Mohon tunggu...
Afifah Nur Aurelia
Afifah Nur Aurelia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Kediri

Currently saying yes to new adventures

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Nilai Profil Pelajar Pancasila Elemen Bernalar Kritis dan Kemandirian melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning di SD Muhammadiyah 1

14 Juni 2024   20:54 Diperbarui: 14 Juni 2024   21:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Siklus I/dokpri

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab jawab (UU Sisdiknas 2003). Pendidikan diharapkan membawa perubahan dan perkembangan bagi individu ataupun bangsa, masing masing individu memiliki hak mendapatkan pendidikan yang pantas dan juga merata (Fitri & Siti Fadia Nurul, 2021). Jika tidak ada pendidikan mustahil kelompok manusia bisa berkembang sesuai dengan aspirasi dan cita cita untuk maju (Ahmad & Tambak, 2018)

Kurikulum memiliki peran yang sangat penting sebagai kerangka dan landasan dasar dalam menjalani proses pendidikan di setiap jenjang, saat ini kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Merdeka. Di sekolah dasar, struktur kurikulum merdeka dibagi menjadi dua kegiatan utama yaitu Pembelajaran Intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang disingkat P5. Salah satu upaya dalam rangka mengelola kurikulum itu sendiri adalah membuat perencanaan pembelajaran yang di dalamnya dituntut menghasilkan projek dalam rangka mencapai karakter profil pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 dimensi: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3) bergotong-royong, 4) kreatif, 5) bernalar kritis, dan 6) mandiri

Berdasarkan observasi pada tanggal 7-8 Mei 2024 diperoleh data bahwa tingkat penerapan bernalar kritis dan kemandirian belajar siswa SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila masih rendah terutama untuk siswa pada tingkat Fase A. Seperti yang diketahui dalam kurikulum merdeka pada tingkat SD dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase A, fase B, dan fase C. Setiap fase berlaku untuk 2 tingkat kelas karena banyak sekolah yang menerapkan sistem kelas multi usia dengan cakupan 2 kelas saja. Fase A adalah fase yang diperuntukkan bagi pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat kelas 1 dan 2

Kurikulum merdeka mengaruskan peserta didik dapat membuat sebuah projek. Projek akan membuat peserta didik dapat mengembangkan potensi dan ketrampilannya dalam berbagai bidang. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka. Dalam kegiatan tersebut peserta didik mendapat kebebasan dalam belajar, struktur kegiatan pembelajaran menjadi fleksibel, sekolah dapat membagi waktu sesuai kebutuhan sehingga menjadi lebih efektif dan aktif karena mereka dapat merasakan secara nyata dengan kondisi sekitar (Rachmawati et al., 2022).

Model pembelajaran project based learning adalah suatu model yang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center Learning), dimana peserta didik bebas untuk mengutarakan gagasan yang dapat dituangkan ke dalam proyek mereka agar lebih kreatif dan berpikir kritis dalam menyelesaikan tugas. Sejauh ini terdapat beberapa penelitian tentang model project based learning untuk mengambangkan kreativitas dan berpikir kritis dalam belajar. Peneliti Natty, Kristin, dan Anugraheni mengungkapkan bahwa tujuan penelitiannya adalah untuk menjelaskan cara penerapan model project based learning untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa (Natty et al., 2019). Selanjutnya adalah peneliti Lestari, Nasir, dan Jayanti, yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati pengaruh project based learning tehadap kemampuan berpikir kreatif dan bernalar kritis siswa pada mata pelajaran biologi, dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai rata rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami perubahan, (Lestari et al., 2021).

Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagiamana penerapan kegiatan proyek profil pelajar pancasila dalam meningkatkan berpikir kritis dan kemandirian pada SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih

Untuk mendapatkan data yang objektif perlu menggunakan teknik pengumpulan dan yang tepat. Adapun teknik pengumpulan data yang tepat yaitu

1. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

2. Tes tertulis

Teknik ini yang digunakan peneliti untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi dengan tema hidup bersih dan sehat yang diajarkan guru. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai nilai minimal 70 dari target yang ditentukan. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung.

Analisis Data

Setelah memperoleh data dalam penelitian, penulis menganalisis data berdasarkan konsep dari Milles dan Hurman. Milles dan huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jernih

HASIL

Deskripsi Awal

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum melakukan penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas I SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih pada semester 2 ditahun pelajaran 2024/2025, terlihat bahwa hasil belajar siswa dari ulangan harian yang dilakukan masih belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Berdasarkan hasil , rendahnya hasil yang didapat siswa diperoleh dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti guru yang menggunakan metode ceramah dan lain- lain.

Deskripsi Pra Siklus

Berdasarkan data nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas I SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih menunjukkan bahwa KKM untuk mata pelajaran PJOK adalah 70. Peneliti menggunakan evaluasi formatif dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu tes objektif dan subjektif.

Deskripsi Siklus I

Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada siklus I terdapat 9 siswa yang tuntas dan 10  siswa yang belum tuntas. Dengan demikian baru 33.3 % dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi target yang peneliti tentukan yaitu 75% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai nilai KKM

Deskripsi Siklus II

Dari hasil perhitungan terhadap nilai ulangan menunjukkan rata-rata skor ulangan siswa pada siklus II adalah 75 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Jumlah siswa yang telahmemenuhi kriteria belajar tuntas dengan standar ketuntasan 70 adalah 10 anak dari 16 anak, sedang yang mengalami belajar tidak tuntas sama dengan 6 anak. Bila dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II terjadi peningkatan skor sebesar 7.5 %. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar juga mengalami kenaikan sebanyak 4 anak dengan persentase kenaikan 25 %. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan model PBL mampu meningkatkan  hasil

Proses Siklus II/dokpri
Proses Siklus II/dokpri

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi dan refleksi penelitian yang telah dilakukan pada tiap siklus. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dan dilakukan refleksi secra keseluruhan pada tiap-tiap siklusnya. Pembelajaran dengan menggunakan satu model pembelajaran akan membuat siswa menjadi bosan untuk mengikuti pembelajaran.Oleh karena itu guru perlu melakukan rencana ---rencana baru dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar sisiwa tidak jenuh dalam pembelajaran. Dari data hasil pengamatan aktivitas guru dalam penerapan PBL dapat diketahui hasil rata-rata total skor dari siklus I dan II rata aktivitas Guru dalam Penerapan PBL pada siklus I dan II

                       

No

Keterangan

Siklus I

Siklus II

1

Pendahuluan

6,5

7

2

Kegaiatan Inti

20

22,5

3

Penutup

3,5

4

Total

30

33,5

Nilai

83,33%

93,06%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran pada siklus I sudah baik. Total rata-rata seluruh pengamatan pada siklus I 83,33%, dan pada siklus II 93,06%, rata - rata tersebut diperoleh dari 9 komponen, yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, mendemonstrasikan pengetahuan, mengkoordinasi siswa, membimbing kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya memberi penghargaan pada siswa, membentu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, menyimpulkan hasil diskusi siswa. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam menerapkan metode Problem Base Learning (PBL) setiap siklusnya terjadi peningkatan.

Hasil tes menunjukkan bahwa secara individu nilai rata-rata siswa tergolong sangat baik dan secara klasikal siswa juga mencapai ketuntasan yang ditetapkan yakni 75%. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan pada nilai tes yang dilakukan melalui ulangan harian. Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar siswa yang dilihat dari ranah kognitif terdapat meningkatnya pada siklus I dan II.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun