Kilatan cahaya fotografi beberapa kali mengintip dari jendela yang dikawal ratusan petugas berseragam.
"Yakin, Pak. Saya bersumpah atas nama kesetiaan saya kepada korps."
"Bersumpahlah demi Tuhan, Pak!" KASAU menghardik. "Ini menyangkut keyakinan manusia. Jangan main-main!"
"Saya bersumpah demi Allah yang saya yakini."
Ketiga pejabat tinggi itu terdiam dan sejenak saling pandang.
"Jadi hasil keputusan, forensik dan KNKT, ini murni kecelakaan ya.... Lalu, panggilan telepon itu.... tidak pernah ada."
"Kasus ditutup. Kami mewakili pemerintah berduka sedalam-dalamnya. Tahap akhir adalah penyelesaian proses asuransi kepada para keluarga. Ini tidak boleh main-main. Saya ingin semuanya dikawal sampai tuntas! Hasil evaluasi ini segera saya sampaikan ke presiden. Terima kasih." Menteri perhubungan menutup evaluasi singkat itu
Marwoto mengangguk satu kali. Ia tak banyak bicara.
***
Sebulan berlalu....
Marwoto berjalan di atas tanah berumput itu, dengan sandal jepit khas kesukaannya. Ia ditemani seorang staf kepercayaannya mencari sebuah rumah. Ia tersenyum saat akhirnya menemukan rumah itu, dan disambut penghuninya dengan senyum ramah.