Pola pikir disruptif selanjutnya yang sangat penting untuk kita miliki adalah mengedepankan strategi dalam memecahkan masalah. Hal ini diperlukan agar strategi penangan yang diambil benar-benar merupakan alternatif terbaik untuk menuntaskan masalah, memiliki risiko terkecil, serta memberikan dampak positif terbesar.Â
Misalnya seperti kebijakan lockdown, pengaturan bahan pangan, penjagaan akses perbatasan, pembatasan transportasi, dan lain sebagainya. Semuanya harus dilihat dari sudut pandang strategis.
Melihat apa yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan kebijakannya yang membatasi moda transportasi busway demi meredam persebaran virus corona, hal itu malah berujung pada antrian panjang mengular di beberapa halte bus TransJakarta. Hal itu membuat Anies dicerca oleh banyak kalangan.
Disruptive mindset memang perlu dimiliki oleh para pengambil kebijakan. Namun setiap orang juga harus memilikinya sehingga bisa betindak dengan lebih bertanggung jawab dalam menyikapi kondisi saat ini. Akan ada banyak kekhawatiran dan kepanikan yang terjadi di masyarakat akibat dari hal ini. Biarkan para petugas terkait menjalankan fungsi dan tugasnya.Â
Kita pun demikian, menjalankan peran kita untuk tidak membikin suasana semakin kacau. Arahan yang diberikan oleh pemerintah memang harus kita ikuti, akan tetapi kita juga harus kritis apabila pemberlakuan kebijakan tersebut ternyata justru memperburuk situasi. Penilaian semacam ini perlu kita miliki dengan cara mengedepankan pola pikir disruptif.
Cogito ergo sum. Aku berpikir maka aku ada. Aku berpikir maka aku hidup.
Salam hangat,
Agil S HabibÂ
Refferensi: [1]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI