Jaringan Satelit Komunikasi Kecepatan Tinggi seperti HTS (High Throughput Satelite) dengan kelembaman rendah (Low Latency) menjadi pertimbangkan sebagai salah satu solusi jangka panjang bagi konektivitas nirkabel yang ramah linkungan
Sekarang ini ada 8 Satelit Indonesia yang aktif dan sudah meliputi Satelit Komunikasi Kecepatan Tinggi (High Throughput Satellite) dan VHTS (Very High Throughput Satellite), seperti Tabel berikut:
Catatan:
- NAMA Â Â Â : Nama Satelit Terdaftar pada UNOOSA (United Nation Office of Outer Space Affairs), Kantor PBB untuk Urusan Luar Angkasa.
- SATELIT: Nama Satelit yang didaftarkan ke UNOOSA
- TANGGAL PELUNCURAN: Tanggal Peluncuran Satelit ke Orbit
- STATUS: Hanya yang Aktif
- ORBIT: Pola dari Orbit Satelit
- GSO: Geo-Stationer Orbit
- LEO: Low Earth Orbit -- Polar = Mengorbit Bumi dengan Iklinasi ke Kutub Utara-Selatan
- LEO: Low Earth Orbit -- Near Equatorial Orbit: Mengorbit Bumi dengan sudut Inclinasi kurang dari 60 dari garis Katulistiwa, atau dari Timur-Barat
- Satelit Komunikasi VHTS: Very High Throughput Satelite -- Satelit Nusantara Tiga (Satria-1) dengan kapasitas 150 GBps (Gigabyte per second)
Satelit Nusantara Tiga (Satria-1) merupakan satelit teknologi baru dengan kapasitas 150 Gbps, sehingga setiap titik layanan dapat mencapai 1 Mbps, dengan mengusung teknologi VHTS (Very High Throuput Satellite)
Pemerintah Indonesia dengan Konsorsium PT Satelit Nusantara Tiga sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) bekerja sama dengan Thales Alenia Space untuk membangun Satelit Nusantara Tiga (Satria-1)
Satelit Nusantara Tiga (Satria-1) mengutamakan konektivitas kedaerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dan Teknologi VHTS dipilih unuk mengatasi tantangan geografis yang beragam. Tetapi Satelit ini belum cukup untuk melayani seluruh daerah 3T, sehingga kedepannya Pemerintah berencana untuk meluncurkan Satelit Satria-2.
Kesimpulan
Kita dapat mengidentifikasi beberapa poin kunci yang penting untuk dipertimbangkan:
Pentingnya Konektivitas Digital:
Konektivitas digital memainkan peran yang sangat vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan inklusi sosial di Indonesia. Akses yang luas dan terjangkau terhadap infrastruktur digital menjadi kunci dalam memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses informasi dan layanan online.
Tantangan Infrastruktur:
Meskipun terdapat peningkatan yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur digital di Indonesia, masih terdapat tantangan dalam hal cakupan, keandalan, dan kecepatan koneksi. Terutama di wilayah pedesaan, akses internet yang terbatas masih menjadi masalah yang harus diatasi.
Keterbatasan Akses:
Masih ada sebagian besar penduduk Indonesia yang belum memiliki akses terhadap internet, baik karena alasan geografis, ekonomi, maupun sosial. Upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa kesenjangan akses ini dapat diminimalkan agar tidak menimbulkan kesenjangan digital yang lebih besar di masyarakat.