Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengasah Prinsip Spiritual, Membentuk "Disruptive Mindset"

25 November 2020   10:16 Diperbarui: 26 November 2020   02:44 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan seseorang berdoa sebelum tidur, menuju kamar mandi, sebelum dan setelah makan, dalam perjalanan, dan dalam situasi apa pun merupakan bagian dari implementasi prinsip ini. 

Membangun kebiasaan untuk selalu mengingat-Nya juga merupakan bagian dari upaya mengasah disruptive mindset untuk tidak terikat pada ruang dan waktu.

 "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring."

2. Prinsip Kompetisi dalam Kebaikan
Seseorang yang memiliki pola pikir disruptif akan senantiasa bersikap dan berlaku proaktif dalam menunaikan setiap tugas dan kewajibannya. Tidak menunggu diminta tapi memiliki inisiatif untuk memulai. 

Zaman yang semakin cepat seperti sekarang tentunya membutuhkan respon yang cepat juga. Bahkan kalau bisa respon itu diberikan biar pun stimulus yang muncul masih samar-samar dan belum terbaca secara nyata.

Hal inilah yang menjadi landasan para pengguna data statistik untuk menelaah suatu peristiwa atau kondisi tertentu. Membaca situasi dari sebuah petunjuk samar dan masih berbentuk prediksi dari sebuah situasi. 

Inilah salah satu gambaran dari sikap proaktif dalam mengkaji peristiwa. Siapa yang paling cepat merespon petunjuk samar tersebut, maka mereka lah yang akan memegang kendali. Dengan catatan bahwa respon yang diberikan memang tepat sesuai keadaan.

Oleh karena itulah kita sebagai pelaku yang terlibat dengan kondisi zaman yang demikian harus bergegas mengambil setiap langkah yang diperlukan. Saling berlomba satu sama lain untuk menjadi yang terdepan. 

Sikap proaktif sebagai bagian dari disruptive mindset tentunya harus dilatih dan dibiasakan sehingga membuat kita lebih peka dalam menindaklanjuti segala dinamika yang terjadi. Dan sebenarnya hal ini sudah menjadi bagian penting nilai-nilai spiritual di mana kita diminta untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. 

Antara satu orang dengan orang lain apabila konteksnya adalah untuk sebuah perbuatan baik maka disarankan untuk saling mendahului satu sama lain. 

Siapa yang bersedekah paling banyak, siapa yang menyumbang hewan kurban terbesar, siapa yang paling dulu berangkat ke tempat ibadah, siapa yang paling vokal menyerukan kebaikan, dan lain sebagainya adalah wujud nyata dari orang-orang yang berlomba-lomba dalam hal kebaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun