Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Insinyur - engineer

Engineer | Mountain Enthusiast | Blogger |Visit me : https://www.afrizalr.com/p/about-me.html

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Lebih Dekat dengan Industri Hulu Migas

27 Februari 2015   14:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalahan lainnya adalah tren lokasi yang mulai mengarah di laut dalam. Awalnya penemuan minyak adalah di darat. Dengan cadangan di darat semakin habis, akhirnya tren penemuan cadangan minyak berada di laut dengan kedalaman kurang dari 200 meter. Selanjutnya dilakukan ekspansi di kedalaman antara 300-100 meter. Selanjutnya mulai mengarah di laut dalam, yaitu kedalaman lebih dari 1000 meter. Dengan kedalaman lebih dari 1000 meter diperlukan pengerjaan dengan modal dan resiko yang lebih tinggi.

CADANGAN MINYAK VS KEBUTUHAN

Cadangan minyak Indonesia terhadap dunia bisa kita lihat pada Gambar 4 dengan perkiraan 3.7 Miliar Barrel sedangkan cadangan gas adalah sekitar 103. 3 TCF (trilliun feet kubik). Berdasarkan Kementerian ESDM Direktorat Jendral Minyak dan Gas bumi, produksi Indonesia dapat dilihat di Gambar 7 berikut.

gerbang_313_3.jpg
gerbang_313_3.jpg

Gambar 7. Produksi Minyak Bumi dan kondensat (2010-2014)

Pada periode tahun 2010 hingga 2014 terjadi penurunan produksi dengan rata-rata 10 persen per tahun. Di tahun 2014 produksi minyak total adalah sebesar 700 ribu barel per hari. Jika kita kalkulasikan secara sederhana bahwa dengan cadangan minyak sebesar 3.7 milliar barrel dibagi oleh total produksi tiap harinya adalah sebesar 700 rb barel per hari. Maka kita akan mendapatkan bahwa cadangan minyak kita akan habis pada sekitar 14 tahun lagi. Kebutuhan domestik untuk pasokan energi terus meningkat sejalan dengan perkembangan penduduk dan kebutuhan akan industri. Sehingga di Indonesia sangat tergantung dengan komoditi ini. Saat ini Migas tidak hanya sebagai bahan baku industri, akan tetapi menjadi multiplier efek seperti ketersediaan lapangan pekerjaan, stabilitas nasional politik.

Materi Presentasi - SKK Migas_Page_16.jpg
Materi Presentasi - SKK Migas_Page_16.jpg

Gambar 8.Profil Produksi Migas Indonesia

Kondisi fakta di lapangan bahwa sumur-sumur di Indonesia kebanyakan adalah dari jaman Belanda. Pengoperasian pertama di Indonesia yang tercatat adalah tahun 1966. Pernah memasuki masa keemasan di tahun 1977 dengan produksi di atas 1, 6 juta Barel per hari. Kestabilan produksi migas hingga sampai tahun 1995. Setelah itu hingga sekarang masuk tahap penurunan (decline 10%-12%/tahun). Sejalan dengan kebutuhan dalam negeri meningkat, sehingga keperluan pasokan energi selain minyak, yaitu gas penting untuk dilakukan. Indonesia memiliki cadangan gas sebesar 103.3 TCF (Trilliun Cubic Feet) hingga kini tren produksi gas masih terus meningkat. Pengalihan produksi gas yang awalnya untuk kebutuhan ekspor, mulai digeser untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri ditingkatkan menurut data rata-rata 9% sejak tahun 2003 sampai 2013. Setelah tahun 2013 volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik lebih besar daripada ekspor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun