Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Rental "Playstation", Mengadu Nasib di Bukan Zamannya

23 Juni 2020   07:20 Diperbarui: 23 Juni 2020   21:09 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika generasi terbaru PS muncul, saat itu PS 2, ingin sekali rasanya mencobanya. Tapi kebetulan saya yang masih tinggal di desa masih belum berkesempatan untuk itu.

Dan konon kabarnya harganya lebih mahal. Untuk sewa permainan perjamnya setingkat lebih mahal dibanding PS 1. Dan sepertinya evolusi PS terus berlanjut ke PS 3 dan seterusnya, yang kini sudah masuk evolusi ke-5.

Bagi saya pribadi, PS 2 sudah menjadi generasi tertinggi PS yang pernah saya mainkan.

Mungkin karena saya tidak terlalu menggandrungi game sehingga tidak terlalu antusias menyambut generasi terbaru PS, Nintendo, X-Box, dan lain sebagainya. 

Memainkan game PS 1 saya rasakan saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Dan PS 2 paling sering saya mainkan saat duduk di bangku SMA.

Biarpun saat itu sebenarnya sudah ada PS 3, tapi rental PS yang dekat dengan tempat kos waktu itu adalah PS 2.

Dan harganya juga cukup terjangkau, Rp 2.000 per jam. Bermain dua jam bonus satu jam. Kalau sedang suntuk dengan sekolah, saya bisa memainkannya selama 6 jam nonstop. Puas.

Selepas lulus SMA lama sekali rasanya saya tidak memainkan permainan itu. Beberapa kali melihat ada rental PS buka, tapi rasanya sudah berbeda sekali dengan dahulu.

Apalagi dengan semakin berkembangnya smartphone yang memungkinkan segala jenis game bisa dimainkan di sana. Rental PS sudah tidak semenarik dulu lagi. Barangkali nasibnya sudah sama seperti warung internet (warnet) atau yang lebih dulu lagi warung telepon (wartel).

Perkembangan teknologi telah menggerus eksistensi keduanya. Dan rental PS pun sepertinya juga mengalami nasib serupa.

Ketika menjumpai adanya beberapa rental PS yang masih beroperasi saya kemudian berfikir, apakah usaha semacam itu masih cukup menguntungkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun