Mohon tunggu...
Agam Firmansyah
Agam Firmansyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Hobi suka menfoto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Pemulung di Desa Meli

21 Juni 2024   20:55 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:26 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama ada dalam diri setiap manusia dan merupakan kebutuhan dasar manusia. Begitu pula dengan pemulung yang memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan mengumpulkan barang-barang lama (sampah). Memahami kehidupan masyarakat di Desa Meli memerlukan pemahaman terhadap perilaku keagamaan para pemulung. Ada aspek lain dari praktik keagamaan para pemulung di Desa Meli yang perlu diteliti lebih lanjut, antara lain: Religius, Terdapat beragam aktivitas keagamaan dan kepercayaan di kalangan pemulung di desa Meli. Hal ini termasuk memikirkan tentang agama dan kepercayaan serta melakukan ibadah yang nyata. Berpengalaman: Dibandingkan dengan warga desa lainnya, pemulung di Desa Meli mempunyai pengalaman yang berbeda. Hal ini mencakup penjelasan langsung tentang adat istiadat, perilaku, dan cara hidup setempat. Di Desa Meli, pemulung menjalankan berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup posisi di berbagai industri, termasuk perusahaan, pendidikan, agama, dan budaya. (Agus, 2021)

Berkembang: Praktik keagamaan pemulung di Desa Meli dipengaruhi oleh berbagai sebab, antara lain kemajuan teknologi, perubahan kondisi ekonomi, dan pergeseran budaya. Ini memerlukan kekonstanan. Komunitas pemulung merupakan anggota yang sangat taat beragama dan memiliki pengalaman tersendiri dibandingkan masyarakat umum. Para pemulung biasanya mengambil berbagai barang rusak dari jalanan, ruang sampah, taman umum, tempat jualan dan tempat lainnya. Beberapa rongsokan lama yang digabungkan para pengepul sampah berawal dari tempat pembuangan sampah. Bagi mereka, Perilaku pemulung sehari-hari dapat dipengaruhi oleh agama, baik secara langsung maupun tidak langsung. Setidaknya kajian ini memungkinkan kita mengetahui seperti apa agama berdasarkan pemahaman mereka terhadap agama dan cara mereka menginternalisasikan prinsip-prinsip agama. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti di Desa Meri menemukan bahwa para pengambil sampah yang sedang mengambil rongsokan di TPA. Peneliti menemukan seorang pencari rongsokan yang sedang salat di tempat kerja. Selain itu agama mengandung banyak unsur, baik elemen mendasar agama yang membantu dalam menempuh jalan penghidupan, maupun bidang ibadah yang dapat mempengaruhi individu itu sendiri dan orang lain, oleh karena itu salah satu elemen terpenting dalam kehidupan manusia ialah agama. Agama dapat membentuk perilaku masyarakat dan, melalui tindakan masing-masing pemeluk agama. (Betty R Schraf, 2021)

Perlu dilakukan investigasi lebih lanjut terhadap beberapa aspek lain dari aktivitas keagamaan para pencari sampah di Desa Meli, seperti: Agama para pemulung di Desa Meli menganut agama yang beragam dan menganut kepercayaan yang berbeda-beda. Ini mencakup merenungkan agama dan kepercayaan serta berpartisipasi dalam ibadah. Berpengalaman: Pemulung Desa Meli mempunyai pengalaman berbeda dengan penduduk desa lainnya. Hal ini mencakup laporan langsung mengenai perilaku, adat istiadat, dan gaya hidup setempat Pemulung di Desa Meli menjalani kehidupan sehari-harinya dengan melakukan berbagai macam tugas. Pekerjaan di berbagai sektor, seperti perusahaan, pendidikan, agama, dan budaya, termasuk dalam hal ini. Berkembang: Sejumlah faktor seperti kemajuan teknologi, modifikasi perekonomian lokal, dan transformasi budaya berdampak pada adat istiadat keagamaan para pemulung di Desa Meli. Hal ini memerlukan konsistensi.(Roland Robertson, 2020)

METODE 

Jenis Penelitian

Penelitian kasus pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang sesuatu. Oleh karena ituTeknik ini digunakan peneliti untuk mengungkap bagaimana para pemulung menjalankan agama dan ibadah mereka, sebagai anggota masyarakat beragama di Desa Meli. Mereka melakukan ini dengan memahami dan meneliti perspektif dan peristiwa dari subjek penelitian. Metode ini dipilih karena tema penelitian yaitu perilaku beragama pemulung yang bersifat individual.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa observasi. Demi memahami sepenuhnya objek yang penelitian, diperlukan peninjauan kelima panca indera orang termasuk pendengaran dan pandangan. Untuk menjawab tantangan penelitian, peneliti kemudian mendokumentasikan dan memeriksa temuan observasi tersebut. Mengamati dan memahami perilaku objek adalah tujuan pengamatan. atau hanya sebagai cara untuk memenuhi keinginan untuk mengetahui berapa banyak kejadian yang terjadi. Jenis observasi partisipan adalah jenis observasi yang dilakukan peneliti; ada empat jenis observasi dalam pengumpulan data. Dalam hal ini pemulung dibantu oleh peneliti sebagai sumber data penelitian. Langkah ini dilakukan agar para peneliti dapat melakukan penyelidikan lapangan yang lebih menyeluruh terhadap perilaku pemulung.

HASIL 

Salah satu pemukiman Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara adalah Desa Meli. Pada tahun 1999, desa ini didirikan. Desa Radda dipecah menjadi dua bagian menjadi desa Meli. Kota ini berukuran 55,33 Km2 dan terletak di wilayah Meli. 400 hektar lahan yang belum tergarap atau masih kosong 10 km memisahkan Desa Meli dari kecamatan dan kabupaten. Terdapat empat dusun di Desa Meli: Dusun Manangi, Pebata, Kamiri, dan Sandana. Penyekat lingkungan Meli adalah sebagai berikut: Desa Lero di utara, Desa Radda di selatan, Desa Sassa di barat, dan Desa Kamiri di timur. (Kaelany, 2020)

Penduduk Desa Meli bergantung pada 29 orang Pegawai Negeri Sipil, 25 orang petani (menanam padi, jagung, dan kelapa sawit), 20 orang tukang kayu, dan 8 orang pemulung untuk menunjang kebutuhan sehari-hari mereka. Perihal Keimanan mayoritas orang di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, dan Kabupaten Luwu beragama Islam. Karena masyarakat Desa Meli berada pada tahap perlu memahami prinsip-prinsip agama, maka masyarakat masih perlu memahaminya. Pemahamannya terhadap agama masih belum sempurna. Namun, dalam hal ini, hal tersebut terkait erat dengan elemen berpengaruh lainnya. Misalnya, mayoritas penduduknya adalah lanjut usia (lansia) dengan pendidikan formal (SD) rendah atau tidak sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun