Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa Anak Sulit Terbuka kepada Orangtuanya?

14 Desember 2022   21:07 Diperbarui: 24 Desember 2022   20:21 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak tertutup dengan orangtua (Sumber: shutterstock) 

Dikutip dari IDN Times, pemicu hal tersebut di antaranya yaitu faktor kesibukan orangtua sehingga jarang mengajak anak berkomunikasi dengan baik, sering memotong pembicaraan, selalu berprasangka negatif, terlalu sering menegur anak di depan umum, dan termasuk juga orangtua yang tidak bersikap terbuka pada anaknya sehingga mereka juga akan mencontoh sikap tersebut.

Media sosial yang berkembang pesat kini juga menimbulkan permasalahan baru dalam pengasuhan. Banyak orangtua jaman now yang dikit-dikit spill kelakuan anak mereka.

Jujurly, jika diposisi Aurora tentu saya akan merasa tidak nyaman. Apalagi jika story tersebut mengandung aib atau kejujuran saya dalam mengekspresikan emosi. 

Di lain waktu, tentu saya akan berpikir seribu kali untuk menceritakan sesuatu kepada orangtua. Selain nantinya akan mengundang pro dan kontra oleh netizen, oversharing di media sosial rupanya juga menjadi salah satu penyebab mengapa anak menjadi tertutup di hadapan orangtuanya. Seperti kata Aurora: males aja, gitu!

Healthy Communication, Healthy-Mentally-Family

Melakukan komunikasi yang "sehat" merupakan salah satu tindakan preventif dan solutif bagi orangtua agar anak lebih terbuka. 

Komunikasi yang dibentuk dengan baik antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun hubungan positif dan memudahkan orangtua untuk membicarakan hal-hal yang lebih kompleks di kemudian hari. 

Komunikasi tidak hanya soal mengekspresikan pikiran dan/atau perasaan, namun juga tentang respons dan tingkah laku yang ditunjukkan. 

Sederhananya, terdapat 3 kata kunci yang harus diingat dalam membentuk komunikasi yang "sehat" di antaranya:

  • Don't judge, jangan lekas menghakimi atau buru-buru mengambil kesimpulan tanpa alasan yang jelas. Ketika anak memutuskan untuk mengakui hal-hal yang kurang nyaman didengar, cobalah untuk tetap tenang dan menanggapinya tanpa tendensi. Usia anak-anak hingga remaja cenderung akan berhenti bercerita bila ia khawatir akan penghakiman dan kritikan yang akan diterimanya. Be a good listener.
  • Don't interrupt, jangan menyela ketika anak sedang bercerita. Apalagi memberikan nasihat ketika anak tersebut tidak (atau mungkin, belum) membutuhkannya. Terkadang, anak memutuskan untuk membuka diri bukan untuk mencari solusi atau validasi, melainkan untuk menjadikan orangtua sebagai "cermin" agar mereka dapat mengintropeksi diri. Mengarahkan mereka untuk mendapat solusi dari pemikirannya sendiri akan jauh lebih bermakna dibandingkan menawarkan secara instan solusi itu sendiri.
  • Don't force, terkadang anak tetap memilih untuk menutup diri meski orangtua sudah berusaha peduli dengan cara yang baik. barangkali mereka masih membutuhkan waktu untuk memroses emosi dan pengalaman mereka sebelum siap untuk menceritakannya. Oleh sebab itu, jangan sesekali mendesak anak. Give them times till they want to.

Namun, bagaimanapun, generasi orangtua dan anak yang rerata terpaut bertahun-tahun memang tidak dapat dipungkiri dalam perbedaan pola pikir dan pola asuhnya. 

Saya yakin, orangtua dengan berbagai macam cara pengasuhan yang dipilih tentu dimaksudkan untuk kebaikan bagi anak mereka. Panjang umur dan sehat selalu --untuk orangtua kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun