Mohon tunggu...
Aghniya KumalasyaLicha
Aghniya KumalasyaLicha Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Komunikasi dI UPN “Veteran”Jakarta

Seorang mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti beragam kegiatan sosial. #PemudaParlemenIndonesia #RumahDisabilitasJakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perlunya Penerapan "Zero Stray Pawject" pada Kucing yang Overpopulated di DKI Jakarta

11 Desember 2023   22:54 Diperbarui: 12 Desember 2023   15:33 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Meskipun sterilisasi merupakan bentuk dari solusi yang biasa dilakukan untuk penanganan populasi kucing liar yang berlebih, hasil yang diharapkan dari sterilisasi ini masih kurang maksimal. Hal ini dikarenakan sterilisasi lebih banyak ditujukan kepada hewan yang sudah memiliki majikan, sedangkan populasi yang berlebihan adalah kucing liar yang belum dan tidak diadopsi oleh siapapun. Jadi, sterilisasi dinilai kurang efektif apabila mengharuskan semua kucing liar yang ada di DKI Jakarta ini untuk disterilisasi, dilihat dari jumlah kucing liar yang membludak tersebar di seluruh daerah. Oleh sebab itu, ada solusi lain yang dapat dilakukan kita selaku masyarakat adalah pembangunan shelter. Masyarakat yang tersadarkan pentingnya membangun komunitas hewan-hewan liar yang terlantar di jalanan merupakan faktor penting dalam membantu penurunan populasi. 

Salah satu tempat penampungan terkenal di Indonesia khususnya di daerah Jakarta adalah “Pejaten Shelter” . Pendirinya ialah dr. Susana Somali Sp.PK, beliau seorang dokter spesialis patologi klinik yang telah mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan hewan terlantar selama 11 tahun terakhir. Ia mendirikan Pejaten Shelter pada bulan Agustus 2009, awalnya hanya menampung beberapa anjing untuk menghemat biaya pengobatan. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak hewan yang membutuhkan pertolongan, sehingga Pejaten Shelter kini memiliki hewan dengan hampir 1.500+ anjing, 250 kucing, dan 52 monyet, yang bisa dikatakan sebagai surga bagi manusia. (Muri, 2023).  Pembangunan Shelter yang sangat berkembang ini bisa dijadikan sebuah inspirasi bagi masyarakat DKI Jakarta yang ingin membantu hewan liar terurus dan akhirnya teradopsi oleh majikan yang bertanggung jawab. 

Banyaknya hewan liar yang harus diurus dan diakomodasi, pekerja shelter mesti memiliki mental yang kuat. Pekerja-pekerja ini memiliki tanggung jawab untuk mengurusi hewan hewan yang ditampung. Jumlah hewan yang banyak dalam tempat penampungan dapat menjadi suatu masalah apabila tidak diatur dengan baik. Maka dari itu, kesehatan mental dari orang orang yang setiap harinya bekerja untuk hewan hewan liar ini menjadi prioritas untuk mewujudkan penurunan populasi hewan liar yang berlebih. Jika dilihat dari berbagai aspek dalam pembangunan shelter sebagai sebuah solusi, perlu dilakukan pembenahan dalam menstabilisasi kesehatan mental para pekerja shelter. 

Orang-orang pasti berpendapat bahwa membangun shelter merupakan sebuah solusi terbaik dalam menekan angka populasi hewan liar. Namun, tidak akan ada shelter yang cukup besar untuk menampung dan mengakomodasi seluruh hewan liar yang ada. Bahkan, tidak akan ada jumlah keluarga yang cukup di dunia ini untuk mengadopsi semua hewan tersebut. Meskipun kita memiliki tongkat ajaib untuk menghilangkan hewan liar dari jalanan, akan ada hewan peliharaan yang dibuang dan mereka menjadi hewan liar. Siklus ini tidak akan berhenti apabila tidak diselesaikan dari akar permasalahannya yakni, pembuangan hewan serta kelebihan populasi yang diatasi. 

Sementara itu, program yang dilaksanakan oleh komunitas Zero Stray Pawject sudah terbukti sukses menekan angka populasi di kampung halamannya, Aegina, Greece. Sebanyak 1.550 anjing tidak akan menjadi liar di daerah mereka dengan menerapkan program microchip yang mereka lakukan. Berbagai macam program yang dilakukan demi mewujudkan visi mereka dalam kesejahteraan hewan. Inilah yang dinamakan penyelesaian masalah dari akar-akarnya. Inovasi yang diberikan dari komunitas ini dapat dilaksanakan oleh masyarakat DKI Jakarta jika memang mereka memiliki mindset yang kuat demi animal welfare yang kurang diperhatikan. 

Kesimpulan

Populasi kucing liar yang berlebih dapat menimbulkan banyak masalah, mulai dari penyebaran penyakit atau virus di kalangan hewan hewan yang terlantar di jalanan, rantai makanan yang berantakan yang menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem, kematian hewan-hewan akibat tidak mendapatkan sumber makanan untuk hidup, hewan yang disiksa secara kejam oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab dan masih banyak lagi. Kesejahteraan hewan perlu lebih diperhatikan lagi oleh semua orang, terutama di perkotaan yang dipenuhi oleh kesibukan manusia untuk mencari nafkah di tengah besarnya ibukota. Banyak sekali hewan yang ditinggal atau ditelantarkan ke jalanan dikarenakan mereka tidak memiliki waktu untuk mengurus dan menghidupinya sehingga hewan tersebut terlantar dengan kondisi yang tidak sehat dan kelaparan. Tindakan ini dinilai kurang etis karena mereka lebih memilih untuk membuang hewan peliharaannya, padahal ada cara lain apabila mereka memang tidak memiliki waktu untuk mengurusnya. Ialah memasukan hewan ke shelter terdekat. Shelter dibangun pasti ada fungsinya, adalah untuk saat seperti ini. Lebih baik kita memasukan hewan-hewan tersebut ke shelter daripada dibuang dan dilatarkan secara sengaja di jalanan. Setidaknya, jika kita memasukan hewan di shelter, mereka masih diberi makan, diakomodasikan dan diurus dengan baik sehingga hewan dapat terpenuhi kesejahteraannya dan mendapatkan hak-hak hewan. 

Dilihat dari permasalahan yang terjadi belakangan ini, anjing dan kucing yang dipelihara umumnya tidak dikebiri atau disterilisasi. Dengan demikian, apabila mereka berkeliaran dapat menghasilkan populasi anjing dan kucing yang berlebihan. Beberapa pemilik yang tidak bertanggung jawab menelantarkan anjing dan kucing mereka di jalan. Anjing dan kucing yang ditelantarkan biasanya tidak dikebiri/dimandulkan sehingga memiliki efek multiplikasi pada populasi hewan liar. Namun, sterilisasi bukan hanya menjadi kunci utama atau upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah populasi yang berlebih ini. Jika kita melihat negara lain, yaitu Greece, kita dapat mencontoh apa yang mereka lakukan untuk menekan populasi yang berlebih di negara mereka. Ialah dengan menrapkan program Zero Stray Pawject. Apa saja yang mereka lakukan?

  1. Mempromosikan penerapan microchip 

Hewan peliharaan yang dipelihara dapat diidentifikasi jika hilang atau ditinggalkan. Mereka menyediakan alat bagi pemerintah kota untuk menjadi sukses dan dalam konteks ini menyiapkan pendaftaran hewan peliharaan yang lebih baik. mereka mengedukasi pemerintah daerah untuk menerapkan cara-cara inovatif agar pemilik hewan peliharaan memasang microchip pada hewan peliharaannya, antara lain dengan mengizinkan microchip berbiaya rendah dan registrasi, serta insentif lain untuk mendorong perubahan perilaku.

Dalam penerapan microchip ini di negara Indonesia dibutuhkan alat-alat yang canggih, jika dilihat dari perkembangan teknologi yang ada di Indonesia, masih kurang memungkinkan untuk direalisasikan sekarang. Namun, seiring berkembangnya negara ini, saya yakin Indonesia mampu untuk membuat alat microchip untuk mengatasi masalah di negara itu sendiri. 

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun