Mohon tunggu...
AFRIZA AFKAR
AFRIZA AFKAR Mohon Tunggu... Lainnya - PENGANGGURAN

RUANG TULIS

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadikan hati Sebening Embun Pagi

19 Agustus 2022   11:29 Diperbarui: 19 Agustus 2022   11:34 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENJADIKAN HATI SEBENING EMBUN PAGI

Manusia diciptakan dengan fitrah yang sempurna hal ini yang membedakan ia dengan makhluklain. Tidak hanya berbekal akal yang dimiliki namun ada sesuatu yang kuat melebihi dirinya sendiri tanpanya manusia akan buta, tak terkendali bahkan bisa menjadikan dirinya makhluk yang paling rendah di bumi. Namun sebaliknya bila manusia bisa mengendalikan itu kedudukanya bisa melebihi malaikat. Mutiara itu tersimpan dalam diri manusia yaitu bernama Hati.

Hati adalah sesuatu hal didalam diri manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasan batin dan tempat menyimpan pengertian. Qalbun atau Hati dikatakan dalam Al Qur’an terdapat 3 macam:

  • Hati yang Sehat
  • Qalbun Salim itulah nama yang tertulis dalam qur’an maknanya ialah Hati yang selalu berada pada jalan kebenaran, berpegang teguh pada setiap kebaikan, dan dapat menebarkan manfaat pada makhluklain. hati yang selalu mengharapkan ridho dan kasih sayang Allah. Hati inilah yang akan selamat pada hari kiamat nanti.
  • Hati yang Sakit
  • Qalbun maridht ialah hati yang tercemar penyakit batin, dampak dari hal ini akan memunculkan rasa sedih, keluh kesah dan putus asa. Walaupun sebenarnya hati ini dapat disembuhkan namun, hal ini tergantung pada keimanan dan kesungguhan masing-masing pribadi. Hati yang sakit itu menjadikan jiwa terombang-ambing hati ini cenderung pada keburukan seperti halnya orang yang berdusta, didalam hatinya terdapat penyakit
  • Hati yang Mati
  • Qalbun mayyit berarti hati mati, hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Hatinya penuh dengan kesesatan dan kegelapan karena terhasut hawa nafsu serta bisikan setan menjadikannya tuli dan buta pada kebenaran. Bergaul dengan orang yang hatinya mati ini penyakit, berteman dengannya adalah racun dan bermajlis dengan mereka adalah bencana. Kebanyakan yang memilii sifat ini adalah orang kafir.

Kehidupan hati bagaikan dimensi yang indah. Setiap mata memandang akan meninggalkan kesan dalam hati. Gunung itu lembut dan sejuk. Tetapi sesungguhnya bila kita dekati, didalamya terdapat hutan belantara yang berisi jurang-jurang, tebing, sungai yang berliku dan bebatuan. Di dalam hutan itu terdapat pohon, ada yang berbuah dan ada pula yang tidak. Pohon yang berbuah pun ada yang dapat dimakan karena nyaman rasanya, namun ada pula yang beracun.

Begitu pula dengan keadaan hati. Kadangkala hati merasa sedih dan kadang pula merasa Bahagia. Kadang suka kadang duka. Kadang besemangat kadang juga merasa malas. Ini membuktikan bahwa keadaan hati tidaklah menentu.

«إنَّ قلوبَ بني آدم كلَّها بين إصبعين من أصابعِ الرحَّمن، كقلبٍ واحدٍ، يُصَرِّفُه حيث يشاء» ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «اللهم مُصَرِّفَ القلوبِ صَرِّفْ قلوبَنا على طاعتك».

"Sesungguhnya hati anak-anak Adam itu seluruhnya ada di antara dua jari-jari Allah Yang Maha Pengasih seperti satu hati. Dia memalingkannya ke arah yang dikehendaki-Nya." Selanjutnya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Ya Allah, Zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami atas ketaatan-Mu." (H.R Muslim)

Lawan kebahagiaan adalah kesedihan, lawan kemudahan adalah kesulitan, setiap manusia tidak dapat menentukan hati mereka sendiri. Tidak bisa seorang itu Bahagia terus tanpa sedih ataupun sebaliknya. Karena setiap manusia yang hidup di dunia ini harus siap memikul beban penderitaan dan kesengsaraan.

Mau tidak mau manusia harus menerima keadaan. Layaknya air yang mengalir menuruti sungai yang berkelok-kelok hingga sampai masuk ke dalam muara. Tak mungkin air sungai itu berlawanan arus bahkan menentang dan kembali ke sumber asalnya di atas bukit. Air yang mengalir kadang bertemu dengan bebatuan, dan juga kadang merasakan terjun dari ketinggian begitulah kehidupan dunia ini. Kita akan merasakan sesuatu kegembiraan dan mendapati sesuatu kesengsaraan yang dapat menggangu aktivitas manusia. Inilah yang merupakan warna kehidupan.

Hidup memang tidak sebebas apa yang diharapkan oleh semua orang. Kita tidak akan bisa melakukan apa saja sesuai dengan kehendak kita. Kunci sederhana jalani semua roda kehidupan walau beratkau kita rasakan. Janganlah merasa kecewa, sebab rasa kecewa akan menimbulkan kegelisahan yang akan menimbulkan penyakit jiwa.

Salah satu yang dapat memicu penyakit hati adalah sifat rakus. Keinginan seorang mengejar harta jika tidak terpenuhi akan membuat seseorang menjadi kecewa. Padahal harta bukan kekayaan yang sebenarnya. Kaya hati itulah sebenar-benarnya kekayaan. Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Bukanlah kekayaan karena banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kaya hati” (H.R Bukhari Muslim)

Hidup adalah sebuah ujian dan memang kita tidak berharab munculnya peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan. Meskipun demikian kita tidak mampu mengelak terhadap suatu yang tidak kita senangi itu datang. Hal tersebut merupakan hukum alam atau yang disebut dengan takdir.

Janganlah kesengsaraan yang kita alami ini membuat kita putus asa dalam hal keduniaan sesekali kita diperbolehkan namun putus asa dalam mendapat rahmat dan pertolongan Allah sangat tidak dianjurkan. Berkenaan tentang hati yang rawan tercemar putus asa akan menimbulkan keluh kesah dan akan melahirkan perderitaan. Orang yang hidupnya selalu berkeluh kesah tidak pernah merasa puas dengan kehidupan. Mereka menyangka bahwa segala hal kebahagiaan itu tergantung materi. Padahal tidak demikian, karena kebahagiaan itu terletak pada kekayaan hati

Semua orang pasti pernah mengalami paitnya kehidupan, tapi bagaimana orang itu menanggapinya, pidi baiq pernah “mengatakan bahwa masalah itu muncul karena kau anggap masalah itu sebagai sebuah masalah kalau tidak ya tidak jadi masalah,” semakin berat kesengsaraan yang menimpa seseorang, apabila ia mendapatinya dengan sabar maka orang tersebut akan semakin tumbuh menjadi manusia yang kuat. Ibnu Qayyim mengibaratkan orang yang sabar dan kuat menerima segala masalah dan cobaan yang diberikan Allah bagaikan pohon yang tumbuh di bebatuan, walaupun sedikit sekali air yang ada namun pohon tersebut dapat hidup melalui bantuan, akar yang tumbuh merambat disela-sela bebatuan hingga berhasil mencapai tanah. Meskipun pertumbuhan pohonnya lambat tidak menuntut kemungkinan batangnya akan tumbuh menjadi batang yang besar dan kuat.

Orang cerdas ialah orang yang dapat memanfaatkan keadaan dan mau belajar dari setiap kegagalan dalam menjalani proses kehidupan. Jangan mudah menyerah terhadap situasi sulit hal itu akan membuat kita down, bangkitlah bangun ambil hikmah dari setiap masalah. Hati yang kuat terlahir dari berbagai cobaan dan tekanan hidup yang datang dikarenakan seseorang bisa bangkit dari keterpurukan itu. Tak perlu putus asa sampai keadaan yang demikian menjadikan hati sakit, mati bahkan lalai terhadap rahmat Allah. Salah satu kunci menyejukan hati dan menyerahkan pikiran ialah dzikrullah ingat kepada Allah, dalam Qur’an surah Ar Ra’du ayat 28 tertulis.

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Hakikat dzikrullah menjadikan hati bening bagai embun yang lembut dipandang sejuk kita rasakan. Karena hati itu mempengarui baik buruknya jiwa dan batin kita, dalam hadist ke 4 Arbain An Nawawi Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Dan ketahuilah bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal darah, jika ia baik maka akan baik pula seluruh tubuh, dan jika ia rusak maka akan rusak pula seluruh tubuh, ketahilah bahwa segumpal darah itu adalah hati” (H.R Bukhari Muslim)

Segala ketenangan, ketentraman dan kasih sayang yang ada dalam sanubari manusia tidak terlepas dari sikap hati itu sendiri. Orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shaleh dalam Al Qur’an surah Maryam ayat ke 96, teridentifikasi bahwa hati mereka selalu jernih karena Allah telah menamkan didalamnya rasa mutmainnah yaitu kesejukan .

Kawan-kawan seiman yang saya banggakan janganlah kita berusaha menyembunyikan segala penderitaan dalam hati. Tuangkan semua pada ilahi berbincanglah pada tuhanmu mohonlah padaNya tentang kebaikan dan berusahalah mencari jalan keluar, karena dalam kesulitan pasti ada kemudahan. Sepandai pandainya kau menyimpan kesedihan, kekecewaan dalam hatimu ingatlah Allah maha tau atas segala sesuatu bahkan yang tersembunyi dalam hatimu.

Semoga Allah masih berkenan menolong dan mengeluarkam kita dari lubang kemungkaran dan mengarahkan kita kepada jalan yang ma’ruf. Menjernihkan dan meneguhkan hati kita dalam menghadapi persoalan kehidupan ini. Menjadikan kita insan yang bermanfaat di dunia menuju kebahagiaan di akhirat. KH, Hasan Abdullah sahal pernah berpesan, “Besarkanlah jiwa dan hatimu sehigga menjadi manusia yang mukhlis dan sabar. Tapi jangan besar mulut, sehingga menjadi manusia yang terkecoh lalu jatuh”. Wallahu Allah bi sawab.

 

PUSTAKA

Al Ghazali, 1998 Teosofia Imam Ghazali, Surabaya:Risalah Gusti

An Nawawi, Imam Abu Zakariya Yahya bin Syarf, 1986, Ar Riyadus Sholihin, Bandung PT Al Maarif

Hasan Abdullah Sahal. 2017. Kehidupan Mengajariku, Ponorogo:Darussalam Press.

Ibnu Qayim Al Jauziyah, Ibnu Rajab Al Hambali, Imam Ghazali, 2002, Tazkiyatun Nafs, Solo: Pustaka Arafah

Muhammad Fuad Abdul Baqi, 2012, Al lu’luu wal Marjan, Jakarta Timur: Umul Qura

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun