00.30 WIB
Aku mulai membuka mata, entah jam berapa...
Mulai aku nyalakan laptop yang nangkring di sebelah tempat aku seharian bergelut dengan mimpi...
"Klik"
Aku mulai merjut doa di awal langkah aku kayuh...
Berjalan keluar pintu kamar, mulai menapaki selangkah demi selangkah menembus sekat-sekat labirin di dalam kepala ini....rasanya ingin meledak!
Padang ilalang terlihat luas membentang di hadapanku..., hijau...sawah pegunungan...
"Arghhh...bosan!!"
Setting pemukiman ditengah perkotaan.
" Basi.."
Hutan luas dengan banyak pohon rindang?
"Klasik..!"
"Atau roman picisan ABG jaman sekarang dengan dengan detail cerita yang diulang? Tambah bumbu sedikit, munculkan karakter baru...kan tambah seru, konflik dibuat memuncak tiba-tiba tokoh utama terus menghilang..?"
"Monoton!!! sinetron banget!!!"
Tiba-tiba..
"Boleh juga..., padang ilalang.... Di antara luasan padang itu akan Aku mulai..." terus aku coba tembus selapis demi selapis labirin yang mengekang di didalam kepala ini.
"Klik"
Langkah pertama aku ayunkan menyibak tepian padang yang luas didepan menghadang... Batang-batang ilalang tersibak membelah manakala langkah ini terus aku ayun merangsek jauh ke dalamnya...
"Ufh.... hebat, aku harus cermat mengayunkan langkah kakiku..., kalo tidak lembutnya pesona ilalang ini bisa-bisa melukai apapun yang berusaha berontak mematahkan semangat ilalang"
Tanpa terasa langkahku jauh jatuh masuk ke dalam ditelan ribuan ilalang menjulang... saat itu menjadikan tiap detik yang aku lalui semakin berwarna.Aku jumpai bunga-bunga ilalang yang mekar bertebaran memperhatikan ku, dan....aku temukan jalan! Aku melangkah ke arahnya... di sepanjang jalan berdamping- dampingan dengan pematang,semakin  mengilhami.
Mengikuti jalan setapak....
Rimbun daun dan hijau membentang kembali mengingatkan aku akan betapa luasnya makna dari sebuah kata.....
Aku tertegun sejenak,
pandanganku tiba-tiba tertuju pada sebuah bunga liar yang hampir tak tampak mata. Terselip diantara hiruk pikuknya ujung ilalang yang terayun tertiup angin. Langkah kecilku  menghampiri...
"Hm.. Cantik..." gumamku dalam hati, karena mampu mencuri perhatianku
Aku catat dalam hati.
Berbalik aku meneruskan arah semula yang ingin aku tempuh...
Ujung jalan masih enggan menampakan gubuk kecil yang ingin aku jadikan tempat pernah aku singgah, masih jauh... Hanya ribuan batu kali tersusun rapi berselang seling diantara tanah merah dimana aku jejakan langkah...
Hujan akan jatuh.., karena mendung yang lama bertengger seolah-olah ingin membasuh, membasahi tubuh ini sekujurnya..., tetap aku ayunkan langkah .
Sepertinya jalan takan pernah berhenti di ujung,
Berteduh di bawah sebuah dahan yang rimbun diantara perjalanan yang aku tempuh...
melihat sekeliling aku berusaha membaur dengan mereka, angin padang alang-alang, dahan -dahan, coklat daun kekuningan yang hampir jatuh dari ranting, rumput semak dan bunga jalanan diiringi riuh gemricik riak mata air yang tidak jauh-jauh dari tempatku berteduh.
Hampir terlena dengan suasana... sementara ujung -ujung lidah kilat menyapa, menyambar dikejauhan, menggugah keterkejutanku untuk kesekian kalinya, memberi tanda..., seolah ingin berkata-kata.
"Hei...aku disini, aku bubuhkan tanda bahwasanya aku sebenarnya ada..., ada disaat engkau rindukan nafsu dan amarah seperti halnya aku ada"
Beberapa kali pernah aku bersinggungan dengan apa yang paling ditakuti oleh jiwa-jiwa yang gemar akan fana, nyaris!! Meski mungkin beberapa pernah juga disapanya.
"Hiden enemy , waktu ".
Pertemuan dengan yang bisa dan biasa disapa keberuntungan, berbicara dengan dengan angin laju yang mempompa adrenalin waktu, dan bercengkrama bersama ribuan nafsu telah juga membekas di jejak tapak yang tertinggal di lain detik membuat aku semakin kehilangan kesombongan yang membungkus diri..., mengasah hati, menempa sisi jiwa yang lama tergolek pulas diantara sisa tidur panjang yang melenakan waktuku.
Dan hujanpun jatuh juga....
mengguyur membasahi semua seisinya.... seperti ditelanjangi, karena aku tak dapat menghindari ribuan derasnya rintik hujan yang bertubi-tubi menghampiri. Riak riuh genangan samar menampakan sesosok aku, aku dengan kelusuhanku, aku dengan bayangan yang setia berujud seutuhnya aku.
Langkah kembali ku kayuh....
Taman bunga bertebaran diantaranya tanpa sadar aku telah jauh masuk merangsek ke dalamnya. Banyak warna rupa dan aroma menggoda, mempesonaku, bahkan beberapa diantaranya menawarkan untuk aku agar memetiknya....masih sekujur tubuh ini basah karenanya, jauh aku ditelan suasana, masih berbekal ribuan labirin berusaha aku lalui...langkah kecil terus aku laju.
Merah warna tanah melekat erat diantara sela jari kaki, aku berusaha tak peduli karena enggan aku untuk mengakhirinya, tiba-tiba.., "seperti pernah lewat?"
Tempat yang sama....
"Aku masih ingat, belum lama..., belum lama aku melewatinya."
Perasaan penasaran itu terus memenuhi ruang benaku..., coba aku mengingat lagi...
Akhirnya.... terjawab juga!!
"Bunga yang terselip tadi..., Ha....h??"
Yach... bunga itu muncul didepan tepat di jalur langkah yang ingin aku lalui
Itu jawaban yang tiba-tiba muncul di benak ini...
Anginpun seolah enggan menyadarkan keterkejutanku...
Kecantikan diantara ilalang berhimpit bebatuan di tempat yang tidak akan pernah disangka-sangka. Aku masih menikmati keterkejutanku..., seolah ingin berlama-lama disana..
"Hey...., Hey... kau..." suara dari kejauhan memanggil
"iya..kamu, jangan dipetik!!!" sembari menunjuk ke arahku ternyata suara itu berasal seorang wanita, berjalan menghampiri...
belum sadar dari keterkejutan yang mengiang.... sesosok wanita anggun datang dari kejauhan mendekat ke arahku...
"seperti tahu seluk beluk tempat ini.., paham.. sampai ke detail - detailnya..." gumamku dalam hati
" Hey.. kau, jangan kau petik bunga itu?" pintanya
"hah...iya.." tanpa sadar aku langsung turuti saja perintah itu.
"Kenapa? kenapa menatap seperti itu...." tanya si wanita ke padaku...
...masih terpana
"Kecantikan bunga itu memang luar biasa, Arghhhh...biasa, tapi memang cantik... atau karena diantara ilalang?" terus debat itu merecoki seisi perasaan ini.
"Hei... dirimukah pemilik bunga itu?" tanyaku memberanikan diri
Anggukan kecil jawaban yang aku dapat, Â kembali aku bertanya..
"Siapa gerangan nona cantik pemilik bunga?"
Hanya tatapan sayu penuh misteri yang aku dapat...aneh, terlalu asyik dengan perasaanya..
Memastikan bunga dari keinginanku untuk mengurungkan memetiknya, wanita itu melenggang riang melewatiku...
"Orchid..." sebuah kata lepas dari bibir wanita itu...
"Siapa...?"
"Kau boleh panggil aku Orchid.., iya aku Orchideus... aku senang membuat orang senang.." sambil melenggang menjauh dariku.
"klik"
Konsentrasiku terpecah...., pesan singkat mampir di handphone ku...
"Alamak... aku lupa punya janji dengan seseorang!!"
"Klik"
Aku save sementara di file yang aku hident, kemudian .... "klik" shutdown....
"Argh.... belum dapat ni konfliknya..." gerutu dalam hati ini mengiringi langkah sambil bergegas berusaha menemui janji...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H