Mohon tunggu...
Agam Firmansyah
Agam Firmansyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Hobi suka menfoto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Pemulung di Desa Meli

21 Juni 2024   20:55 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PEMBAHASAN 

Pemulung di Desa Meli memandang agama sebagai keyakinan pribadi yang tentu saja mempunyai makna atau definisi tertentu yang terdapat dalam kitab suci itu sendiri. Mereka juga percaya bahwa agama sebagai suatu struktur keimanan dan arti yang timbul dan diwujudkan dalam perbuatan kemasyarakatan melalui perilaku yang tanggap pada keadaan ketika dihadapi pemeluknya. Dilihat dari interaksi simbolik, agama merupakan bentuk tindakan yang wajib dilakukan oleh seluruh pemeluknya. Pemulung memandang agama sebagai pedoman hidup yang memuat sila-sila yang harus ditaati. Pemahaman pemulung sebagian besar terkonsentrasi pada menunaikan shalat wajib sebagai seorang muslim dan adat istiadat yang diajarkan oleh orang-orang terdekatnya sejak dini. Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh George Galloway, yang menyatakan bahwa agama adalah keyakinan komunal ketangguhan besar untuk seorang manusia keselamatan dunia dan akhirat adalah tujuan utama agama.(Haryanto, 2015)

Perilaku Keberagaman Pencari sampah di Desa Meli termasuk pengerjaan shalat, yang menandakan cara untuk menerapkan kepandaian agama dalam perbuatan. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemulung adalah melalui ritual ibadah. Tujuan seseorang dalam mendefinisikan agama selalu memengaruhi pemahaman mereka tentang agama. Sejauh mana pandangan seseorang tertanam dalam jiwanya menentukan seberapa religiusnya dia. Agama memiliki hukum yang berbentuk arahan, imperatif, atau amanat, serta larangan. Aturan ini berupaya untuk mewujudkan keseimbangan, keselarasan, dan ketertiban sesama orang dengan Tuhannya, serta hubungan manusia dan alam. Tujuan seseorang dalam mendefinisikan agama selalu memengaruhi pemahaman mereka tentang agama. Dalam agama, ada aturan yang berupa petunjuk, keharusan, atau perintah, serta larangan

Pelaksanaan ibadah disesuaikan dengan pekerjaan pemulung. Meskipun demikian, mereka tidak selalu menunaikan ibadah wajibnya, seperti salat, sehingga tidak ada kesempurnaan mereka juga terkadang lalai menjalankan ibadah wajibnya. Peneliti menunjukkan dalam observasi bahwa pemulung tetap bekerja sampai waktu salat. Pada hari berikutnya, Satu orang tetap di tempat itu dan bersuci hingga bersih dan melaksanakan shalat di tempat kerja, sedangkan pemulung yang lain akan berangkat sebelum waktu shalat.(Wirawan, 2015)

Hal itu pun dibenarkan oleh Pengawas TPA Meli. Para sosiolog mengklaim bahwa agama adalah komponen sistem kemasyarakatan yang dimiliki seseorang sehubungan dengan keyakinannya pada kekuatan tertentu dan keinginan untuk melindungi orang lain dan dirinya sendiri. Agama dapat memainkan peran penting dalam budaya dan sistem nilai yang terkait dengannya dalam bentuk sistem kepercayaan. Dalam situasi ini, agama dapat menunjang, mengangkat, dan mengatur perilaku masyarakat agar sejalan dengan ajaran agama dan cita-cita budaya. Penilaian seseorang, terutama mereka yang beragama, didasarkan pada apa yang mereka pikirkan tentang agama mereka sebagai motivasi untuk beragama. Dengan demikian, seseorang dapat menjadi baik dan bersahabat atau menyimpang dan bermusuhan terhadap lingkungannya keimanan agama diartikan berupa sebuah pengetahuan yang mengaitkan jiwa kuat untuk seseorang.

SIMPULAN 

Dua aspek pandangan hidup pemulung yang ditonjolkan di Desa Meli adalah keyakinan ideologisnya kepada Allah SWT dan ketaatannya terhadap prinsip-prinsip Islam sebagai pedoman hidup. komponen dimensi ritualistik yang menitikberatkan pada ritual keagamaan yang mengikuti rukun Islam yaitu shalat, puasa, dan zakat serta berlandaskan Alquran dan hadis. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan dan diterima oleh masyarakat sekitar yang hanya memandang agama sebagai sesuatu yang perlu dilakukan dan tidak memahami makna agama maupun komponen konseptualnya. Sebaliknya, mereka belajar tentang agama dari sumber-sumber ilmiahKeyakinan agama para pemulung menentukan bagaimana mereka berperilaku dalam kaitannya dengan agama. Pemahaman para pemulung terhadap agamanya berdampak besar terhadap bagaimana mereka berperilaku di Desa Meli.

Bila menelaah ajaran Islam, muncul dua sudut pandang: (1) dari sudut pandang akidah, yang menekankan pada keyakinan agama yang dianut sejak lahir dan (2) dalam perspektif syariah yang memandang kebersihan sebagai syarat utama, seperti saat salat. Selain itu, praktik-praktik seperti zakat untuk keperluan pekerjaan, puasa, dan shalat tidak dilakukan secara konsisten. Dari segi busana, mereka menunjukkan ciri-ciri wanita muslimah pemulung dengan mengenakan pakaian tertutup saat bekerja (memulung) dan mengenakan pakaian terbuka saat tidak bekerja. Hanya dua dari enam informan yang masih meliput wilayah pribadinya saat tidak bekerja. Dalam konteks komponen muamalah, kegiatan keagamaan ditandai dengan adanya interaksi sosial yang terbuka dan bersahabat antara pemulung, bahkan dengan orang asing.

REFERENSI

Agus, B. (2021). Agama Dalam Kehidupan Manusia, Hal. 119-120. PT. Raja Grafindo Persada.

Betty R Schraf. (2021). Sosiologi Agama. Hal. 35. Prenada Media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun