Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Salah Kaprah Konsep "Reward and Punishment" dalam Pengasuhan

26 Desember 2022   20:17 Diperbarui: 27 Desember 2022   01:01 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua memberikan reward untuk anaknya. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Pitchard (2008) dalam bukunya Ways of Learning menjelaskan bahwa pendekatan positif sangat penting untuk pembelajaran yang melibatkan pemahaman esensi dari penghargaan dan hukuman sebagai penguatan perilaku. Adapun arah dari penguatan perilaku yang dimaksud Skinner adalah penguatan stimulus yang dilakukan secara berulang agar dapat memperkuat respon yang diinginkan. Skinner membuktikan teori tersebut melalui percobaannya yang dinamakan dengan Skinner Box.

Sumber: Parenting for Brain
Sumber: Parenting for Brain

Kembali pada cerita di atas, apa yang dilakukan oleh orangtua Dodi merupakan penerapan reward and punishment yang dilakukan tanpa adanya penguatan. Sehingga ketika hadiah berupa game console tersebut sudah tidak ada lagi di masa mendatang, Dodi merasa kehilangan "motivasi" untuk melaksanakan sholat 5 waktu secara penuh. Pada kasus Dodi, kesan orientasi yang diberikan oleh orangtuanya adalah melakukan hal baik akan selalu mendapatkan ganjaran yang diinginkan.

Berbeda dengan Messo, ia diarahkan untuk terbiasa melakukan sesuatu yang positif dan sesekali diberikan respon yang positif. Sehingga, orientasi Messo bukan lagi pada tahap "saya akan sholat agar mendapat hadiah dari Mama" akan tetapi ia merasa bahwa sholat memang semestinya dilakukan 5 waktu secara penuh. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan dari Skinner: consequence of behavior determines the repetition of behavior (akibat dari sebuah perilaku menentukan pengulangan dari perilaku tersebut).

Penerapan Reinforcement dalam Kehidupan Sehari-hari

Barangkali, kita semua pernah melakukan penguatan perilaku baik secara sadar maupun tidak disadari.  Penguatan perilaku tidak hanya dapat dilakukan oleh orangtua kepada anak, guru kepada siswa, atau atasan kepada bawahan. Penguatan perilaku sangat dapat kita kontrol untuk diri sendiri. Contoh kecil dari penerapannya yakni dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini:

Sumber: Channel Youtube
Sumber: Channel Youtube "Read is Best"

Positive reinforcement, yakni menambahkan sesuatu yang disukai untuk meningkatkan perilaku. "Jika saya berhasil fokus dalam belajar, maka saya boleh memakan cokelat favorit"

Negative reinforcement, yaitu mengambil/menarik sesuatu yang tidak disukai. "Jika saya berhasil fokus dalam belajar, maka saya boleh tidak membersihkan rumah selama satu hari"

Positive punishment, yakni menambahkan hal-hal yang tidak disukai untuk menurunkan perilaku. "Jika saya tidak berhasil fokus belajar dan justru scroll media sosial, maka saya harus membersihkan rumah selama satu hari"

Negative punishment, yaitu mengambil/menarik sesuatu yang disukai. "Jika saya tidak berhasil fokus belajar dan justru scroll media sosial, maka saya tidak boleh memakan cokelat favorit"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun