PERILAKU BERAGAMA PEMULUNG:
(Studi Kasus Komunitas Pemulung Di Desa Meli Kecamatan Baebutan Kabupaten Luwu Utara)
Muhammad Agam Firmansyah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia
agamfirmansyah1801@gmail.com
ABSTRACT
Religion is a belief system that contains instructions for its adherents to achieve safety in life in this world and the afterlife. According to Radcliffe Brown, quoted by Betty, every nation has a belief system (religion) with its own form. Humans who are devout and civilized towards their God are different from the ways of life of animals or other supernatural creatures. Religion is a belief system and is a driving force and controller for human actions as followers of religion, in accordance with the values and teachings of the religion adhered to. Humans are basically religious creatures. Humans believe in supernatural things. It is a natural instinct that all humans have. Humans believe that through religion, humans can connect with God. Human belief in religion can be considered a standard for the future. This can be seen from the way a person acts in everyday life in carrying out religious obligations in accordance with the religion he adheres to. One of the characteristics of religion is the total submission to God by its adherents.
ABSTRAK
Agama didefinisikan sebagai suatu sistem kepercayaan yang memberikan pedoman bagi mereka yang menganutnya untuk mencapai keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Radcliffe Brown, yang dikutip Betty, setiap negara memiliki sistem kepercayaan (agama) yang unik. Tidak seperti hewan atau makhluk gaib lainnya, orang yang bertakwa dan tunduk kepada Tuhannya hidup dengan cara yang berbeda. agama sebagai sistem keyakinan yang mendorong dan mengontrol tindakan orang yang menganutnya. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang beragama. Orang orang percaya pada hal-hal gaib. Itu adalah naluri alami yang dimiliki semua manusia. Manusia percaya bahwa melalui agama, manusia dapat terhubung dengan Tuhan. Kepercayaan manusia terhadap agama bisa dianggap sebagai standar masa depan. Hal ini dapat dilihat dari cara seseorang bertindak dalam kehidupan sehari-hari dalam menjalankan kewajiban agama sesuai dengan agama yang dianutnya. Salah satu ciri agama adalah adanya ketundukan total terhadap Tuhan yang dilakukan oleh pemeluknya.
PENDAHULUANÂ
Agama ada dalam diri setiap manusia dan merupakan kebutuhan dasar manusia. Begitu pula dengan pemulung yang memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan mengumpulkan barang-barang lama (sampah). Memahami kehidupan masyarakat di Desa Meli memerlukan pemahaman terhadap perilaku keagamaan para pemulung. Ada aspek lain dari praktik keagamaan para pemulung di Desa Meli yang perlu diteliti lebih lanjut, antara lain: Religius, Terdapat beragam aktivitas keagamaan dan kepercayaan di kalangan pemulung di desa Meli. Hal ini termasuk memikirkan tentang agama dan kepercayaan serta melakukan ibadah yang nyata. Berpengalaman: Dibandingkan dengan warga desa lainnya, pemulung di Desa Meli mempunyai pengalaman yang berbeda. Hal ini mencakup penjelasan langsung tentang adat istiadat, perilaku, dan cara hidup setempat. Di Desa Meli, pemulung menjalankan berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup posisi di berbagai industri, termasuk perusahaan, pendidikan, agama, dan budaya. (Agus, 2021)
Berkembang: Praktik keagamaan pemulung di Desa Meli dipengaruhi oleh berbagai sebab, antara lain kemajuan teknologi, perubahan kondisi ekonomi, dan pergeseran budaya. Ini memerlukan kekonstanan. Komunitas pemulung merupakan anggota yang sangat taat beragama dan memiliki pengalaman tersendiri dibandingkan masyarakat umum. Para pemulung biasanya mengambil berbagai barang rusak dari jalanan, ruang sampah, taman umum, tempat jualan dan tempat lainnya. Beberapa rongsokan lama yang digabungkan para pengepul sampah berawal dari tempat pembuangan sampah. Bagi mereka, Perilaku pemulung sehari-hari dapat dipengaruhi oleh agama, baik secara langsung maupun tidak langsung. Setidaknya kajian ini memungkinkan kita mengetahui seperti apa agama berdasarkan pemahaman mereka terhadap agama dan cara mereka menginternalisasikan prinsip-prinsip agama. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti di Desa Meri menemukan bahwa para pengambil sampah yang sedang mengambil rongsokan di TPA. Peneliti menemukan seorang pencari rongsokan yang sedang salat di tempat kerja. Selain itu agama mengandung banyak unsur, baik elemen mendasar agama yang membantu dalam menempuh jalan penghidupan, maupun bidang ibadah yang dapat mempengaruhi individu itu sendiri dan orang lain, oleh karena itu salah satu elemen terpenting dalam kehidupan manusia ialah agama. Agama dapat membentuk perilaku masyarakat dan, melalui tindakan masing-masing pemeluk agama. (Betty R Schraf, 2021)
Perlu dilakukan investigasi lebih lanjut terhadap beberapa aspek lain dari aktivitas keagamaan para pencari sampah di Desa Meli, seperti: Agama para pemulung di Desa Meli menganut agama yang beragam dan menganut kepercayaan yang berbeda-beda. Ini mencakup merenungkan agama dan kepercayaan serta berpartisipasi dalam ibadah. Berpengalaman: Pemulung Desa Meli mempunyai pengalaman berbeda dengan penduduk desa lainnya. Hal ini mencakup laporan langsung mengenai perilaku, adat istiadat, dan gaya hidup setempat Pemulung di Desa Meli menjalani kehidupan sehari-harinya dengan melakukan berbagai macam tugas. Pekerjaan di berbagai sektor, seperti perusahaan, pendidikan, agama, dan budaya, termasuk dalam hal ini. Berkembang: Sejumlah faktor seperti kemajuan teknologi, modifikasi perekonomian lokal, dan transformasi budaya berdampak pada adat istiadat keagamaan para pemulung di Desa Meli. Hal ini memerlukan konsistensi.(Roland Robertson, 2020)
METODEÂ
Jenis Penelitian
Penelitian kasus pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang sesuatu. Oleh karena ituTeknik ini digunakan peneliti untuk mengungkap bagaimana para pemulung menjalankan agama dan ibadah mereka, sebagai anggota masyarakat beragama di Desa Meli. Mereka melakukan ini dengan memahami dan meneliti perspektif dan peristiwa dari subjek penelitian. Metode ini dipilih karena tema penelitian yaitu perilaku beragama pemulung yang bersifat individual.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa observasi. Demi memahami sepenuhnya objek yang penelitian, diperlukan peninjauan kelima panca indera orang termasuk pendengaran dan pandangan. Untuk menjawab tantangan penelitian, peneliti kemudian mendokumentasikan dan memeriksa temuan observasi tersebut. Mengamati dan memahami perilaku objek adalah tujuan pengamatan. atau hanya sebagai cara untuk memenuhi keinginan untuk mengetahui berapa banyak kejadian yang terjadi. Jenis observasi partisipan adalah jenis observasi yang dilakukan peneliti; ada empat jenis observasi dalam pengumpulan data. Dalam hal ini pemulung dibantu oleh peneliti sebagai sumber data penelitian. Langkah ini dilakukan agar para peneliti dapat melakukan penyelidikan lapangan yang lebih menyeluruh terhadap perilaku pemulung.
HASILÂ
Salah satu pemukiman Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara adalah Desa Meli. Pada tahun 1999, desa ini didirikan. Desa Radda dipecah menjadi dua bagian menjadi desa Meli. Kota ini berukuran 55,33 Km2 dan terletak di wilayah Meli. 400 hektar lahan yang belum tergarap atau masih kosong 10 km memisahkan Desa Meli dari kecamatan dan kabupaten. Terdapat empat dusun di Desa Meli: Dusun Manangi, Pebata, Kamiri, dan Sandana. Penyekat lingkungan Meli adalah sebagai berikut: Desa Lero di utara, Desa Radda di selatan, Desa Sassa di barat, dan Desa Kamiri di timur. (Kaelany, 2020)
Penduduk Desa Meli bergantung pada 29 orang Pegawai Negeri Sipil, 25 orang petani (menanam padi, jagung, dan kelapa sawit), 20 orang tukang kayu, dan 8 orang pemulung untuk menunjang kebutuhan sehari-hari mereka. Perihal Keimanan mayoritas orang di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, dan Kabupaten Luwu beragama Islam. Karena masyarakat Desa Meli berada pada tahap perlu memahami prinsip-prinsip agama, maka masyarakat masih perlu memahaminya. Pemahamannya terhadap agama masih belum sempurna. Namun, dalam hal ini, hal tersebut terkait erat dengan elemen berpengaruh lainnya. Misalnya, mayoritas penduduknya adalah lanjut usia (lansia) dengan pendidikan formal (SD) rendah atau tidak sama sekali.
PEMBAHASANÂ
Pemulung di Desa Meli memandang agama sebagai keyakinan pribadi yang tentu saja mempunyai makna atau definisi tertentu yang terdapat dalam kitab suci itu sendiri. Mereka juga percaya bahwa agama sebagai suatu struktur keimanan dan arti yang timbul dan diwujudkan dalam perbuatan kemasyarakatan melalui perilaku yang tanggap pada keadaan ketika dihadapi pemeluknya. Dilihat dari interaksi simbolik, agama merupakan bentuk tindakan yang wajib dilakukan oleh seluruh pemeluknya. Pemulung memandang agama sebagai pedoman hidup yang memuat sila-sila yang harus ditaati. Pemahaman pemulung sebagian besar terkonsentrasi pada menunaikan shalat wajib sebagai seorang muslim dan adat istiadat yang diajarkan oleh orang-orang terdekatnya sejak dini. Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh George Galloway, yang menyatakan bahwa agama adalah keyakinan komunal ketangguhan besar untuk seorang manusia keselamatan dunia dan akhirat adalah tujuan utama agama.(Haryanto, 2015)
Perilaku Keberagaman Pencari sampah di Desa Meli termasuk pengerjaan shalat, yang menandakan cara untuk menerapkan kepandaian agama dalam perbuatan. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemulung adalah melalui ritual ibadah. Tujuan seseorang dalam mendefinisikan agama selalu memengaruhi pemahaman mereka tentang agama. Sejauh mana pandangan seseorang tertanam dalam jiwanya menentukan seberapa religiusnya dia. Agama memiliki hukum yang berbentuk arahan, imperatif, atau amanat, serta larangan. Aturan ini berupaya untuk mewujudkan keseimbangan, keselarasan, dan ketertiban sesama orang dengan Tuhannya, serta hubungan manusia dan alam. Tujuan seseorang dalam mendefinisikan agama selalu memengaruhi pemahaman mereka tentang agama. Dalam agama, ada aturan yang berupa petunjuk, keharusan, atau perintah, serta larangan
Pelaksanaan ibadah disesuaikan dengan pekerjaan pemulung. Meskipun demikian, mereka tidak selalu menunaikan ibadah wajibnya, seperti salat, sehingga tidak ada kesempurnaan mereka juga terkadang lalai menjalankan ibadah wajibnya. Peneliti menunjukkan dalam observasi bahwa pemulung tetap bekerja sampai waktu salat. Pada hari berikutnya, Satu orang tetap di tempat itu dan bersuci hingga bersih dan melaksanakan shalat di tempat kerja, sedangkan pemulung yang lain akan berangkat sebelum waktu shalat.(Wirawan, 2015)
Hal itu pun dibenarkan oleh Pengawas TPA Meli. Para sosiolog mengklaim bahwa agama adalah komponen sistem kemasyarakatan yang dimiliki seseorang sehubungan dengan keyakinannya pada kekuatan tertentu dan keinginan untuk melindungi orang lain dan dirinya sendiri. Agama dapat memainkan peran penting dalam budaya dan sistem nilai yang terkait dengannya dalam bentuk sistem kepercayaan. Dalam situasi ini, agama dapat menunjang, mengangkat, dan mengatur perilaku masyarakat agar sejalan dengan ajaran agama dan cita-cita budaya. Penilaian seseorang, terutama mereka yang beragama, didasarkan pada apa yang mereka pikirkan tentang agama mereka sebagai motivasi untuk beragama. Dengan demikian, seseorang dapat menjadi baik dan bersahabat atau menyimpang dan bermusuhan terhadap lingkungannya keimanan agama diartikan berupa sebuah pengetahuan yang mengaitkan jiwa kuat untuk seseorang.
SIMPULANÂ
Dua aspek pandangan hidup pemulung yang ditonjolkan di Desa Meli adalah keyakinan ideologisnya kepada Allah SWT dan ketaatannya terhadap prinsip-prinsip Islam sebagai pedoman hidup. komponen dimensi ritualistik yang menitikberatkan pada ritual keagamaan yang mengikuti rukun Islam yaitu shalat, puasa, dan zakat serta berlandaskan Alquran dan hadis. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan dan diterima oleh masyarakat sekitar yang hanya memandang agama sebagai sesuatu yang perlu dilakukan dan tidak memahami makna agama maupun komponen konseptualnya. Sebaliknya, mereka belajar tentang agama dari sumber-sumber ilmiahKeyakinan agama para pemulung menentukan bagaimana mereka berperilaku dalam kaitannya dengan agama. Pemahaman para pemulung terhadap agamanya berdampak besar terhadap bagaimana mereka berperilaku di Desa Meli.
Bila menelaah ajaran Islam, muncul dua sudut pandang: (1) dari sudut pandang akidah, yang menekankan pada keyakinan agama yang dianut sejak lahir dan (2) dalam perspektif syariah yang memandang kebersihan sebagai syarat utama, seperti saat salat. Selain itu, praktik-praktik seperti zakat untuk keperluan pekerjaan, puasa, dan shalat tidak dilakukan secara konsisten. Dari segi busana, mereka menunjukkan ciri-ciri wanita muslimah pemulung dengan mengenakan pakaian tertutup saat bekerja (memulung) dan mengenakan pakaian terbuka saat tidak bekerja. Hanya dua dari enam informan yang masih meliput wilayah pribadinya saat tidak bekerja. Dalam konteks komponen muamalah, kegiatan keagamaan ditandai dengan adanya interaksi sosial yang terbuka dan bersahabat antara pemulung, bahkan dengan orang asing.
REFERENSI
Agus, B. (2021). Agama Dalam Kehidupan Manusia, Hal. 119-120. PT. Raja Grafindo Persada.
Betty R Schraf. (2021). Sosiologi Agama. Hal. 35. Prenada Media.
Haryanto. (2015). Sosiologi Agama Dari Klaasik Hingga Modern . ArRuz Media.
Kaelany. (2020). Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Hal. 121. Bumi Aksara.
Roland Robertson. (2020). Agama: Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologis. Hal. 5-7. Raja Grafindo Persada.
Wirawan. (2015). Teori-Teori Sosilogi Dalam Tiga Paradigma. Hal. 212. Prenada Media Group.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H