Pola pikir petani masih belum berubah terhadap inovasi pada pola tanam ini. Sebagian mereka juga berpikir dua kali untuk mencoba dan menerapkan pola SRI ini. Hal ini terjadi karena sebagian dari para petani beranggapan bahwa dengan mencoba pola baru kemungkinan akan gagal dan hasil padi menurun dibanding menggunakan pola konvensional.
Kesimpulan
Tidak ada yang ajaib tentang SRI; meskipun demikian, ia menghasilkan "Lebih Banyak Keluaran (Produksi) dengan Lebih Sedikit Masukan (Sarana Produksi)." Oleh karena itu, SRI ini adalah metode/teknik produksi padi dengan penghematan sumber daya yang baik untuk petani, konsumen, dan lingkungan.
Saran
Fenomena yang terjadi ini merupakan suatu tantangan kedepan penerapan secara meluas untuk pola tanam SRI ini, dan pola SRI ini diharapkan dapat diterapkan juga di kabupaten-kabupaten lain yang ada di Nusa Tenggara Barat. Penerapan disini maksudnya secara merata disetiap Kabupaten yang ada di NTB. Peran penyuluh pertanian disini sangat penting untuk melakukan penyuluhan yang kontinyu terhadap pola SRI ini yang difasilitasi oleh dinas terkait. Dukungan dari masyrakat dan pemerintah juga disini sangat perlu dalam keberhasilan penerapan pola SRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H