Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyikapi Pandemi Corona secara Tepat dan Proporsional dengan "Disruptive Mindset"

18 Maret 2020   07:23 Diperbarui: 18 Maret 2020   23:13 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola pikir disruptif selanjutnya yang sangat penting untuk kita miliki adalah mengedepankan strategi dalam memecahkan masalah. Hal ini diperlukan agar strategi penangan yang diambil benar-benar merupakan alternatif terbaik untuk menuntaskan masalah, memiliki risiko terkecil, serta memberikan dampak positif terbesar. 

Misalnya seperti kebijakan lockdown, pengaturan bahan pangan, penjagaan akses perbatasan, pembatasan transportasi, dan lain sebagainya. Semuanya harus dilihat dari sudut pandang strategis.

Melihat apa yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan kebijakannya yang membatasi moda transportasi busway demi meredam persebaran virus corona, hal itu malah berujung pada antrian panjang mengular di beberapa halte bus TransJakarta. Hal itu membuat Anies dicerca oleh banyak kalangan.

Disruptive mindset memang perlu dimiliki oleh para pengambil kebijakan. Namun setiap orang juga harus memilikinya sehingga bisa betindak dengan lebih bertanggung jawab dalam menyikapi kondisi saat ini. Akan ada banyak kekhawatiran dan kepanikan yang terjadi di masyarakat akibat dari hal ini. Biarkan para petugas terkait menjalankan fungsi dan tugasnya. 

Kita pun demikian, menjalankan peran kita untuk tidak membikin suasana semakin kacau. Arahan yang diberikan oleh pemerintah memang harus kita ikuti, akan tetapi kita juga harus kritis apabila pemberlakuan kebijakan tersebut ternyata justru memperburuk situasi. Penilaian semacam ini perlu kita miliki dengan cara mengedepankan pola pikir disruptif.

Cogito ergo sum. Aku berpikir maka aku ada. Aku berpikir maka aku hidup.

Salam hangat,
Agil S Habib 

Refferensi: [1]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun