Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Drama

Cuplikan Awal: Buku Putih

1 Juli 2012   15:55 Diperbarui: 13 Juli 2015   15:31 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bukan apa-apa, Pak. Presiden sudah menunggu. Kita tiba di sana lima belas menit lagi. Pak, (menyeru ke sopir) ambil jalur paling cepat ya.

3.INT. RUANG RAPAT KABINET – MALAM - LUKMAN, PRESIDEN, KEPALA BIN

Suasana ramai namun tenang. Tak banyak yang berani bilang sesuatu kecuali saling berbisik. Beberapa menteri curi-curi membuka telepon genggam di balik meja. Presiden memasuki ruang rapat dikawal dua ajudannya. Hadirin berdiri, termasuk Lukman yang duduk di meja berlabel KPK. Kepala BIN, seragam perwira polisi, tersenyum kemudian duduk persis di depannya. Hadirin duduk satu detik setelah presiden menyilakan.

Lukman melihat ke arah Kepala BIN. Ada kejengkelan lama yang kembali menyeruak. Perwira tinggi itu senyum membuatnya semakin jengkel.

Sorotan berganti ke wajah presiden. Lemak menyelimuti wajahnya, menonjolkan dua kantung mata yang sama beratnya. Kalimat yang teratur membuka pidato.

PRESIDEN


Sebaiknya langsung saja. Ada ancaman dalam negeri yang mendesak  untuk kita selesaikan. Datang begitu cepat, saya ingin kita menyelesaikannya juga dalam waktu cepat.

KEPALA BIN


Pak presiden, mohon maaf.

PRESIDEN


Silakan.

KEPALA BIN


Kami sudah kaji masalah ini, dan statusnya sudah dinaikkan ke level ‘terorisme’.

PRESIDEN


(menghela napas, berpikir.)

Menteri mulai saling pandang. Beberapa berbisik tanpa banyak tahu duduk perkaranya.

LUKMAN


Pak Presiden, Pak Kepala BIN, Maaf. Tapi apa yang kita bicarakan di sini?

Presiden melihat ke arah Ketua KPK itu. Teringat bahwa pejabat satu itu baru saja kembali dari luar negeri setelah kunjungan diplomasi selama satu minggu.

KEPALA BIN


Wah, Anda ini sepertinya terlalu banyak nonton berita ya selama ke luar negeri. Ada situasi krisis yang sangat rahasia di sini. Menyangkut keamanan nasional.

LUKMAN


Oke. Saya sudah terlalu banyak mendengar rahasia di sini. Ada apa sebenarnya?

PRESIDEN


Pak Lukman, saya mengerti posisi Anda. Singkatnya, data rahasia kita telah dibobol.

LUKMAN


Data apa? Seberapa berbahaya?

PRESIDEN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun