Surat Cinta Untuk Ama

Ama

Padamulanya adalah rindu 

Kadang aku bingung dengan candunya yang terlalu 

Mengekang aku sampai lupa waktu Sekujur tubuhku meriang tak karuan 

Air mataku tak habis di perbatasan

Tapi tahukah Engkau Ama ? 

Setelah aku memilih memeluk luka Setelah kuhabiskan waktu senja bersama doa

Setelah aku bercerita panjang di dalam Kapela 

Hatiku kembali terbuka 

akan kedatangan rindu 

tapi dengan ekspresi yang berbeda

Kali ini biasa-biasa saja 

Merindukanmu adalah hal yang wajar Pelan-pelan menjadi tawar 

Dan aku tidak mau lagi menawar

Kita memang pernah bersama Membalut rasa kecewa dengan peluk paling hangat 

Kau yang paling tahu bagaimana air mata bekerja 

Meski tak membutuhkan ketukan seperti nada

Ama

Terimabkasih telah menjadi bagian terindah

Yang pernah adameski tidak pernah lama 

Terimakasih telah mengajar bagaimana caranya mencintai dengan Ikhlas tanpa harus saling menguras

Kini aku paham bahwabmencintai yang sesungguhnya bagiku adalah

Melayani Dia yang tak keliatan dengan mata 

Tetapi hadirnyamenyejukan jiwa 

Tak terhitung berapa detak jantung Juga berapa de tikwaktu

Yang kutahu dia memberi kehangatan tak terhitung

;Dari Gadis Berkerudung Biru Berkalung Salib