Sekembali ke Indonesia, Kyai Haji Hasyim Asy’ari berusaha meningkatkan kualitas umat Islam di kalangan tradisional dengan mendirikan Pesantren Tebuireng pada tanggal 6 Februari 1899. Tebuireng dulunya dikenal sebagai kawasan hitam, karena menjadi sarang perampok, perjudian, pelacuran dan kejahatan lainnya. Awalnya pesantren ini mendapatkan hambatan dari orang-orang yang tidak suka usaha perbaikan tersebut, namun dengan kecerdasan dari Kyai Hasyim dan metode dakwahnya yang arif bijaksana, akhirnya pesantren mendapat penerimaan masyarakat sekitar, dan lambat laun kebiasaan negatif di masyarakat bisa terkikis habis.
Pesantren Tebuireng terus berkembang dan terus melakukan perbaikan dalam metode pengajarannya. Misalnya metode belajar tradisional seperti sorogan dan weton, dikembangkan menjadi sistem madrasi atau sekolah. Bahkan tahun 1929 mulai memasukan mata pelajaran umum meskipun awalnya mendapatkan penentangan dari para wali murid.
Perhatiannya yang besar dalam menjaga tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, mendorong Kyai Hasyim Asy’ari mendirikan organisasi Nahdhatul Ulama (NU) pada tanggal 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344H di Surabaya. NU menjadi organisasi induk dari berbagai pesantren tradisional. Selain itu beliau juga aktif mengajar, berdakwah, dan menulis untuk menjawab banyak masalah agama dan problematika umat. Kedalaman ilmu dan keteguhan iman membuat beliau termasuk satu di antara sedikit ulama yang berani menolak membungkukkan badan ke arah Utara untuk menghormat kepada Kaisar di zaman penjajahan Jepang.
Peranan terbesar yang telah diberikan kepada negeri Indonesia adalah, ketika Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945, yang isinya mewajibkan umat Islam untuk berjihad mempertahankan dan menegakkan Negara Indonesia dari ancaman penjajahan kembali oleh Belanda.Â
Fatwa ini disambut baik oleh rakyat Indonesia, terbukti dengan adanya perlawanan besar-besaran melawan Belanda dan Sekutunya di Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Ini adalah pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia, sehingga diperingati sebagai Hari Pahlawan. Â
 Organisasi Nahdhatul Ulama yang didirikannya terus membesar seiring bertambah dan berkembangnya pesantren di Indonesia. Ribuan pesantren, masjid, sekolah dan perguruan tinggi yang bernaung di bawahnya, yang semuanya berperan untuk memajukan pendidikan di kalangan umat Islam. Beberapa tokoh dari NU banyak berkiprah demi kemajuan Indonesia, ada yang menjadi menteri bahkan ada yang menjadi presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H