Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku, Kepompong, dan Seribu Patahan Hati

27 April 2018   23:58 Diperbarui: 28 April 2018   00:24 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, yang harus kamu lakukan adalah berbenah. Yap, memantaskan diri juga butuh usaha. Hanya karena dulu dia banyak bercerita tentang kehebatan pujaan hatinya, bukan berarti kamu tidak bisa lebih keren dari do'i!

Dan yang perlu diingat selain berbenah diri, benahi juga niatmu untuk berbenah. Apakah untuk dia, atau Dia? It depends on you, dear. Ketika kamu berbenah untuk dia, bisa jadi kamu akan mendapatkannya. Tapi jika takdir berkata tidak, tentu ada rasa kesal, bukan?

Namun ketika kamu berbenah untuk Dia, niscaya kamu akan mendapat yang super-duper-terbaik. Entah itu dia atau bukan, yang pasti kamu takkan menyesal..."

Aku tertegun mendengar penjelasan dari kepompong aneh yang bisa berbicara ini.

"Woy! Aneh katamu?! Enak saja. Aku ini kepompong ajaib!" Toeeeng...

"Hehehe... Maaf atuh, maaf. Lalu apa yang selanjutnya?"

"Nah, ini yang terakhir. Hal yang paling mudah sekaligus paling susah dilakukan: berdo'a. Tentu saja do'a yang baik. Jangan malah berdo'a supaya dia mendadak amnesia sama si Anis, atau malah memaksakan do'a supaya dia menjadi jodohmu. Yakaleee...

Do'a yang baik adalah do'a yang kita pasrahkan kepada-Nya. Ya, semacam ikhtiar terakhir dari segala ikhtiar. Jika sudah kamu gantungkan harapanmu murni kepadaNya, diiringi dengan berdiam dan terus berbenah, in syaa Allah tidak akan ada yang namanya patah hati..."

"Jadi, patah hati itu... adalah sakit yang ku buat sendiri?"

"Tidak sepenuhnya. Separuh karena memang salahmu menaruh harapan kepada manusia, separuh lagi karena manusia itu melakukan hal-hal yang menyakitkan baik sengaja maupun tidak. Lagipula, bukankah jatuh hati yang tulus adalah jatuh hati yang tidak memerlukan balasan?"

"... Itu artinya... Aku tidak tulus mencintainya, ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun