"Oh... ini wawancara ya?" celetuk Rini.
"Iya. Kan tadi sudah dimulai 30 menit lalu."
"Hahaha.... maaf. Saya kurang fokus."
Maka begitulah. Mungkin bagi Lingga, ini adalah wawancara pertamanya dalam sebuah suasana yang sangat cair, paling cair sepanjang karirnya. Bagi Rini, paling tidak pertemuannya dengan seorang jurnalis yang ternyata seangkatan dengannya bisa sedikit menambah wawasan tentang segala hal yang dicintainya, apa lagi kalau bukan sastra.
"Mmm.... boleh saya tanya sesuatu, Mbak Rini?"
"Iya. Apa itu?"
"Mmm... maksud tulisan itu apa ya?" Lingga menunjuk tiga kata yang tadi sempat mengganggu pikirannya.
"O... itu. Titik Koma Cinta."
"Iya. Itu."
"Kamu pernah dengar Habis Gelap Terbitlah Terang?"
"Raden Ajeng Kartini."