Derivatif?
Dalam   dunia   keuangan   (finance), derivatif  adalah  sebuah  kontrak  bilateral atau   perjanjian   penukaran   pembayaran yang nilainya  diturunkan  atau  berasal  dari produk yang menjadi acuan pokok atau juga disebut produk turunan (underlying product); daripada memper-dagangkan atau menukarkan  secara  fisik  suatu  aset,  pelaku pasar  membuat  suatu  perjanjian  untuk saling mempertukarkan  uang,  aset  atau suatu nilai di suatu masa yang akan datang dengan  mengacu  pada  aset  yang  menjadi acuan pokok.
Derivatif  digunakan  oleh  manajemen investasi / manajemen portofolio, perusahaan  dan  lembaga  keuangan  serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang  mereka  miliki  terhadap  risiko  dari pergerakan  harga  saham  dan  komoditas, suku bunga,   nilai   tukar   valuta   asing tanpa  memengaruhi  posisi  fisik  produk yang menjadi acuannya (underlying).
Kegunaan  utama  dari  derivatif  ini adalah  untuk  mengalihkan  risiko  ataupun mengambilsuatu  risiko  tergantung  apakah posisinya  sebagai  hedger  (pelaku  lindung nilai)  atau  spekulator.  Bermacam-macam rentang   nilai   antara   aset   acuan   dan alternatif pembayaran menghasilkan beraneka kontrak derivatif yang diperdagangkan  di  pasaran.  Jenis  utama derivatif adalah kontrak berjangka (futures),kontrak serah (forward),opsi dan swap.
Pada umumnya, transaksi derivatif ini dilakukan  dalam  sebuah  pasar  tersendiri, dalam   hal   ini   misalnya   pada   Bursa Derivatif London (The  London  Derivatifs Exchange,  LDE.) yang  merupakan  pusat transaksi berjangka di kawasan masyarakatEropa yang mengelola jual beli opsi.
Sebagaimana  yang  disebutkan  di  atas bahwa  transaksi  derivatif  pada  dasarnya dilakukan  dalam  rangka  mendukung  usaha investasi,  dan  hal  tersebut  tampak  ketika instrumen   derivatif   dijadikan   sebagai sarana  standar  dalam  rangka  menangani resiko manajemen keuangan sebuah perusahaan  yang  diakibatkan  baik  oleh fluktuasi  harga  barang  maupun  tingkat suku bunga  di  masa  mendatang  yang  sulit diantisipasi. Dalam   transaksi   derivatif sendiri  terdapat  bentuk-bentuk  transaksi forward, future dan option.
Apa saja macam-macam Transaksi Derivatif?
- Transaksi  future (future  contract) Â
Sebuah   kontrak   untuk   membeli   suatu komoditi  tertentu  (seperti  jagung  atau kedelai)  maupun  suratberharga  (seperti saham  dan  obligasi)  pada  tingkat  harga tertentu  pada  masa  yang  akan  datang. Transaksi  ini  mengharuskan  pemegangnya untuk  membeli  atau  menjual  aset,  tidak peduli  apa  yang  terjadi  dengan  nilainya selama  selang  waktu  tertentu.  Pentingnya future  contract  adalah  bahwa  ia  dapat digunakan oleh manajemen keuangan untuk mengunci  harga  komoditi  atau  suku  bunga dan   dengan   demikian   menghilangkan sumber  resiko  dari  adanya  fluktuasi  harga masa  depan  yang  belum  jelas.  Dengan mengunci  suku  bunga  dan  harga-harga komoditi, maka biaya-biaya yang berkaitan dengan   setiap   kemungkinan   kenaikan dalam  suku  bunga  atau  atau  harga-harga komoditi  sama  sekali  akan  diimbangi  oleh keuntungan yang dihasilkan dengan membuat kontrak suku bunga future.
- Transaksi forward (forward contract)Â
Perdagangan  yang  dilakukan  pada  suatu waktu,  akan  tetapi  barang  yang  dijual tersebut  akan  diberikan  pada  masa  yang akan  datang.  Dalam  transaksi  forward; harga,  jumlah  barang,  waktu  dan  tempat penyerahanbarang  telah  ditetapkan  ketika penekanan  kontrak  namun  uang  maupun barang  komoditas  baru  diserahkan  pada waktu  yang  disepakati  tersebut.
- Option
Option   adalah   suatu   hak   yang didasarkan  pada  suatu  perjanjian  untuk membeli  atau  menjual  suatu  komoditi (karet,  timah  dan  lain-lain),  surat-surat berharga  (securities)  atau  mata  uang  asing pada   suatu   tingkat   harga   yang   telah disetujui  (ditetapkan  di  muka)  pada  setiap waktu  untuk  masa  tertentu  (biasanya  tiga bulan  kontrak).  Opsi  digunakan  oleh  para pembeli dan penjual untuk menyeimbangkan akibat-akibat dari gerakan  harga  ke  arah  yang berlawanan. Transaksi  option biasanya dilakukan  pada transaksi  berjangka  untuk  meminimkan resiko   dan   ketidakpastian   harga   yang mungkin  terjadi  dalam  transaksi  bisnis pada waktu mendatang.
Pada  dasarnya  terdapat  dua  macam option,  yaitu call  option  dan  put option. Call  Optionadalah  hak  yang  dimiliki  oleh seorang pembeli  untuk  melaksanakan  atau membatalkan   opsi   jual   beli   dengan pembayaran  premi  tertentu.  Sebaliknya istilah  put option  adalah  hak  yang  dimiliki oleh  seorang  penjual  untuk  melaksanakan atau membatalkan opsi jual beli berjangka.
Transaksi  Derivatif  dalam Perspektif Ekonomi Syariah
Dalam   pandangan   syariah uang berfungsi  tidak  lebih  sebagai  alat  tukar (medium of exchange) dan bukan merupakan komoditi yang diperdagangkan. Sehingga sebenarnya syariah tidak mengenal  istilah  perdagangan  uang, akan tetapi lebih banyak   menggunakannya dengan istilah sharf (money exchange)
Dalam  istilah  s}arf,  tukar  menukar uang  harus  dilakukan  secara  tunai  (spot), baik  itu  pada  uang  sejenis  maupun  beda jenis (valas).  Pembayaran  tunai  tersebut menjadi   penting,   karena   dalam   Islam pembayaran  jual  beli  mata  uang  ataupun valas dengan  future  dan  forward  dilarang. Hal  tersebut  berdasarkan  hadis  Nabi  saw. yang melarang jual beli emas dengan perak dengan pembayaran  tangguh.  Para  ulama juga  berpendapat  bahwa  jual  beli  salam terhadap   mata   uang   juga   dilarang, berdasarkan hadis  Abu  Sa'id  al-Khudri: Jual beli salam terhadap mata uang adalah riba.
Hal  tersebut  juga  berlaku  dalam  jual beli  saham  baik  secara  future  maupun forward,  maka  jual  beli  saham  oleh  para pialang tersebut  juga  tidak  diperbolehkan Islam  apabila  saham  tersebut  belum  ia miliki  sebagaimana  yang  banyak  terjadi dalam pasar  sekunder.  Jual  beli  saham sebelum   adanya   kepemilikkan   tersebut pada   dasarnya   dilakukan   atas   dasar spekulasi  untuk  mencari  keutungan  dari perbedaan  harga  dalam  transaksi  jangka pendek. Mereka hanya mencari capital gain dari transaksi  saham  yang  mereka  lakukan sehingga  transaksi  yang  mereka  lakukan tersebut  tidak  mencerminkan  kehidupan ekonomi  sektor  riil.Hal  ini  merupakan bentuk  gambling  (maysir,  qimar)  yang dilarang  dalam  Islam.  Belum  lagi  dengan adanya  saham  preferen  yang  memberikan sejumlah  keistimewaan  pada  pemegangnya dalam  bentuk  keuntungan  tetap  yang pada hakekatnya  tidak  ada  bedanya  dengan bunga. Ini  sama  halnya  dengan  obligasi yang  dilarang  dalam  Islam  karena  adanya imbalan yang bersifat tetap berupa bunga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI