Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serba-serbi Praktik Mengajar di Taman Kanak-kanak

31 Maret 2019   18:00 Diperbarui: 31 Maret 2019   20:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa Kelas A (dokpri)

Pernah suatu ketika saya sedang sediiih sekali hingga beberapa malam saya menangis sampai tertidur. Puncaknya, saat terbangun saya mendapat morning problem yang cukup menyedihkan. Kepala terasa berat, perut kembung dan mual, dan wajah saya... oh no, super-duper-kucel! Mata merah beserta kantung mata yang membesar menambah suasana suram. Meski sudah saya tutupi dengan BB cream yang cukup tebal, hasilnya tetap saja suram. But, show must go on, saya tetap berangkat ke sekolah dan menebar keceriaan.

Sesampai di sekolah ---seperti biasa siswa-siswi berlarian mengerubungi saya, berebut untuk mencium tangan dan salam. Apa yang terjadi? Salah satu siswi, sebut saja namanya Susan, memeluk saya erat-erat dan berkata, "Aku sayaaang sekali sama Ustadzah. Ustadzah cantiiik sekali hari ini..." Duh, seketika hati yang beku ini mencair, hangat, dan rasanya tentram. Tak lupa saya diberi cipika-cipiki sebelum dia kembali berlarian. Terima kasih, nak! :')

Mudah Tengkar, Mudah Baikan

Entah kenapa (atau memang lumrah adanya di setiap kelas), selalu ada satu-dua anak yang bertengkar selama pembelajaran berlangsung. Mulai dari berebut mainan, berebut tempat, saling memukul, mengejek, bahkan hal-hal kecil pun dipermasalahkan. Anak-anak mudah sekali bertengkar..... untuk kembali berbaikan.

Iya, belum ada 5 detik bertengkar, mereka sudah bermain bersama lagi. Salah satu dari puluhan kasusnya seperti ini:

"Ustadzaaah... Tadi Dilan nyenggol tanganku!" (Plis deh, nak. Disenggol tidak ada apa-apanya daripada ditikung teman sendiri . Upsss)
"Enggaaak, kamu duluan yang nyenggol!"
"Sudah-sudah, semuanya berteman yaaa. Anak hebat harus saling memaafkan. Ayooo, berbaikan..."

Kemudian Dilan dan Milea bersalaman sambil cemberut. Saya melanjutkan,
"Lho, mana senyumnya?"
Mereka tersenyum lalu kembali bermain bersama dan bercanda tawa. Seperti tidak pernah ada dendam di antara mereka gitu. Duh, andai masalah kita (hah, kita??? *ala mojok.co) bisa semudah itu yhaaa hmmm...

Menghayati Peran

Tahu lagu ini?

"Mari kawan bermain dalam lingkaran
Menyebut binatang yang ada di hutan
Binatang apakah itu?
Binatang apakah itu?

(Guru memberi tebakan ciri-ciri hewan)
Siapakah aku?
Badanku puanjaaang
Aku suka sekali makan daging
Bunyiku 'sssh... sssssh...'

(Siswa menebak) Ular! Ular!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun