Mohon tunggu...
Fuziansyah Bachtar
Fuziansyah Bachtar Mohon Tunggu... Lainnya - Pemburu hikmah kehidupan

Pemburu hikmah kehidupan, dengan merenungi ayat-ayat di alam semesta dan di kitab suci, dan mengkaji perjalanan sejarah manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

8 Kesuksesan Pak Habibie yang Perlu Ditiru

19 Maret 2023   22:00 Diperbarui: 19 Maret 2023   22:19 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


8 Kesuksesan Pak Habibie yang Perlu Ditiru

Di balik 'kekurangan' Pak Habibie, ada banyak hal yang yang bisa digugu dan ditiru. Berikut ini adalah 8 Kesuksesan Besar Pak Habibie yang perlu ditiru oleh seluruh anak bangsa.

1. Sukses secara akademis dan berkontribusi di bidang keahliannya

Pada tahun 1955, Rudy (panggilan akrab Habibie) pergi ke Jerman Barat untuk belajar Teknik Penerbangan di RWTH Aachen, Jerman Barat. Belajar dari S1 sampai pada akhirnya tahun 1965 mendapatkan gelar akademis yang cukup prestise, yakni doktor di bidang spesialisasi konstruksi pesawat terbang dengan predikat summa cum laude. 

Belajar di Aachen Jerman Barat ini tentu menunjukan prestasi yang besar, mengingat tidak mudah untuk belajar di luar negeri bahkan di universitas terbaik di bidangnya. 

Rudy juga tercatat langsung lulus menjadi mahasiswa dengan mengikuti satu kali ujian Studienkollegs dalam tempo singkat, padahal mahasiswa lain umumnya baru berhasil setelah persiapan satu tahun, karena untuk bisa kuliah disyaratkan harus menguasai Bahasa Jerman dengan baik.

Di kemudian hari Habibie memberikan kontribusi besar di bidang keilmuannya dengan menemukan teori crack (keretakan). Teori ini sangat membantu untuk menghitung keretakan pada badan pesawat yang disebabkan faktor kelelahan atau fatique. 

Dengan teorinya itu, Habibie berhasil menghitung crack itu dengan rinci sampai pada hitungan atom. Manfaatnya selain dapat menghindari risiko pesawat jatuh, juga membuat pemeliharannya lebih mudah dan murah.

2. Aktif di kegiatan kemahasiswaan

Di sela kesibukan studi, Rudy juga aktif di kegiatan mahasiswa Indonesia di Aachen. Rudy terlibat di acara Malam Indonesia, yang diadakan mahasiswa Indonesia di Aachen untuk memperkenalkan budaya dan kesenian Indonesia. 

Rudy tercatat pernah menjadi Ketua PPI Aachen. Dan di masanya, atas ide darinya PPI menyelenggarakan Seminar Pembangunan dengan mengundang semua mahasiwa Indonesia yang tinggal di Eropa.

 Acara ini berlangsung di Hamburg-Barsbuttel, Jerman Barat, pada tanggal 20-25 Juli 1959. Acara berjalan sukses meskipun sayangnya di momen penting itu Habibie sebagai Ketua panitia tidak bisa ikut hadir karena dalam keadaan sekarat karena sakit keras. 

Dua bulan sebelum acara digelar ia harus dirawat intensif di Rumah Sakit Klein Wasserthal, Bonn, Jerman Barat karena penyakit tuberkulosis tulang yang hampir merenggut nyawanya. 

Dalam keadaan seperti itu Habibie membuat sumpah yang terkenal tentang janjinya ingin berjuang mengerahkan segenap kekuatan diri untuk Ibu Pertiwi, demi tumpah darah yang makmur dan suci. Ada kisah menarik di belakang layar, Rudy sempat didamprat oleh Dubes karena menolak keinginan Pemimpin besar revolusi sekaligus Presiden seumur hidup Soekarno yang ingin Seminar Pembangunan itu dijadikan ajang mendukung sang presiden.

3. Taat menjalankan agama

Habibie adalah seorang muslim yang taat, yang dibesarkan oleh orangtua yang sangat perhatian terhadap pendidikan agama. Selama di Jerman Habibie tetap menjaga sholat, bahkan beliau pernah sholat di gereja karena rindunya akan masjid. 

Memang zaman itu era 1950-an di Jerman belum ada masjid seperti sekarang. Beliau juga lebih suka makan roti saja selain untuk berhemat juga khawatir akan daging haram mengingat kondisi makanan orang Jerman. 

Setelah kembali ke Indonesia, beliau membiasakan puasa Senin-Kemis. Pak Habibie bahkan diangkat menjadi Ketua ICMI, sebuah organisasi yang berusaha menyatukan para Cendikiawan muslim di Indonesia. 

Pak Habibie lah yang mempelopori sekaligus menyebarluaskan jargon pentingnya imtak (iman takwa) dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) di era tahun 1990-an, dengan gambaran sosok teladan berbadan Indonesia, berotak Jerman dan berhati Makkah. 

Selama menjabat menjadi Menteri Pak Habibie juga dikenal sangat menjaga integritas, meskipun banyak pihak yang berusaha mendekati dan memberikan tawaran menggiurkan. Beliau bekerja dengan amanah dan profesional.

4. Keluarga yang harmonis 

Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie dan istrinya Hasri Ainun Besari menjadi contoh suami istri yang harmonis. Keduanya menikah pada tanggal 12 Mei 1962, setelah ada sedikit upaya perjodohan dari kedua orangtua mereka. 

Hanya berbeda usia 1 tahun, sebelumnya keduanya pernah bertemu waktu remaja di SMA Kristen Dago Bandung. Bahkan mereka berdua sering dijodoh-jodohkan oleh guru dan teman-temannya. Di saat ini Rudy sudah kenal baik dengan ayahanda Ainun, Mohamad Besari, dan sering berdiskusi soal apa saja.

Setelah menikah, Ainun berhenti jadi dokter untuk berbakti dan menemani suaminya di Jerman Barat. Keduanya dikaruniai dua orang putera: Ilham Akbar Habibie yang lahir tahun 1963 dan Thareq Kemal Habibie yang lahir tahun 1966. 

Ainun selalu mendampingi Habibie dalam suka dan duka. Sampai kemudian Allah memisahkan mereka berdua, dengan diwafatkannya Ainun pada tanggal 22 Mei 2010. 

Selama bertahun tahun, Pak Habibie selalu rutin mengunjungi kuburan Ibu Ainun sampai Habibie dipanggil oleh Yang Maha Kuasa pada tanggal 11 September 2019. Kisah cinta mereka yang romantis dan legendaris diabadikan dalam film berjudul "Habibie dan Ainun".

5. Membangun iptek Indonesia 

Habibie sejak kecil sudah mempunyai cita-cita besar membangun iptek di Indonesia melalui teknologi pesawat terbang. Pengalaman masa kecilnya yang pernah harus menempuh perjalanan berhari-hari dengan kapal laut, serta melihat langsung kehebatan pesawat terbang menjadikannya tertarik dengan dunia pesawat terbang. 

Setelah lulus doktor di tahun 1965 Habibie bekerja cukup lama di perusahaan pesawat terbang Jerman Barat, karirnya naik sampai ke level Vice President. Ketika di tahun 1974 mendapat tugas dari presiden Suharto untuk membangun iptek di Indonesia. Pak Habibie langsung membangun berbagai Lembaga penelitian seperti BPPT dan industri strategis seperti IPTN dan PAL. 

Dalam perjalanannya beliau diangkat menjadi Menteri Riset dan Teknologi sejak 1978 sampai dengan 1998. Selama masa yang cukup panjang ini beliau membangun koordinasi antar Lembaga penelitian seperti BPPT, LIPI, BATAN, LAPAN, Bakosurtanal, serta industri strategis seperti IPTN, PAL, PINDAD, KS, dll, yang kesemuanya menjadi pilar perkembangan iptek di Indonesia.

6. Membangun SDM iptek Indonesia

Sejalan dengan cita-cita membangun iptek, tentu akan membutuhkan SDM yang mumpuni. Sedari awal pula Pak Habibie berusaha membangun SDM iptek Indonesia. Ketika bekerja di perusahaan pesawat terbang Jerman Barat MBB GmbH, beliau merekrut beberapa SDM Indonesia untuk bekerja dan mencari pengalaman di perusahaan tersebut. Dan puncaknya ketika Habibie pulang ke Indonesia tahun 1975 beliau memboyong SDM yang sudah berpengalaman tersebut untuk membantunya membangun PT IPTN dalam mengembangkan pesawat terbang made in Indonesia. Akhirnya misi ini berhasil dengan suksesnya penerbangan perdana pesawat N250 pada tanggal 10 Agustus 1995.

Selain itu untuk menyiapkan kader-kader bangsa di bidang iptek, beliau dalam kurun waktu 1982 sampai 1996 menginisiasi program beasiswa dengan nama OFP, STMDP, dan STAID. 

Beasiswa ini telah mengirimkan sekitar 4.000 anak-anak muda Indonesia untuk belajar ke luar negeri seperti Jerman, USA, Perancis, Belanda, Inggris, Australia, Kanada, Austria dan Jepang. Lulusannya telah berkiprah dan memberikan kontribusi di berbagai Instansi dan Lembaga Pemerintah serta Industri Strategis, serta ada juga yang berkiprah di perusahaan swasta baik domestik maupun luar negeri.

7. Menyelamatkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan 

Sebagai presiden di era krisis moneter akibat turunnya nilai Rupiah yang sempat anjlok dari dari Rp 2,380 menjadi Rp 16,650 per 1 Dollar Amerika Serikat, beliau sukses menaikkan nilai Rupiah menjadi Rp 6,500 per Dollar. Ini sangat membantu mengurangi beban perekonomian Indonesia, yang mana saat itu banyak perusahaan kolaps karena berhutang dalam Dollar sementara pemasukan dalam Rupiah. 

Dengan kerja kerasnya ini perekonomian Indonesia bisa bergeliat dan tumbuh kembali. Dunia usaha pun berkembang kembali. Tingkat kemiskinan yang naik tinggi bisa diturunkan kembali.

Uniknya Habibie memakai iptek dengan teknik simulasi khusus berusaha menekan nilai Dollar dan berhasil. Beliau juga dengan berbesar hati mengorbankan industri penerbangan yang telah menjadi kebanggaannya demi kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar. PT IPTN yang telah melahirkan pesawat N250 pun dengan terpaksa ditutup.

8. Membangun sistem politik Indonesia yang demokratis

Setelah diangkat menjadi Presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998, beliau langsung membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol yang mengekang kebebasan berpendapat dan berpolitik. Secara ekonomi, beliau berhasil mendapatkan kembali dukungan dari IMF dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. 

Di era pemerintahannya yang singkat, hanya 1 tahun 5 bulan, beliau berperan melahirkan UU yang menjadi landasan penting untuk masa depan bangsa yang lebih demokratis, seperti UU Partai Politik, UU Pemilu, UU Anti-Monopoli, UU Otonomi Daerah, dll; serta sukses menyelenggarakan Pemilu 1999 secara demokratis. Peranan Habibie sangat besar dalam membawa perubahan politik Indonesia ke arah yang lebih baik.

Sungguh banyak inspirasi dari Pak Habibie yang perlu kita tiru. Bangsa Indonesia membutuhkan Habibie-Habibie lain yang bisa memajukan bangsa ini di masa depan. Semoga inspirasi dari Pak Habibie menjadi pahala ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir untuk beliau. Aamiiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun