Mohon tunggu...
Afifah Zahroh
Afifah Zahroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pamulang

Budayakan membaca ya kawan..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Kenaikan Harga Minyak

29 Juni 2022   23:44 Diperbarui: 29 Juni 2022   23:51 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hello guys...

Nama: Afifah Zahroh

Semester: 6

Prodi & Fakultas: Ppkn, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Mata Kuliah: Ilmu Politik

KRISIS KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG

 

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Minyak goreng dikonsumsi oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari- harinya, baik masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Minyak goreng digunakan sebagai memasak, seperti menumis, menggoreng, dan juga digunakan sebagai bahan pokok kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, harga kelapa sawit haruslah dapat dijangkau oleh masyarakat.

Kelangkaan minyak goreng di Indonesia pada beberapa bulan ini, menjadikan harga minyak goreng naik menjadi dua lipat dari harga biasanya. Beberapa tahun terakhir, terdapat fenomena yang menunjukkan harga CPO dunia yang bergejolak dan berdampak pada harga minyak goreng di pasar domestik. Akan tetapi, apabila terjadi penurunan harga CPO, harga minyak goreng di pasar domestik secara proporsional tidak respon. Hal ini mengakibatkan perilaku persaingan usaha yang tidak sehat oleh pelaku usaha minyak goreng di Indonesia. Dalam hal ini harga minyak goreng tetap tinggi walaupun CPO telah mengalami penurunan harga yang cukup signifikan, jadi, industri minyak goreng tidak lepas dari industri CPO domestik.

Menurut peneliti Indef Rusli Abdullah, ada 4 faktor utama yang mengakibatkan kenaikan harga CPO, yaitu:

  • Terjadi penurunan produksi CPO di negara produsen karena COVID-19. Pada tahun 2021, produksi CPO di Indonesia turun sebanyak 0,31%.
  • Permintaan CPO yang naik di pasar ekspor dan pasar domestik. Permintaan minyak dalam negeri mengalami kenaikan sebesar 6%.
  • Terjadi gejala commodity supercycle pada masa pandemi dan melahirkan fenomena spekulasi di pasar CPO atau pasar komoditas.

Selain pada faktor-faktor tersebut, menurut CNBC ada alasan lain yang menyebabkan harga minyak goreng mengalami kenaikan, yaitu:

  • Harga minyak nabati dunia yang melonjok cukup signifikan.
  • Permintaan Biodesel untuk program B30
  • Adanya pandemi covid'19

Akan tetapi, yang terjadi sebenarnya adalah bukan kelangkaan minyak goreng, melainkan kelangkaan minyak goreng yang terjangkau. Jadi, masyarakat lebih mencari dan berbondong-bondong dalam membeli produk dengan harga terendah.

Menurut laporan dari kementrian perdagangan, harga minyak goreng kemasan biasanya mengalami kenaikan 3,26%. Yang awalnya 14.000 perliter kini naik menjadi 20.800 pada harga minyak goreng premium. Kenaikan ini menjadi bencana harga pangan bagi masyarakat. Karena dimasa pemulihan ekonomi pasca pandemi merasa bimbang cara mengurangi atau menekan harga minyak gareng yang naik ditengah masyarakat.

Terimakasih :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun