Mohon tunggu...
Afghan Puteh
Afghan Puteh Mohon Tunggu... Konsultan - Telekomunikasi

25th sebagai pekerja di bidang telekomunikasi, pemerhati teknologi informasi dan komunikasi, menyukai fotografi dan olah raga di alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan Konektivitas Digital di Indonesia: Menuju Masa Depan Terkoneksi

16 Februari 2024   17:54 Diperbarui: 16 Februari 2024   17:55 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaringan Satelit Komunikasi Kecepatan Tinggi seperti HTS (High Throughput Satelite) dengan kelembaman rendah (Low Latency) menjadi pertimbangkan sebagai salah satu solusi jangka panjang bagi konektivitas nirkabel yang ramah linkungan

Sekarang ini ada 8 Satelit Indonesia yang aktif dan sudah meliputi Satelit Komunikasi Kecepatan Tinggi (High Throughput Satellite) dan VHTS (Very High Throughput Satellite), seperti Tabel berikut:

Tabel: Satelit Indonesia yang Aktif menurut UNOOSA
Tabel: Satelit Indonesia yang Aktif menurut UNOOSA

Catatan:

  • NAMA      : Nama Satelit Terdaftar pada UNOOSA (United Nation Office of Outer Space Affairs), Kantor PBB untuk Urusan Luar Angkasa.
  • SATELIT: Nama Satelit yang didaftarkan ke UNOOSA
  • TANGGAL PELUNCURAN: Tanggal Peluncuran Satelit ke Orbit
  • STATUS: Hanya yang Aktif
  • ORBIT: Pola dari Orbit Satelit
  • GSO: Geo-Stationer Orbit
  • LEO: Low Earth Orbit -- Polar = Mengorbit Bumi dengan Iklinasi ke Kutub Utara-Selatan
  • LEO: Low Earth Orbit -- Near Equatorial Orbit: Mengorbit Bumi dengan sudut Inclinasi kurang dari 60 dari garis Katulistiwa, atau dari Timur-Barat
  • Satelit Komunikasi VHTS: Very High Throughput Satelite -- Satelit Nusantara Tiga (Satria-1) dengan kapasitas 150 GBps (Gigabyte per second)

Satelit Nusantara Tiga (Satria-1) merupakan satelit teknologi baru dengan kapasitas 150 Gbps, sehingga setiap titik layanan dapat mencapai 1 Mbps, dengan mengusung teknologi VHTS (Very High Throuput Satellite)

Pemerintah Indonesia dengan Konsorsium PT Satelit Nusantara Tiga sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) bekerja sama dengan Thales Alenia Space untuk membangun Satelit Nusantara Tiga (Satria-1)

Satelit Nusantara Tiga (Satria-1) mengutamakan konektivitas kedaerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dan Teknologi VHTS dipilih unuk mengatasi tantangan geografis yang beragam. Tetapi Satelit ini belum cukup untuk melayani seluruh daerah 3T, sehingga kedepannya Pemerintah berencana untuk meluncurkan Satelit Satria-2.

Kesimpulan

Kita dapat mengidentifikasi beberapa poin kunci yang penting untuk dipertimbangkan:

Pentingnya Konektivitas Digital:

Konektivitas digital memainkan peran yang sangat vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan inklusi sosial di Indonesia. Akses yang luas dan terjangkau terhadap infrastruktur digital menjadi kunci dalam memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses informasi dan layanan online.

Tantangan Infrastruktur:

Meskipun terdapat peningkatan yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur digital di Indonesia, masih terdapat tantangan dalam hal cakupan, keandalan, dan kecepatan koneksi. Terutama di wilayah pedesaan, akses internet yang terbatas masih menjadi masalah yang harus diatasi.

Keterbatasan Akses:

Masih ada sebagian besar penduduk Indonesia yang belum memiliki akses terhadap internet, baik karena alasan geografis, ekonomi, maupun sosial. Upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa kesenjangan akses ini dapat diminimalkan agar tidak menimbulkan kesenjangan digital yang lebih besar di masyarakat.

Peran Pemerintah dan Swasta:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun