Saat melihat sosok perempuan galak tergopoh-gopoh berlari menghampiri dengan cepat kamu ikut menceburkan diri.Â
***
"Dasar enggak waras. Apa yang kamu lakukan Arimbi!" Perempuan paruh baya yang masih terlihat begitu cantik di matamu itu berteriak marah. Dia memeluk tubuh anak laki-laki yang menggigil itu. "Minggir, anak enggak waras!"Â
Perempuan itu bangun dengan susah payah sambil menggendong anak laki-laki itu dan mendorongmu. Dia tidak peduli saat kamu pun basah kuyup dan kedinginan.Â
"Ingat, jangan pernah lagi kamu main sama Alva. Ikut ibumu saja sana!"Â
Perempuan itu lekas berjalan menjauhimu. Kamu terdiam dengan kepala tertunduk lesu. Tidak ada tangisan yang keluar, hanya saja tetesan air terus mengalir dan membuatmu betah berlama-lama di tempat terbuka di malam hari.Â
"Ya Rabbi, Arimbi. Kamu buat Ayah takut!" Raut wajahmu dengan cepat berubah bahagia saat sosok pria bertubuh raksasa di matamu itu dengan cepat mendekat, tidak ada lagi gurat-gurat kekecewaan karena larangan tadi. "Untung saja Bu Marni bilang kalau kamu di sini, kenapa bisa basah begini?"Â
"Ayah, Arimbi bisa terbang!" Pria tersebut tidak mendengarkanmu, dia terlalu khawatir dengan kondisimu yang pastinya sama dengan anak laki-laki itu. "Besok Rimbi ajak Ayah terbang, ya. Mau?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H