Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Titik Koma Berujung Cinta

18 Mei 2011   15:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:29 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Redaksi.


Rini tak langsung membalas surat itu. Keesokan pagi hingga beberapa hari setelahnya ia fokus berkonsultasi dengan Kak Muchtar, salah satu mentornya di kelas ekstra sastra.

"Rini, ini bukan tentang kami merasa cocok atau tidak. Tak akan ketahuan rasanya kalau belum dicoba, kan?" Kak Muchtar memberi semangat sore Hari Minggu itu di sekretariat KOMA.

"Iya, kak. Tapi Rini belum yakin. Rini punya target sendiri, dan rasanya puisi-puisi ini belum seujung kuku memenuhi standar yang bahkan Rini sendiri menentukan. Gimana menghadapi standar BUNTARA yang terlampau tinggi?" protes Rini bimbang.

"Lha, siapa yang ngirim tu surat?" pancing Kak Muchtar.

"Redaksi BUNTARA." jawab Rini dengan nada suara khas mengiyakan.

"Trus.... menurutmu kalau redaksi sudah minta, apakah karya-karyamu masih di bawah standar mereka?"

"Itu... entahlah, kak."

"Minimal nyentuh standar, kan?"

"Iya juga sih...."

"Nah... kalau begitu berarti puisi-puisimu masuk kriteria apa tidak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun