Mohon tunggu...
Ardian fitria Kusuma
Ardian fitria Kusuma Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2010-2014 Magister Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia 2016-2017 Musisi/Gitaris Pemula, Pendidik, Traveler (Selalu belajar Memaknai Hidup karena Hidup cuma sekali Maka hiduplah yang berarti) Bojonegoro.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Islam Sebuah Konsep Dasar Ilmu Ekonomi

3 Desember 2017   13:25 Diperbarui: 3 Desember 2017   13:45 3490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islam  mengajarkan  agar  manusia  menjalani  kehidupannya  secara  benar, sebagaimana telah diatur oleh Allah. Ukuran baik buruk kehidupan sesungguhnya tidak  diukur  dari  indikator-indikator  lain,  melainkan  dari  sejauh  mana  seorang manusia berpegang  teguh  kepada  kebenaran. Untuk  itu,  manusia  membutuhkan suatu  pedoman  tentang  kebenaran  dalam  hidupnya,  yaitu  agama  (al-dien)  yang diperlukan oleh manusia kapanpun dan dimanapun ia berada.

 Ekonomi islam menjadi eksis di era modernisasi sebagai pukulan keras terhadap alokasi system ekonomi konvensional, kapitalis dan komunis sejak tahun 1970. Sosok pelopor menegaskan bahwasanya hambatan dalam perkembangan ekonomi islam pada masyarakat muslim adalah keberadaan ekonomi kapitalis yang tidak memperdulikan pentingnya kesejahteraan social. Sebagai akibat dari pengembangan sistem ekonomi yang akan mengembangkan peradaban manusia. [10]

Munzir Kahf menegaskan: ekonomi Islam tidak dapat dipandang  di luar disiplin pokok ilmu ekonomi, yaitu perspektif yang mengabaikan tujuan utama dari sebuah paradigma ekonomi Islam itu sendiri dengan nilai-nilai, aturan dan lembaga yang berorientasi kepada pemahaman politis dan sistematis. paradigma ekonomi islam adalah bertujuan untuk menciptakan peradaban manusia sesungguhnya.[11]

Di dalam karya-karya Ahmad (1980,1994, 2003), Ariff (1989), Chapra (1992 dan 2002), El-Ghazali (1994), Naqvi (1981, 1994), Siddiqi (1981), dan Sirageldin (2002), telah ditegaskan bahwa keberadaan ekonomi politik Islam yang memberlakukan nilai-nilai Islami  adalah suatu hal yang ideal di antara kebijakan sosial dan ekonomi. 

Diantara nilai-nilai tersebut adalah: Kesejahteraan bersama, Adil, Kemauan yang bebas (dalam artian tidak mengedepankan keinginan), karya-karya ini akan menjelaskan bagaimana manusia mencapai  tujuan  hidupnya  yaitu  kesejahteraan  dengan  melakukan  kegiatan  yang tidak merugikan orang lain. Mencegah permasalahan agar manusia tidak egoisme, materialisme   dan   individualisme hanya   demi   memenuhi   kebutuhannya   sesuai dengan Maqashid   Syari'ah dalam rangka   memenuhi   kesejahteraan  hidup manusia. [12]

wallahu A'lam Bishawwab

1. (Suharti, Menjinakkan Barat Dengan Oksidentalisme: Gagasan Kiri Islam Hassan Hanaf Jurnal Ulumuna, Volume IX Edisi 16 Nomor 2 Juli-Desember 2005, Hlm 363)

2. Taqiyuddin AN Nabhani, Membangun Ekonomi Alternatif Perspektif Islam. Penerjemah: Maghfur Wachid (Surabaya, Risalah Gusti, 1996), hlm. 47.

3. Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam,penerjemah Zainal Arifin (Jakarta, Gema Insani Press, 1997), , hlm.31.

4. Monzer Kahf, Ekonomi Islam, penerjemah Machnun Husein  (Yogyakarta, Pustaka Pelajar), hlm.6.

5.  (Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics: Ekonomi Syariah Bukan OPSI. Tetapi SOLUSI!, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 325)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun