Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - BINUSIAN

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kata Mereka, "Aku adalah Hasil Didikan yang Keliru"

10 Juni 2021   00:15 Diperbarui: 10 Juni 2021   00:34 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang, apa untung dan ruginya bagi orang lain jika aku tidak menikah? Dan, untuk apa aku menikah jika aku sendiri belum paham dengan esensi pernikahan itu sendiri. Oh iya, tidak usah menghujaniku kalimat yang berinti, "nikah itu ibadah" karena sekali lagi aku tegaskan, urusan ibadahku bukanlah perkara yang aku izinkan untuk dicampuri orang lain. 

Tidak usah juga menjadikan argumen, "agar terhindar dari zina" sebagai bahan untuk menyudutkanku karena sedikitpun aku tidak peduli. Bukan berarti aku berkepala batu, hanya, kenapa harus menikah jika mati muda pun bisa menghindarkanmu dari zina? WKWKW, sorry kalau dark jokes, aku tahu guyonan itu cukup sering berseliweran di berbagai media sosial dan menurutku, hal tersebut sangatlah logis.

Pernikahan bagiku bukan sekadar alat yang memfasilitasi dua insan berbirahi agar tersalurkan napsunya dengan "halal". Lebih dari itu, pernikahan adalah hal sakral yang harus dibangun dan dipertahankan dengan penuh kebijaksanaan. Dan, kebijaksanaan tidak bisa dititikberatkan pada usia dan harta. Melainkan pada kesiapan dari dua individu yang berseberang pikir dalam menerima dan menyelaraskan langkah. 

Keselarasan pun tidak bergantung pada sejajarnya jenjang pendidikan, karena pada akhirnya, hubungan yang baik adalah hubungan yang dijalin oleh dua pihak yang sadar dengan masing-masing kekurangannya, namun memiliki tekad untuk saling melengkapi dan menguatkan.

Wahhh, sok-sokan nulis soal nikah, padahal niat untuk menikah saja aku belum punya. Haha, udahlah, biar. Biar orang-orang terus menilaiku sebagai anak yang salah dididik karena memiliki pemikiran yang aneh seperti ini. 

Toh, memang faktanya aku dibesarkan dalam lingkungan yang sangat bebas. Aku dibebaskan dan pada akhirnya, aku jadi paham bahwa tidak semua kebebasan berujung buruk karena sedari kecil, aku sudah dicekoki konsep sebab-akibat. Jika begini, maka begitu dan jika begitu, harus begini. Semua pilihan mengandung konsekuensi dan setiap konsekuensi harus dihadapi dengan penuh tanggung jawab.

Jadi, bebaskanlah dirimu untuk melebur dalam setiap proses. Tuntaskan rasa penasaranmu dengan bijak karena pada kodratnya, setiap individu memang memiliki rasa penasarannya masing-masing. Jika rasa ingin tahu yang tinggi tidak diimbangi dengan pemupukan paham terhadap konsep sebab-akibat dan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap individu, maka, yang ada hanyalah kefatalan bertubi akibat pembatasan terhadap kemerdekaan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun