Lantas apa yang bisa kita perbuat ketika situasi tersebut terjadi sedangkan kita tidak memiliki persiapan apapun diluar sana. Menabung tidak pernah sempat, berinvestasi masih terus ditunda-tunda, dan usaha sampingan pun tidak ada.Â
Pendapatan hanya berasal dari sumber dan mengalir habis begitu saja setiap bulannya. Terus terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu bertahun-tahun ke depan.
Bagi sebagian orang mungkin pendapatannya memang sangat terbatas sehingga untuk makan saja susah.
Tapi sebagian yang lain terkadang memiliki kebiasaan selalu menghabiskan apa yang ia punyai. Penghasilan bulanan tepat habis atau bahkan minus untuk dipakai pada satu periode saja.
Kesadaran untuk mempersipakan masa pensiun masih belum dimiliki oleh semua orang, khususnya mereka yang berlatar belakang pekerja yang mengandalkan gaji sebagai sumber pemasukan utamanya.
Lebih dari Sekadar Karyawan
Beberapa waktu lalu ada seorang tetangga rumah yang berkisah pengalamannya terkait adanya tawaran pensiun dari perusahaan tempatnya bekerja.
Bagi karyawan yang bersedia mengambil "jatah" pensiun dini akan diganjar dengan uang pesangon sebesar 1 PMTK.
Namun hal itu sepertinya tidak menarik minatnya meski ia harus menghadapi konsekuensi kemungkinan jam kerjanya berkurang karena kapasitaa produksi yang tidak maksimal. Hanya saja ia menyikapi kondisi tersebut dengan sikap yang jauh dari kata khawatir.
Mengingat diluar pekerjaan formalnya sebagai karyawan suatu perusahaan, ia juga memiliki penghasilan sampingan dari jasa kontraktor bangunan kecil-kecilan dan juga menerima jasa pembuatan container untuk gerai kuliner.Â
Keterampilan tersebut sebenarnya baru beberapa waktu terakhir ini ia tekuni seiring kejeliannya melihat peluang, dan keberaniannya untuk mencoba sesuatu yang baru.
Menurut saya, apa yang dilakukan oleh tetangga saya tersebut sangatlah baik mengingat saat ini banyak sekali para pekerja yang dihadapkan pada kekhawatiran kemungkinan di-PHK dari tempat kerjanya.