Mohon tunggu...
Afiandari Nur Ardiati
Afiandari Nur Ardiati Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik

Hello~

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mengenal Sigit Budiarto, Sang Pencetak Prestasi dan Atlet Top Dunia

31 Januari 2022   14:12 Diperbarui: 31 Januari 2022   15:08 4405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sigit Budiarto/Candra Wijaya memegang piala Thomas Cup. Foto: pbdjarum.org

Setahun bersama Dicky, Sigit mampu merebut gelar juara French Open. Sayangnya, lagi-lagi ia harus berpisah dengan partnernya itu. 

Pada bulan September 1996, usai pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON), Sigit resmi dipasangkan dengan Candra Wijaya.

Tanpa latihan khusus, ia pun diberangkatkan ke US Open. Tak disangka, keduanya membawa hasil yang memuaskan pelatih.

“Saya dikirim sama Candra, ngga pernah latihan. Maksudnya yang khusus gitu ya, hanya suruh berangkat ke sana. Terus pas di sana hasilnya bagus. Bisa jadi juara ngalahin Cheah Soon Kit/Kim Hock. Setelah itu baru ditetapin,” jelas pemain yang kerap berganti-ganti pasangan itu.

Pencapaian Sigit/Candra berlanjut dengan berbagai gelar pada tahun berikutnya, seperti Taipei Open, Indonesia Open, dan Singapore Open. Bahkan pertama kali berpartisipasi di Kejuaraan Dunia 2017, mereka mampu menyabet gelar juara dengan kemenangan dramatis di partai final melawan duet legendaris asal Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock.

Candra dan Sigit di final Kejuaraan Dunia 1997. Foto: Instagram/erlybahtiar
Candra dan Sigit di final Kejuaraan Dunia 1997. Foto: Instagram/erlybahtiar
Tak tanggung-tanggung, pasangan ganda putra ini berhasil menempati urutan teratas dunia, menggantikan Rexy Mainaky/Ricky Subagja yang konon disebut-sebut sebagai ganda putra terbaik di dunia.

“Setelah itu (usai juara dunia) sekitar enam bulan kemudian kayaknya (menggeser Rexy/Ricky). Karena setelah itu tiga turnamen berturut-turut bisa jadi juara satu,” ujar Sigit yang mengaku tak menyangka bisa sampai sejauh ini.

Rexy/Ricky dan Candra/Sigit sebelum eksibisi. Foto: pbdjarum.org
Rexy/Ricky dan Candra/Sigit sebelum eksibisi. Foto: pbdjarum.org
Cerita menarik dari ajang Thomas Cup 1998

Di antara sederet gelar yang pernah diraihnya, ada satu momen yang paling berkesan dan tak terlupakan bagi Sigit. Bersama Candra, ia menjadi bagian dari tim Indonesia di ajang Piala Thomas 1998.

Sigit Budiarto/Candra Wijaya memegang piala Thomas Cup. Foto: pbdjarum.org
Sigit Budiarto/Candra Wijaya memegang piala Thomas Cup. Foto: pbdjarum.org
Diakui Sigit, kondisi tim Indonesia saat itu sedang resah karena ada kerusuhan di Jakarta. Sebagian pemain pun mengkhawatirkan keluarganya di tanah air. Namun tim Indonesia mampu melewatinya dan berhasil menjuarai Piala Thomas 1998.

Masih di ajang yang sama, ada beberapa momen yang begitu melekat di ingatan Sigit. Salah satunya ketika tim Indonesia dilepas dan disambut oleh presiden yang berbeda.

Mereka dilepas Presiden Soeharto saat hendak berangkat menuju Hong Kong. Bak sudah lima tahun, saat pulang tim Indonesia disambut oleh presiden baru, yakni B.J Habibie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun