Mohon tunggu...
Rd.Agah Handoko
Rd.Agah Handoko Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis bekasi

lebih baik hidup susah daripada hidup senang dari hasil korupsi..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Penangkapan Pa-i, Bandit Legendaris Asal Cibarusah

18 Juli 2024   09:43 Diperbarui: 18 Juli 2024   09:49 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Delpher/koran jaman kolonial Belandanput sumber gambar

Mereka salah menganggap, ternyata penduduk di wilayah ini bukan orang yang paling lemah lembut seperti kebanyakan yang orang katakan, padahal mereka merasa bahwa yang mengendarai mobil tersebut adalah petugas yang bertanggung jawab atas ratusan penyamun yang  selalu menjadi teror bagi mereka.

Mereka telah melewati jalan Cileungsi,
Program utama pemerintah Batavia adalah penerangan jalan. Jurnalis tersebut bilang penerangan merupakan hal yang sangat berharga.

Saat jurnalis itu sampai pos Polisi Cibarusah, ia meminta  waktu sang komandan, dan setelah ia menunggu beberapa saat, ia diterima di tempat  ruangan komandan. Sebuah ruang kantor yang jarang dilengkapi perabotan, di mana sang komandan duduk di meja tulisnya dengan punggung menghadap ke jendela yang terbuka. Hal ini menunjukkan tidak adanya rasa takut terhadap para penjahat. Ada pertanyaan di hati si jurnalis, mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Mungkin si perampok tidak akan berani sampai tangsi! (Pertanyaan itu ia jawab sendiri).
Sang jurnalis menyebut, Komandan polisi lapangan militer, Sub-Letnan Daansesen, tampaknya adalah orang yang menyenangkan dan senang mengobrol, meskipun ia memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan dengan wartawan.

Letnan Daansesen telah diperbantukan ke Cibarusah sejak bulan Januari yang lalu dan pengumuman ini mempunyai efek yang agak menggelikan bagi jurnalis, karena meskipun para jahat baru benar-benar mulai mengangkat kepala mereka pada bulan Februari, jika memang ada sistem geng yang terorganisasi dengan baik, maka tidak ada gunanya.
Ia mengatakan bahwa hal itu tidak terjadi dalam waktu satu bulan, seolah-olah para perampok telah menunggu Letnan Daansen yang panakut itu untuk mengambil alih tangsi di Cibarusah.
Ia tidak dapat menyalahkannya,  faktanya bahwa sang letnan belum mengenal wilayah tersebut secara maksimal dalam tiga bulan.
Namun pada akhirnya ia tidak datang untuk meminta Letnan Daansen mempertahankan kebijakannya dan ia segera terlibat dalam diskusi tentang pemberantasan geng kriminal.

Mulai saat itu, akan ada rencana sekitar tujuh brigade dari Cikeas hingga Cibeet. 150 orang tersebar di wilayah tersebut dan karena divisi pasukan polisi selalu berpindah-pindah, mereka selalu menjadi ancaman bagi para pejuang kriminal.

Dalam hal itu, tentara mungkin tidak akan lagi menghadapi banyak kelompok penjahat dan tugas utama mereka adalah menangkap tersangka dan memulihkan ketenangan hanya dengan kehadiran mereka.
Belakangan ini, masyarakat tidak lagi sepenuhnya mengetahui identitas para perampok tersebut.
Di barak Cibarusah, terdapat sembilan belas tahanan dikurung dan kemungkinan ada sekitar tiga orang yang ternyata dianggap tidak bersalah. Namun, ada wacana penyisiran guna penangkapan lebih lanjut akan terjadi secara perlahan tapi pasti.

Pemimpin utama geng di Cibarusah adalah target utama, yang harus menjalani hukuman dua puluh tahun penjara di Cirebon, mungkin karena pembunuhan yang dilakukan selama penggerebekan geng, tetapi dapat melarikan diri.

"Akan sangat berharga bagi saya jika saya dapat memberi tahu Anda pada saat itu bahwa saya telah menangkap penjahat itu," kata Letnan Daanses kepada junalis. Ia ingin mempercayainya dan akan sangat bermanfaat bagi kami juga jika bisa untuk merilisnya!

Oleh karena itu, penjara Hindia Belanda yang keropos sekali lagi saksi dalam pembersihan teror rampok.
Bukan hanya tentara yang diperbantukan sementara saja yang berpatroli. Polisi lapangan militer juga rutin keluar pada malam hari.
Sang letnan mengaku bahkan pernah bentrok dengan komplotan geng, namun sayangnya hal itu selalu terjadi pada jarak yang sedemikian jauh sehingga kemungkinan terjadinya bentrokan jarak dekat di malam yang gelap gulita sangat kecil.

Letnan bercerita baru-baru ini patroli 3 orang detektif, berpakaian seperti orang kampung biasa, ditemani "mandor" menemukan sekelompok rampok.
Ketika seruan datang, 'Di sini, polisi militer,' para petugas polisi berdiri diam, namun segera setelah itu tembakan dilepaskan dari pihak mereka. Polisi militer tidak berhenti merespons dari serangan gerombolan yang jauh lebih besar segera mendekati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun