Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Harmoni Kekeluargaan dalam Lingkungan Kerja

27 Mei 2019   10:05 Diperbarui: 27 Mei 2019   10:09 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa dikatakan bahwa hampir dari kita semua bekerja untuk kepentingan serta kebutuhan keluarga di rumah. Kita bekerja keras banting tulang untuk ibu kita, ayah kita, anak-anak kita, adik atau kakak kita, dan lain sebagainya. Mereka adalah sumber semangat kita. 

Bahkan tidak jarang kita lebih memilih untuk mengorbankan diri kita asalkan keluarga kita dirumah baik-baik saja. Lebih baik kita yang tidak makan daripada anak-anak kita yang tidak makan. 

Lebih baik kita yang tidak bisa membeli barang-barang kebutuhan daripada orang tua kita tidak tercukupi kebutuhannya. Pokoknya kita semua lakukan demi keluarga kita di rumah.

Berkumpul dan bercengkrama dengan sanak kerabat adalah salah satu hal yang paling kita ingin jalani. Bagaimanapun juga kita bekerja untuk mereka dan tentunya kita ingin menikmati hasil jerih payah kita itu bersama mereka. Kita lebih memilih untuk pulang kerja tepat waktu sehingga bisa segera berjumpa keluarga di rumah daripada berlama-lama ditempat kerja setelah jam kerja selesai. 

Hal ini salah satunya dipicu oleh suasana kerja yang penuh tekanan dan jauh dari rasa nyaman. Hubungan kerja tidak lebih dari sesuatu yang membebani pikiran dan melelahkan emosi. 

Sehingga bersua keluarga di rumah dianggap sebagai "obat" paling mujarab untuk mengatasi itu semua. Kita menganggap keluarga adalah tempat kita mendapatkan kehangatan, tempat kita berkeluh kesah tanpa takut atau khawatir, dan tempat dimana kita justru dilindungi ketika salah atau didukung penuh ketika terpuruk. Keluarga adalah tempat "berlindung" paling aman bagi setiap orang.

Seandainya peranan penting keluarga ini kita "adopsi" untuk bisa muncul dalam lingkungan kerja kita sehari-hari, maka betapa berbahagianya kita atas hal itu. Ketika sikap seorang atasan kepada anak buahnya sehangat sikap seorang ibu atau sesayang perlakuan ayah kepada anak-anaknya maka bukan tidak mungkin segenap anggota tim disana menjadi begitu mencintai pekerjaannya. 

Jikalau sikap sesama rekan kerja sama halnya seperti saudara kandung yang saling menjaga satu sama lain, maka betapa mudahnya setiap pekerjaan untuk dijalani. Dengan lingkungan kerja yang sehangat lingkungan keluarga kita di rumah maka bukan mustahil harmoni kerja akan terwujud. 

Kondisi ini tidak akan lagi membutuhkan tuntutan akan loyalitas, karena loyalitas akan muncul seiring rasa sayang terhadap keluarga di tempat kerja. Produktivitas kerja bukan lagi menjadi hal yang harus dipajang dalam pengumuman oraganisasi, karena mereka yang mencintai keluarganya akan produktif dengan sendirinya.

Sudah ada begitu banyak konsep-konsep yang ditawarkan untuk membangun sebuah organisasi hebat dengan tujuan menjadikan semua orang didalamnya bekerja secara produktif dan juga efisien. 

Namun masih sangat sedikit yang benar-benar menggunakan pendekatan hati ke hati sehingga menjadikan sebuah organisasi bisnis berlaku layaknya hubungan sesama anggota keluarga yang saling mendukung secara harmonis satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun