Mohon tunggu...
Aghniya KumalasyaLicha
Aghniya KumalasyaLicha Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Komunikasi dI UPN “Veteran”Jakarta

Seorang mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti beragam kegiatan sosial. #PemudaParlemenIndonesia #RumahDisabilitasJakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perlunya Penerapan "Zero Stray Pawject" pada Kucing yang Overpopulated di DKI Jakarta

11 Desember 2023   22:54 Diperbarui: 12 Desember 2023   15:33 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Apa yang menjadi urgensi kita?

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (LPT) Pusat pelayanan Hewan dan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, jumlah kucing di Jakarta akhir tahun ini kurang lebih dari 700.000 ekor, angka tersebut telah terhitung over-populated.  Kucing liar menjadi salah satu kucing yang menyebabkan terjadinya populasi yang berlebihan. populasi kucing liar yang tidak terawat dalam jumlah masif dikhawatirkan menjadi ancaman bagi lingkungan. Banyak kucing-kucing di luar sana yang terkapar di jalanan, tak terurus, hingga berpenyakitan. Masalah kian kompleks ketika populasi kucing-kucing liar tersebut melonjak berlebihan. Ancaman lingkungan lainnya lalu datang dari probabilitas penularan penyakit zoonosis yang dibawa kucing liar kepada manusia. Adapun penyakit tersebut yaitu, toksoplasmosis hingga rabies. (Humaidah, 2023). 

Faktor lain yang menyebabkan angka populasi hewan liar semakin tinggi merupakan dampak dari pandemi virus SARS-Cov2 (Covid-19) yang tidak hanya merugikan kesehatan, bahkan ikut mempengaruhi perekonomian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sektor kesehatan hewan, satwa liar, dan perikanan merupakan sektor yang mendapatkan imbas dari pandemi tersebut. Selama pandemi Covid-19, angka hewan terlantar semakin bertambah.  Hal ini menyebabkan kucing liar yang terlantar selama pandemi menjadi lebih banyak sehingga shelter di Indonesia semakin banyak tanggung jawabnya. Jumlah yang semakin banyak ini disebabkan oleh pemilik yang meninggal dunia, kesulitan finansial dalam memenuhi kebutuhan si hewan dan juga adanya protes warga terhadap keberadaan hewan liar di sekitarnya.  

Salah satu cara untuk menghindari penyakit yang dapat menjangkiti kucing baik itu peliharaan maupun liar, yaitu dengan mengadakan sterilisasi. Kebiri (sterilisasi) adalah tindakan bedah dan atau menggunakan bahan kimia yang bertujuan untuk menghilangkan fungsi testis pada jantan atau fungsi ovarium pada betina. Pengebirian ini bisa dilakukan baik pada manusia ataupun hewan. (Trubus Swadaya, 2007). Salah satu cara terbaik untuk menghentikan populasi kucing lokal adalah dengan melakukan sterilisasi ini. Namun, hanya dokter hewan yang bekerja di klinik hewan atau rumah sakit yang memiliki fasilitas yang memenuhi standar operasi yang dapat melakukan semua tindakan tersebut. Untuk membuat upaya menekan ledakan populasi lebih efisien, mobilitas yang kurang menjadi masalah. Sterilisasi hewan dapat didefinisikan secara medis sebagai prosedur pengambilan organ reproduksi hewan jantan atau betina (kastrasi). (ovariohysterectomy) (Katherine dan Linda, 2013). Proses dari adanya sterilisasi ini pasti ada maksud dan tujuannya.

Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari adanya sterilisasi ini. Bahkan, muncul pro dan kontra di kalangan pecinta kucing. Dilihat dari sisi pro, ada beberapa manfaat atau dampak dari sterilisasi ini yaitu:

  1. Menjadikan hewan menjadi lebih sehat serta mencegah penyebaran penyakit

  2. Stress pada hewan menjadi berkurang, kucing akan merasa stress apabila tidak segera dikawinkan apabila belum melakukan sterilisasi pada saat musim kawin

  3. Mengurangi resiko spraying (membuang air kecil sembarangan) sebagai bentuk dari penandaan teritorial wilayah mereka

  4. Kucing berubah tingkah laku menjadi lebih tenang, hal ini dikarenakan setelah dilakukan sterilisasi, mereka jadi tidak lagi memiliki nafsu untuk berkembang biak sehingga menjadi lebih pendiam.

Namun, dari manfaat yang dapat diberikan oleh sterilisasi kepada kucing ini tidak dipungkiri lagi bahwa ada banyak masyarakat yang tidak setuju dengan sterilisasi, yang menyebabkan banyak pro dan kontra dalam masyarakat. Banyak masyarakat menganggap sterilisasi hewan sebagai sesuatu yang negatif. Menurut mereka, sterilisasi pada hewan dapat menghilangkan kesejahteraan alami yang mereka miliki yakni hak hewan untuk bereproduksi. Selain itu, ada juga rasa kasihan kepada hewan karena dihilangkan nafsu untuk bereproduksi. Bahkan, banyak masyarakat mengklaim bahwa mereka terkendala biaya yang mahal untuk mensterilkan hewan. Namun, pada saat ini, hal ini tidak lagi dapat dijadikan sebuah alasan karena banyak komunitas dan klinik telah mengadakan sterilisasi dengan harga terjangkau, bahkan banyak yang melakukannya tanpa biaya sama sekali. Ada beberapa klinik atau komunitas kucing yang menyelenggarakan sterilisasi gratis dengan syarat tertentu.

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta menggelar vaksinasi rabies pada kucing dan anjing serta sterilisasi kucing dengan menukarkan botol plastik bekas guna mewujudkan kota Jakarta ramah hewan dan ramah lingkungan yang diselenggarakan di Gor Cempaka Putih, Jakarta 2022. Hal ini merupakan sebuah solusi yang dapat kita lakukan apabila kita berkeinginan untuk mensterilisasi hewan tetapi terkendala dengan biaya. Selain membantu untuk mengurangi kelebihan populasi kucing yang ada, kita juga terhitung berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dari sampah-sampah botol di Kota Jakarta yang dikenal sekali dengan limbah plastiknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun