Ketiga, islam menyuruh kepada umat islam untuk membela tanah airnya sendiri karena tanah air merupakan tempat hidup dan mencari penghidupan. Oleh karena itu, kita wajib hukumnya untuk membela tanah air bahkan membela tanah air merupakan sebagian dari iman. Nabi Muhammad Saw telah memberikan teladan bagi kita yang mana Nabi Muhammad mencintai dua kota, yaitu Mekkah dan Madinah. Mekkah karena beliau dilahirkan disana dan Madinah tempat dimana beliau hijrah pertama kali dan diterima oleh masyarakat Madinah dan juga kota Madinah tempat dimana Nabi Muhammad Saw membangun peradaban islam. Selain teladan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan pentingnya membela tanah air sebagaimana yang telah tercantum dalam surah Al-Qasas ayat 85 :
اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لَرَاۤدُّكَ اِلٰى مَعَادٍۗ قُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ مَنْ جَاۤءَ بِالْهُدٰى وَمَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Artinya :
“Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur‟an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S Al-Qasas : 85)
Keempat, memecahkan masalah dengan jalur musyawarah. Musyawarah berarti menyampaikan pendapat (yang baik) kepada orang lain. Musyawarah merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat terutama dalam rangka mencari solusi atas berbagai permasalahan yang ada karena dengan adanya musyawarah kita akan mendapatkan solusi dari sudut pandang atau pendapat yang berbeda sehingga bisa ditemukannya jalan tengah atau alternative dari setiap persoalan yang ada. Dalam islam, setiap persoalan yang menyangkut orang lain harus diselesaikan dengan cara musyawarah karena dengan jalan ini akan adanya keterbukaan dan kerelaan. Sebaliknya jika persoalan diselesaikan dengan cara sepihak sudah dipastikan akan terjadi keterpaksaan yang pada akhirnya bukan mendapatkan solusi tetapi malah menambah masalah yang sudah ada. Al-Qur’an juga telah menjelaskan tentang musyawarah yang tercantum dalam surah Ali Imran ayat 153 :
اِذْ تُصْعِدُوْنَ وَلَا تَلْوٗنَ عَلٰٓى اَحَدٍ وَّالرَّسُوْلُ يَدْعُوْكُمْ فِيْٓ اُخْرٰىكُمْ فَاَثَابَكُمْ غَمًّا بِغَمٍّ لِّكَيْلَا تَحْزَنُوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا مَآ اَصَابَكُمْۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya :
“(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Ali Imran : 153)
Setelah kita mengetahui dasar-dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita juga harus memperhatikan etika dalam berbangsa dan bernegara, tentu saja islam telah memberikan kita pedoman tentang etika dalam berbangsa dan bernegara, lalu apa saja etika dalam berbangsa dan bernegara?
Pertama, menegakkan keadilan dan kebenaran. Kebenaran dan keadilan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan. Islam adalah agama yang selalu berpihak kepada keadilan dan kebenaran bahkan menegakkan keadilan dan kebenaran merupakan kewajiban bagi setiap muslim kapan saja dan dimana saja. Bahkan karena saking pentingnya Allah Swt telah menjelaskan tetang pentingnya keaadilan dan kebenaran dalam surah Al-Maidah ayat 8 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْاۗ اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ