Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Masih Sering Menunda Pekerjaan? Lawan dengan 9 Jurus Ini!

11 Oktober 2017   03:32 Diperbarui: 11 Oktober 2017   09:22 2937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia dengan segala rutinitas hidupnya seringkali merasa bosan atau jenuh atas kegiatan sehari-hari yang terkadang dirasa gitu-gitusaja. Hal tersebut berpengaruh besar terhadap pekerjaan dan produktivitas seseorang. Nah, kebosanan atau kejenuhan merupakan salah satu indikator penyebab prokrastinasi. Ketika seseorang tidak mood untuk mengerjakan tanggungjawabnya, maka ia akan menunda dengan berbagai macam dalih.

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin "Procrastinare", pro yang artinya maju dan crastinus yang berarti besok atau menjadi hari esok. Steel mengatakan bahwa prokrastinasi adalah "to voluntarity delay an intended course of action despite expecting to be worse-off for the delay", artinya prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk. 

Jadi, dari asal katanya prokrastinasi adalah menunda hingga hari esok atau lebih suka melakukan pekerjaannya untuk dilakukan di lain waktu. Orang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai procrastinator.

Saat ini, prokrastinasi menjadi salah satu "wabah" bagi masyarakat modern. Meski hal ini terlihat sepele dan bisa dilawan dengan istilah "the power of kepepet" [1] ala mahasiswa, sesungguhnya prokrastinasi tidak baik jika dibiarkan menjamur dalam kehidupan kita. Untuk itu, wahai manusia zaman now, mari kita lawan prokrastinasi yang menguasai diri, supaya kita tetap menjadi manusia yang produktif dan tentunya anfa'uhum linnas (bermanfaat bagi manusia lain).

Nah, berikut ini ada beberapa jurus yang bisa kita lakukan untuk melawan prokrastinasi agar tidak merugikan hidup:

1. Kenali diri sendiri

Mengenal diri sendiri -atau bahasa kerennya: muhasabah diri- penting untuk dilakukan agar kita mengetahui seberapa potensi kita dalam melakukan berbagai pekerjaan. Contohnya, ketika saya sedang sedih atau tidak mood, maka saya tidak bisa berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas kuliah. 

Nah, setelah mengetahui alasan mengapa kita menunda untuk mengerjakan tugas kuliah, maka selanjutnya kita harus mencari tahu bagaimana cara mengembalikan mood atau meredam kesedihan supaya tidak berdampak pada kewajiban yang harus diselesaikan. Kalau saya sih biasanya dengan melakukan hobi yang membuat hati merasa lebih baik seperti bermain musik, memasak, atau bahkan tidur. Ya, terkadang setelah bangun tidur, sedikit-banyak masalah hati akan terasa ringan.

2. Membuat to-do-list harian

Salah satu penyebab seseorang sering menunda pekerjaan adalah karena lupa atau tidak bisa membagi waktu untuk mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Oleh karena itu, buatlah rencana kerja atau to do list harian yang tertulis. 

Hal ini membantu mengingatkan kita mengenai tenggat waktu yang tersedia untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. to do listbisa ditulis di kalender, stick note,maupun telepon genggam. Usahakan untuk menambatkan to do listdi tempat atau benda yang sering kita temui dalam sehari.

3. Berlatih mengorganisir waktu

Mengorganisir waktu pada hakikatnya telah diatur dalam Islam, yakni 8 jam untuk beristirahat, 8 jam untuk bekerja, dan 8 jam untuk beribadah. ketika kita dapat melakukannya dengan optimal, niscaya hidup kita dapat dikategorikan balance atau seimbang. Namun terkadang rutinitas duniawi memang mengambil alih sebagian dari waktu bekerja dan beribadah. 

Untuk itu, penting untuk melakukan pekerjaan yang menjadi prioritas terlebih dahulu baru mengerjakan pekerjaan yang lebih ringan. Sebab orang yang tidak mampu mengorganisir waktu merupakan salah satu kategori pelaku prokrastinasi, karena mereka tidak mampu mengatur pelaksanaan tugasnya dengan baik.

4. Membiasakan diri untuk disiplin dan istiqomah

Orang yang memiliki kebiasaan menunda pekerjaan seringkali terbawa oleh sikap yang tidak disiplin atau mencla-mencle. Untuk itu, cobalah membangun kebiasaan disiplin dari hal-hal kecil seperti mengatur aktivitas pribadi sesuai jadwal tertentu secara teratur mulai dari bangun tidur, waktu makan, jam berangkat, dan aktivitas lainnya. Jika kita dapat membangun kebiasaan berdisiplin dalam aktivitas pribadi secara istiqomah, maka kita juga akan lebih mudah untuk berdisiplin mengerjakan tugas secara tepat waktu karena senantiasa terbiasa dengan jam biologis yang sudah kita atur dalam diri.

5. Berkumpul dengan orang-orang rajin

Ada sebuah maqolah bahwa ketika kita sering berkumpul dengan suatu kaum, maka kita termasuk di dalamnya. Nah, berkumpul dengan orang-orang rajin akan membantu kita untuk "tertular" semangat dan motivasi dari mereka. Cara yang paling mudah adalah dengan bergabung dengan organisasi atau komunitas positif, atau bisa juga bergabung dengan LSM-LSM sebagai anggota maupun volunteer.

Biasanya, orang-orang yang menyibukkan diri dengan kegiatan organisasi adalah mereka yang tidak mau membiarkan waktu mereka terbuang sia-sia. Sangat berlawanan dengan si prokrastinasi yang suka buang-buang waktu dengan hal yang tidak bermanfaat. Bayangkan betapa banyaknya manfaat yang akan kita dapat dengan mengalihkan waktu yang biasanya digunakan untuk prokrastinasi kepada kegiatan-kegiatan organisasi yang jauh lebih menyenangkan dan sarat pengalaman baru.

6. Berbicara positif terhadap diri sendiri

Ketika akan melakukan tugas yang berat atau ditakuti, biasanya kita akan mengalami sabotase pikiran sendiri seperti, "aku tidak pernah bisa meyelesaikan semua ini" atau "aku bukan orang yang tepat untuk pekerjaan ini". Ketika keluhan ini menjatuhkan motivasi dan semangat untuk bekerja, cobalah sebuah teknik sederhana ini: ubah pertanyaan pesimis menjadi pernyataan yang positif seperti, "Jika dia bisa menyelesaikannya, maka aku pasti juga bisa". Katakanlah ini berulang-ulang, baik di dalam hati atau di depan cermin hingga membentuk energi yang positif dalam melakukan perkerjaan nantinya.

7. Jangan berharap terlalu tinggi terhadap hasil

Bagaimanapun, mengharapkan sesuatu yang belum pasti itu tidak baik, apalagi jika berurusan dengan perasaan (nah lho?). jangan terpaku terhadap hasil yang ingin dicapai, namun fokuslah dalam menyelesaikannya terlebih dahulu. Ketika kita menjadikan ekspetasi sebagai acuan, sedangkan hasilnya tidak sesuai dengan harapan, maka akan tumbuh rasa kecewa dalam diri kita sehingga membuat downatau frustasi. Apabila hal itu terjadi, maka untuk mengerjakan hal-hal berikutnya kita akan merasa malas dan tidak semangat. Untuk itu, ingatlah bahwa proses itu lebih penting daripada hasil akhir.

8. Reward/Punish yourself

Tidak hanya anak usia dini yang butuh pola reward(penghargaan) dan punish(hukuman) untuk memotivasi dan memicu produktivitas, orang dewasa pun juga tetap memerlukannya. Contoh kecilnya yakni katakan seperti ini pada diri sendiri, "aku akan membeli ice creamdan siomay hanya dan jika hanya tugas artikel ini sudah selesai" atau "jika aku tidak berhasil menyelesaikan makalah ini dalam 1 malam, maka aku harus menabung separuh dari uang jajanku". 

Hal-hal kecil dan koncol tersebut memang terdengar aneh, namun ternyata berpengaruh besar terhadap kinerja kita. Karena sesungguhnya, orang yang dapat me-reward-and-punish dirinya sendiri adalah ciri-ciri orang yang memiliki komitmen, tanggungjawab tinggi, dan cocok untuk dijadikan suami... hahahahaha apasih.

9. Mulai dari sekarang

Ya! Setelah membaca artikel ini, tanamkan prinsip pada diri untuk memulai semuanya dari sekarang. Ketika suatu pekerjaan dirasa berat, maka lakukan salah satu tips di atas yang paling mudah terlebih dahulu. Lawan rasa malas atau pesimis dengan perbanyak berusaha dan juga berdo'a. Adapun salah satu do'a agar terhindar dari sifat malas yaitu:

Sumber: muslim.or.id
Sumber: muslim.or.id
Nah, wahai people jaman now, sadarlah bahwa masih banyak hal-hal yang lebih ber-faedahdan harus kita perjuangkan daripada sekedar membiarkan nafsu menguasai waktu kita yang berharga. Yang terakhir, ingat kata tante Krisdayanti bahwa rasa menyesal tak pernah datang di awal. Dan prokrastinasi selalu berujung pada penyesalan di kemudian hari. Sekian.

[1] Istilah yang biasa digunakan untuk tugas atau pekerjaan yang diselesaikan mendekati jatuh tempo/deadline

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun