Mohon tunggu...
Ageng Rikhmawan
Ageng Rikhmawan Mohon Tunggu... lainnya -

"Karena Teknologi yang berfilosofi dan berseni adalah Tempe Indonesia."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Korea yang Kupaksakan Cinta

7 Januari 2012   22:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:11 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1325974676593490468

Dalam waktu dekat akan ada seseorang yang mengisi hatiku. Hal ini telah lama termimpikan. Di tengah kesendirian lumayan lama. Akhirnya menemukan juga, siapa nanti yang harus kuperjuangkan rasa dan perasaanku padanya. Seorang lelaki, seperti biasa, jika menggenal perempuan yang ia suka. Pasti akan mencari tahu latarbelakangnya. Hal ia suka dan hal menarik lainnya. Agar terlihat ada "cadangan" pertanyaan jika bertemu.

Selanjutnya kutemukan bahwa ia adalah seseorang yang suka hal, berbau Korea. Korea Selatanlah! Mana mungkin wanita jaman sekarang suka pada potongan Rambut Kim Jong Un? Walau ia menjadi super-seleb di Negaranya. Apalagi di Indonesia. Latah bukan jadi bahan ledekan terbaru tentang Lifestyle. Tapi apalah itu... Gadis yang kusuka sekarang ini tergila-gila pada Korea. Pada Girl-Band. Pada Super Junior. Pada Kim Bun. Hahaha... Aku mulai menghafal tokoh-tokohnya sekarang.

Tiba-tiba, aku suka melihat sinetron korea di Televisi nasional. Judulnya mana tahu? Tetapi bercerita aku tahu. Tentang seorang wanita muda cantik dari keluarga kaya yang sebentar lagi akan menikahi tunangannya. Sayangnya sebelum mereguk kebahagiaan, Si tokoh mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya koma dan menghantarnya ke pintu gerbang kematian. Namun roh tokoh ini bertemu dengan seorang sosok malaikat, yang mengatakan belum waktunya ia mati. Si tokoh diberi kesempatan oleh malaikat agar bisa sadar dari komanya dan hidup kembali.

Syaratnya, ia harus memenuhi misinya yaitu mengumpulkan air mata dari tiga orang selain keluarganya yang benar-benar menyayanginya dengan tulus dalam waktu 49 hari. Begitu ingin bersama lagi dengan tunangannya, maka si tokoh mengambil alih tubuh seorang wanita karyawan paruh waktu di sebuah toko. Hidup si tokoh di jasad barunya begitu kacau lantaran begitu berduka setelah kehilangan kekasihnya dalam kecelakaan sehingga sering ingin bunuh diri.

Sambil manggut-manggut, aku mulai mengerti jalan ceritanya. Kuminum lagi soft-drink yang membuatku fana akan dunia. Ah... Indahnya molekul cinta. Mencoba mengganti chanel televisi untuk menuju chanel berita. "Kembali lagi di dunia nyata" kataku. Namun di remote baruku, aku menemukan tombol bertulisan "Make a Real". Coba saja ku memencet tombol itu.

Tiba-tiba gadis pemeran utama sinetron Korea itu menjadi nyata. Keluar dari televisi.

" Wwaaaaaaaaaa!!" aku berteriak sekencangnya.

" Naega wae yeogiissneun geojyo?" gadis Korea itu kaget. Melihatku melotot.

" Ngapain kamu disini? Ngapain?" tanyaku, berteriak keras.

" Wae goham ibnikka?" lanjut pelotot gadis itu.

Ku ambil remote, mataku langsung menemukan tombol "Alih Bahasa". Tekan saja!

" Hey kenapa aku disini? Kau malah teriak saja!"

" Aku tadi nggak sengaja tekan tombol mek ariel, terus kamu tiba-tiba jadi nyata. Terus kamu disini!"

" Dimana aku?"

" Kau nyata ya?" sambil kuamati dari dekat. Kemudian kucium rambutnya.

" Hey di mana aku?" mengambil rambutnya yang kucium. Di tonyor kepalaku.

" Kau di Indonesia!" Jelasku.

" Hah Indonesia? Mana itu?" melihat berputar-putar sekeliling kamar.

" E... Emm... Indonesia itu... Owh aku tahu, Tempat ini 100Km dari Bali!"

" Oh Bali... Aku tahu itu."

" Kau benar-benar nyata! Wajahmu mirip Sora Aoi. Tapi kamu orang Korea kan?" masih gagap.

" Siapa Sora Aoi?"

" Oh itu artis Jepang. Silahkan duduk, di sini." Merapikan tempat duduk. Kaleng-kaleng soft-drink tadi kutendang melayang entah menatap apa.

" Kenapa kau memanggilku?"

" Aku tak tahu kalau di Remote TVku yang baru, ada tombol mek ariel. Kenalkan namaku Sudiro. Aku orang Bali Semarang".

" Kau sudah tahulah namaku. Tak perlu aku menyebutkan. Lagian kamu sudah berkali-kali nonton sinetronku kan?" bertanya dengan cantik.

" Oh oke... Aku sudah tahu... Namamu, hey kamu mau kuajak jalan-jalan keliling Bali Semarang?" tanyaku pada gadis Korea. Perutku lama mengernyit. Lapar, aku ingin makan. Dan tak mungkin meninggalkan dia di Kostku sendirian. Bahaya!

" Kau mengajakku jalan-jalan di Bali? Oke, aku ikut."

" Ayo!" tangganku menggandengnya. Kusuruh ia memakai Helm cadangan. Kuantar kedepan. Motor bututku sudah berada di sana. Hei motor butut, mimpi apa kamu semalam? Ada gadis Korea yang mau bonceng kamu. Hehehe.

Motorku stater, asap knalpot kembali membahana. Malahan motor butut semakin grogi, akhirnya ia mengeluarkan asap yang begitu banyaknya. Seperti penyemprotan Demam Berdarah. Agar gadis Korea tak pingsan segera kusuruh membonceng. Secepatnya melaju di jalanan Kota Semarang.

" Motor Samsungku ini lama nggak ku servis non. Jadinya begini... Hehehe... " mulai aku bercakap di perjalanan.

" Mana ada Samsung ngeluarin motor? Aneh kamu... " ia pintar juga. Berarti hidupnya tidak cuma baca naskah saja.

" Itu Tugu Muda non. Tugu untuk memperingati dahulu orang-orang Bali Semarang disini, melawan penjajah Belanda."

" Oh... Sekarang ada yang masih njajah nggak?"

" Ada. Salah satunya Life-Style Korea... Hahahah..." aku langsung tancap gas. Di pukulnya kepalaku berulang-ulang.

---------------------------------- ngik-nguk------------------------------------

Sampailah kami di Penyetan Semarangan. Ia kusuruh melap mukanya dengan tisu. Lama sekali, ia bengong dan melihat sekitar. Tapi memang benar, membawa gadis secantik ini di kota besar adalah hal riskan. Karena mata lelaki-lelaki di sekitar Penyetan Semarangan ini melotot melihat Sora Aoiku.

" Ayo non kita masuk saja!"

" Ini tempat apa?"

" Ini adalah tempat makan lesehan. Tidak ada kursi. Nama makanannya Tempe Penyet, Tahu Penyet dan lain-lain. Ku yakin di Korea tidak ada Tempe. Makanya ku pesankan makanan kita Tempe Penyet aja ya? Gimana?" tanyaku sambil melirik isi dompet. Maklum. Ngepress.

" Okelah terserah."

" Oh, kalau terserah. Menikahlah denganku malam ini. Gimana?"

" Ye... Dasar! Mana level kau? Ngaca-ngaca!"

" Hahaha... di Korea juga ada ngaca-ngaca juga ya? Bagaimana kabar Korea saat ini, Non?"

" Seperti itulah. Sepeninggal Kim Jong Il, semua menjadi tak menentu dengan kehidupan kami. Cenderung was-was."

" Kim Bun sudah ikut wajib militer belum?"

" Manakutahu? Yang kutahu Rain sudah ikut Wamil. Memang semua pemuda di Korea Selatan harus ikut wajib militer, tak peduli dengan siapa orangnya. Mau artis kek, anak pejabat kek... Harus Wamil. Dan setelah artis ikut wamil biasanya reputasinya akan merosot. Karena tidak tampil dalam waktu lama. Diganti artis pendatang baru..."

" Hah... The Rain sampai sana? The Rain ngeband sampai sana?"

" Hah? heh... mari berbicara yang aku ketahui saja!"

" Oke, aku mau curhat nih. Aku lagi suka pada seseorang yang tergila-gila pada hal berbau korea. Ada saran?"

" Sampai separah apa dia? Penampilannya sudah sama seperti kami? Atau dia sudah seharian mengunci kamar cuma buat nonton semua sinetron kami? "

" Penampilannya masih biasa sih non. Aku suka dia, karena ia masih seperti Indones... eh seperti Bali Semarang. Coklat, sawo matang. Rambutnya juga masih hitam. Cuma ia senang dengan Korea. Filmnya, Super-Juniornya..."

" Kalau itu standart. Katakan rasa sukamu saja! Nggak perlu repot-repot."

Makanan Tempe Penyet sudah datang. Segera di hidangkan oleh pramusaji. Matanya pramusaji juga mau kucungkil. hehehe... karena melototi Sora Aioku.

" Ehem..." aku batuk level siaga waspada.

" Silahkan makan. Selamat makan. Lho mana sumpitnya?"

" Makan penyet nggak pake sumpit non, pake tangan kosong. Nah cuci dulu pake kobokan jus jeruk ini. Lihat caraku... Nah seperti ini..."

" Owh... Oke-oke..."

------------------------------ ngik-nguk----------------------------------

Sebenarnya makan satu porsi tempe penyet buatku sangat kurang mengenyangkan. Harusnya aku makan dua porsi. Tapi apalah daya, ada tamu jadi harus berbagi dengannya. Setelah semuanya selesai, aku tanya ia.

" Kita jalan-jalan lagi?"

" Ayo!!" sangat semangat ia rupanya.

Kukasih tukang parkir uang 500 dan ia mengomel. Karena tak mau menerima, katanya parkir disini motor seribu rupiah. Tapi di dompet tinggal 500 perak. Kutinggal tukang parkir dengan omelan bahasa jawanya. Melonggolah gadis Korea itu.

" Tenang, dia berterimakasih banyak pada kita"

" Owh... gitu ya" heran.

Ku pancal motor butut, asap masih menggema. Kutinggal Penyetan Semarangan.

Diperjalanan ia bertanya, " kenapa rumah-rumah disana kok nggak ada lampunya? gelap?"

" Oh itu non. Itu namanya tenggang rasa. Kami masyarakat Bali Semarang suka bantu membantu terhadap kekurangan listrik diwilayah lain. Jadinya kami rela listrik kami dimatikan. Bergilir maksudnya, agar wilayah lain bisa menikmati listrik, Non".

" Bagus sekali. Tenggang rasa ya namanya?"

" Iya! Masyarakat Bali suka sekali dengan tenggang rasa"

" Eh perutku sakit. Kita pulang saja yuk," ajak gadis Korea itu.

------------------------------ ngik-nguk----------------------------------

Motor macet pas di halaman rumah kost. Jadi ku dorong dengan alasan, agar suara motorku tak menganggu tetangga. Ia bisa terima.

" Ini juga tenggang rasa ya?"

" Ya benar sekali, Non"

Sekejap kemudian ia meminta ke kamar mandi. Tapi cuma sebentar, ia kembali lagi.

" Aku tak suka lagi dengan orang Bali Semarang!" jawabnya ketus.

" Kenapa non? Tempe penyetnya gak enak? Tugu Mudanya kurang tinggi? Atau apa?"

" Karena mereka cuma punya WC jongkok. Mana kubisa aku memakai itu. Cepat aku kembalikan saja ke sinetronku!" jawabnya merengek.

" Oke-oke. Bagaimana mengembalikanmu?"

" Tekan lagi aja Make A Realnya. Di Remotemu itu!"

" Oke. Non, terakhir pertanyaanku. Apa aku harus katakan suka padanya?"

" Kebanyakan fans kami adalah orang-orang menyebalkan! Katakan cintamu sekarang! Jangan tunggu lama-lama! Ayo cepat tekan, perutku sudah tak kuat lagi"

" Oke" aku tekan tombol itu lagi.

Lenyaplah ia dan masuk kembali ke dalam sinetron di TV. Kulihat ia meninggalkan lawan mainnya, katanya perutnya sakit. Tunggu ia dahulu dari kamar mandi. Sekarang aku dan lawan mainnya di sinetro yang melonggo. Aku tak percaya hal ini bisa terjadi. Kuraih segenggam Soft-drink dari lemari es. Kuminum biar tenang kembali.

Benar kata gadis Korea itu aku harus mengungkapkan cinta sekarang. Lalu aku telpon dia.

" Hallo..."

" Hai... Aku suka kamu dan kamu sangat menyebalkan!"

Kulihat gadis Korea itu sudah berbisik dengan lawan mainnya. Tak lama mereka berdua menertawaiku.

Kudus 8 Januari 2012. 05 :14

Gambar dari Google.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun