Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie dan istrinya Hasri Ainun Besari menjadi contoh suami istri yang harmonis. Keduanya menikah pada tanggal 12 Mei 1962, setelah ada sedikit upaya perjodohan dari kedua orangtua mereka.Â
Hanya berbeda usia 1 tahun, sebelumnya keduanya pernah bertemu waktu remaja di SMA Kristen Dago Bandung. Bahkan mereka berdua sering dijodoh-jodohkan oleh guru dan teman-temannya. Di saat ini Rudy sudah kenal baik dengan ayahanda Ainun, Mohamad Besari, dan sering berdiskusi soal apa saja.
Setelah menikah, Ainun berhenti jadi dokter untuk berbakti dan menemani suaminya di Jerman Barat. Keduanya dikaruniai dua orang putera: Ilham Akbar Habibie yang lahir tahun 1963 dan Thareq Kemal Habibie yang lahir tahun 1966.Â
Ainun selalu mendampingi Habibie dalam suka dan duka. Sampai kemudian Allah memisahkan mereka berdua, dengan diwafatkannya Ainun pada tanggal 22 Mei 2010.Â
Selama bertahun tahun, Pak Habibie selalu rutin mengunjungi kuburan Ibu Ainun sampai Habibie dipanggil oleh Yang Maha Kuasa pada tanggal 11 September 2019. Kisah cinta mereka yang romantis dan legendaris diabadikan dalam film berjudul "Habibie dan Ainun".
5. Membangun iptek IndonesiaÂ
Habibie sejak kecil sudah mempunyai cita-cita besar membangun iptek di Indonesia melalui teknologi pesawat terbang. Pengalaman masa kecilnya yang pernah harus menempuh perjalanan berhari-hari dengan kapal laut, serta melihat langsung kehebatan pesawat terbang menjadikannya tertarik dengan dunia pesawat terbang.Â
Setelah lulus doktor di tahun 1965 Habibie bekerja cukup lama di perusahaan pesawat terbang Jerman Barat, karirnya naik sampai ke level Vice President. Ketika di tahun 1974 mendapat tugas dari presiden Suharto untuk membangun iptek di Indonesia. Pak Habibie langsung membangun berbagai Lembaga penelitian seperti BPPT dan industri strategis seperti IPTN dan PAL.Â
Dalam perjalanannya beliau diangkat menjadi Menteri Riset dan Teknologi sejak 1978 sampai dengan 1998. Selama masa yang cukup panjang ini beliau membangun koordinasi antar Lembaga penelitian seperti BPPT, LIPI, BATAN, LAPAN, Bakosurtanal, serta industri strategis seperti IPTN, PAL, PINDAD, KS, dll, yang kesemuanya menjadi pilar perkembangan iptek di Indonesia.
6. Membangun SDM iptek Indonesia
Sejalan dengan cita-cita membangun iptek, tentu akan membutuhkan SDM yang mumpuni. Sedari awal pula Pak Habibie berusaha membangun SDM iptek Indonesia. Ketika bekerja di perusahaan pesawat terbang Jerman Barat MBB GmbH, beliau merekrut beberapa SDM Indonesia untuk bekerja dan mencari pengalaman di perusahaan tersebut. Dan puncaknya ketika Habibie pulang ke Indonesia tahun 1975 beliau memboyong SDM yang sudah berpengalaman tersebut untuk membantunya membangun PT IPTN dalam mengembangkan pesawat terbang made in Indonesia. Akhirnya misi ini berhasil dengan suksesnya penerbangan perdana pesawat N250 pada tanggal 10 Agustus 1995.