Pagi pukul 06.00 aku mulai mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah, sarapan pagi yang sudah siap masakan dari tetangga masjid yang sangat baik mau berbagi sedikit sayur kepada kami, rasa syukur selalu kamu panjatkan karena sebuah kenikmatan Allah yang di berikan selalu “maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”QS Arahman terdapat 31 ayat yang di ulang-ulang yang menunjukkan sebuah kenikmatan yang Allah berikan jangan kita dustakan. Saya berangkat kuliah sekitar pukul 07.00, dimana pada saat kuliah lah rasa semangat ini muncul, semangat yang benar-benar tulus disertai motivasi yang besar . Selain karena orang tua di rumah yang membuat saya semangat yaitu kehadiran sosok wanita yang kini hadir nyata menjawab doaku.
Seusai mata kuliah saya seperti biasa ngobrol dengan teman-teman saya, bertukar pikiran.kami berkumpul di depan kantin Fakultas, di tempat inilah biasanya mahasiswa/i berkumpul, ada yang berdiskusi serius ada pula yang bercanda dengan mengobrol. Pada saat yang tak terduga aku bertemu dia di kantin fakultas, ia sedang duduk bersama empat temannya penuh canda, sepertinya obrolan ringan dan seru yang membuaat suasana dalam kelompok itu seperti hidup. Tak kuasa saya memandang senyum yang manis yang terpancar dari wajah maninya, seakan membuat mata ini tak mampu untuk menatap dan hanya mampu menaruh harapan ini kepada Allah.Kami sudah saling kenal dan terkadang kami saling menyapa, tapi dia tidak tahu jika saya mengaguminya, bahkan sudah menyukainya.
“Woy Mi.. ngelamun aja dari tadi, ngelihatin siapa kamu serius amat ngelihatnya?”.Kata Ali salah satu temanku dari pesantren sudah hampir 5 tahun kita bersama bahkan dia sudah sangat paham karakterku, sampai gerak-gerikku kalu suka sama perempuan pun Ali sangat paham sampai aku tidak bisa berbohong kalau dengan Ali.
“ Biasa aja Li.. engga ngelihat siapa kok!!”.Jawabku spontan dan kaget.
“Halaaaaah.. dari tadi kamu ngelihatin itu yang pake kerudung coklat”.Sahut Yuda sambil menunjuk ke arah wanita kerudung coklat yang sedang bercanda dengan temannya.
“Ssssstttt, jangan tunjuk-tunjuk Yud, engga baik.. Iya deh aku ngaku dari tadi aku ngelihatin dia, manis banget ya orangnya”
“Kamu serius suka sama dia?”.Kata Ali
“sepertiya aku ada rasa suka Li sama dia, tapi apalah aku hanya orang biasa yang masih berproses ini”
“Widiiih.... Bahasamu Mi, sok bijak... hahaha”.Jawab Ali yang tertawa dan agak sedikit mengejek.
Saya pun terdiam, Ali dan Yuda menatapku begitu tajam
“Gini Mi.. coba kamu istikharoh dulu kalau memang dia jodohmu inyaallah pasti bakal sampai akkhir kalian bisa bersama tapi kalau dalam solat itu tidak ada jawaban atau kemantepan hati kamu, lebih baik kamu tinggalkan. Soalnya aku dapat kabar dari temannya katanya dia itu sudah dilamar sama orang lain di kampung halamannya sana, jadi lebih baik kamu serahkan urusan ini sama Allah”.