Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Panggilan Telepon

3 Oktober 2011   05:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:23 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kilatan cahaya fotografi beberapa kali mengintip dari jendela yang dikawal ratusan petugas berseragam.

"Yakin, Pak. Saya bersumpah atas nama kesetiaan saya kepada korps."

"Bersumpahlah demi Tuhan, Pak!" KASAU menghardik. "Ini menyangkut keyakinan manusia. Jangan main-main!"

"Saya bersumpah demi Allah yang saya yakini."

Ketiga pejabat tinggi itu terdiam dan sejenak saling pandang.

"Jadi hasil keputusan, forensik dan KNKT, ini murni kecelakaan ya.... Lalu, panggilan telepon itu.... tidak pernah ada."

"Kasus ditutup. Kami mewakili pemerintah berduka sedalam-dalamnya. Tahap akhir adalah penyelesaian proses asuransi kepada para keluarga. Ini tidak boleh main-main. Saya ingin semuanya dikawal sampai tuntas! Hasil evaluasi ini segera saya sampaikan ke presiden. Terima kasih." Menteri perhubungan menutup evaluasi singkat itu

Marwoto mengangguk satu kali. Ia tak banyak bicara.

***

Sebulan berlalu....

Marwoto berjalan di atas tanah berumput itu, dengan sandal jepit khas kesukaannya. Ia ditemani seorang staf kepercayaannya mencari sebuah rumah. Ia tersenyum saat akhirnya menemukan rumah itu, dan disambut penghuninya dengan senyum ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun