerminan dari disruptive mindset bahwa kita harus selalu terbuka dengan perubahan.

"Barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin maka ia adalah orang yang beruntung."

6. Prinsip Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
Albert Einstein pernah mengatakan bahwa merupakan sebuah kegilaan tatkala seseorang mengharapkan hasil yang berbeda sementara cara yang dipergunakan masih sama seperti sebelumnya. 

Dengan kata lain kita harus terus mencari, menemukan, serta mencoba cara-cara baru dalam rangka menuntaskan suatu persoalan. Apabila ada masalah tentunya ada juga jalan keluarnya. Karena bersama kesulitan itu senantiasa ada kemudahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun