3. Berlatih mengorganisir waktu
Mengorganisir waktu pada hakikatnya telah diatur dalam Islam, yakni 8 jam untuk beristirahat, 8 jam untuk bekerja, dan 8 jam untuk beribadah. ketika kita dapat melakukannya dengan optimal, niscaya hidup kita dapat dikategorikan balance atau seimbang. Namun terkadang rutinitas duniawi memang mengambil alih sebagian dari waktu bekerja dan beribadah.Â
Untuk itu, penting untuk melakukan pekerjaan yang menjadi prioritas terlebih dahulu baru mengerjakan pekerjaan yang lebih ringan. Sebab orang yang tidak mampu mengorganisir waktu merupakan salah satu kategori pelaku prokrastinasi, karena mereka tidak mampu mengatur pelaksanaan tugasnya dengan baik.
4. Membiasakan diri untuk disiplin dan istiqomah
Orang yang memiliki kebiasaan menunda pekerjaan seringkali terbawa oleh sikap yang tidak disiplin atau mencla-mencle. Untuk itu, cobalah membangun kebiasaan disiplin dari hal-hal kecil seperti mengatur aktivitas pribadi sesuai jadwal tertentu secara teratur mulai dari bangun tidur, waktu makan, jam berangkat, dan aktivitas lainnya. Jika kita dapat membangun kebiasaan berdisiplin dalam aktivitas pribadi secara istiqomah, maka kita juga akan lebih mudah untuk berdisiplin mengerjakan tugas secara tepat waktu karena senantiasa terbiasa dengan jam biologis yang sudah kita atur dalam diri.
5. Berkumpul dengan orang-orang rajin
Ada sebuah maqolah bahwa ketika kita sering berkumpul dengan suatu kaum, maka kita termasuk di dalamnya. Nah, berkumpul dengan orang-orang rajin akan membantu kita untuk "tertular" semangat dan motivasi dari mereka. Cara yang paling mudah adalah dengan bergabung dengan organisasi atau komunitas positif, atau bisa juga bergabung dengan LSM-LSM sebagai anggota maupun volunteer.
Biasanya, orang-orang yang menyibukkan diri dengan kegiatan organisasi adalah mereka yang tidak mau membiarkan waktu mereka terbuang sia-sia. Sangat berlawanan dengan si prokrastinasi yang suka buang-buang waktu dengan hal yang tidak bermanfaat. Bayangkan betapa banyaknya manfaat yang akan kita dapat dengan mengalihkan waktu yang biasanya digunakan untuk prokrastinasi kepada kegiatan-kegiatan organisasi yang jauh lebih menyenangkan dan sarat pengalaman baru.
6. Berbicara positif terhadap diri sendiri
Ketika akan melakukan tugas yang berat atau ditakuti, biasanya kita akan mengalami sabotase pikiran sendiri seperti, "aku tidak pernah bisa meyelesaikan semua ini" atau "aku bukan orang yang tepat untuk pekerjaan ini". Ketika keluhan ini menjatuhkan motivasi dan semangat untuk bekerja, cobalah sebuah teknik sederhana ini: ubah pertanyaan pesimis menjadi pernyataan yang positif seperti, "Jika dia bisa menyelesaikannya, maka aku pasti juga bisa". Katakanlah ini berulang-ulang, baik di dalam hati atau di depan cermin hingga membentuk energi yang positif dalam melakukan perkerjaan nantinya.
7. Jangan berharap terlalu tinggi terhadap hasil