Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mendesain Kemajuan Pertanian Indonesia untuk Indonesia Negara Maju

10 Mei 2019   07:11 Diperbarui: 10 Mei 2019   07:18 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data Perkembangan Ekspor Sektor Non Migas Periode 2016 - 2018

Dengan kesuburan tanah yang kita miliki tentunya hal itu menjadi keuntungan tersendiri bagi pertanian kita.  Selain itu, kesempatan menembus pasar ekspor juga terbuka lebar seiring adanya  ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement). 

Sebutan sebagai negara agraris juga masih kita emban mengingat pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada bulan bulan Agustus 2018, sebanyak 28,79% penduduk Indonesia bekerja di sektor ini [12]. 

Apabila sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja ini kita galakkan maka akan memberi kontribusi sangat signifikan terhadap perbaikan ekonomi bangsa.

Problem Pertanian Indonesia

Dibalik kesuburan tanah yang kita miliki, beraneka ragamnya komoditas pertanian yang kita punyai, dan  besarnya potensi sektor pertanian yang ada di negara kita harus diakui bahwa sektor pertanian juga masih menyimpan berbagai persoalan yang harus segera diselesaikan. Produktivitas sektor pertanian kita masih tergolong rendah. 

Sebagai contoh, untuk tanaman kopi yang tergolong sebagai salah satu komoditas andalan ekspor saja produktivitasnya hanya mencapai 0,77 ton per hektar dibandingkan potensinya yaitu sebesar 3 ton per hektar [13].  Untuk bisa bersaing secara kompetitif pada level ekspor, produktivitas yang tinggi merupakan sesuatu hal yang penting. Produktivitas yang tinggi akan menurunkan rasio biaya dan meningkatkan margin keuntungan. 

Dengan kata lain produktivitas sangat berpengaruh terhadap daya saing sektor pertanian kita di level dunia. Bagaimana mungkin pertanian kita mampu bersaing dengan negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, Australia, dan negara-negara dengan pertanian maju lainnya apabila produktivitasnya saja masih rendah?

Proses panen di Indonesia sebagian masih dilakukan secara manual (Sumber gambar : https://www.pantau.com)
Proses panen di Indonesia sebagian masih dilakukan secara manual (Sumber gambar : https://www.pantau.com)

Proses Panen di negara-negara dengan pertanian maju sudah menggunakan teknologi modern (Sumber gambar : http://www.dupont.com)
Proses Panen di negara-negara dengan pertanian maju sudah menggunakan teknologi modern (Sumber gambar : http://www.dupont.com)

Produktivitas sektor pertanian tidak akan bisa meningkat apabila faktor-faktor pendukungnya masih belum membaik. Apa saja faktor-faktor pendukung pertanian yang perlu diperhatikan?

Man (Manusia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun