“serus Mi dia sudah di lamar orang?, jangan mengada-ngada kamu!!”.Aku menyela omongan Ali dan spontan kaget setengah tidak percaya. Sambil melihat ke arah wanita itu, dia pun sudah berkemas dan akan pergi.
“ Kita bertemaan sudah sangat lama Mi, sejak di pesantren aku sudah paham karaktermu, jadi kali ini jangan sampai salah langkah dan salah pilihan ya Mi, kita sudah dewasa dan kita jangan main-main lagi dalam urusan ini, kalau kamu benar-benar suka sama dia doakan dia agar jadi wanita yang lebih baik lagi, coba kamu kirim surat ke dia nanti aku kasih”
“Aku sudah sholat istikaroh dan juga sudah buat suratnya Li, kemaren malam ba’da magrib, besok aku kasih ke kamu ya titip untuk dia”
Ali memang sahabat terbaikku dia selalu memberi nasehat kalau aku sedikit saja berbuat salah. Sahabat terbaik itu memang selalu ada apapun keadaan kita dan juga tidak memandang kita kaya atau miskin. Ali sudah banyak merubah hidupku jadi lebih baik lagi.
***
Keesokan harinya saya memberikan selembar surat yang sudah aku buat, Ali pun menerimanya dengan senang, akhirnya saya bisa mengeluarkan semua isi hati ini lewat selembar kertas yang sudah mewakili semua isi hati yang saya sampaikan.
“Assalamualaikum, ini ada titipan surat dari Fahmi di baca ya”.Kata Ali sambil menyodorkan surat kepada wanita itu.
“Waalaikumsalam, surat untuk saya?, oh iya terimakasih”.Jawab wanita itu sambil tersenyum manis.
Tanpa ada keraguan ia langsung membuka surat dan membacanya
Untuk : Anisa
Assalamualaikum Wr.Wb