Mohon tunggu...
Afandi Anugrah
Afandi Anugrah Mohon Tunggu... -

suka jalan-jalan sambil makan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soal Penampilan, Kader PKS Perlu Belajar dari Ainun Kawal Pemilu

24 Agustus 2014   23:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:40 2520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru nonton Video orasi Ainun Najib sang inisiator terlahirnya web KawalPemilu, dapat share info dari Facebook temen. Dengan judul:"Relawan Kawal Pemilu Turun Gunung ".

Bagi yang belum nonton, monggo bisa diklik disini:

http://www.youtube.com/watch?v=E9k419xe8aw&feature=youtu.be

Namun dalam kesempatan ini saya tidak akan membahas lebih detail tentang isi dari video tersebut, saya malah tertarik untuk membahas kader PKS. Mengapa? karena saya melihat ada aora wajah kader PK diwajah Ainun.

PK? yup, PK . Partai Keadilan yang merupakan cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang saat ini sudah sama-sama kita ketahui.

Yuk kita detailnya terlebih dahulu mengapa saya menulis "aura wajah kader PKS". Terus terang ketika awal-awal PK berdiri banyak banget temen-temen kompleks rumah yang menawari bergabung. Namun kala itu saya kurang terlalu merespon, bukan karena menolak atau tidak suka, namun karena saya sering keluar kota.

Meski demikian, rasa hormat saya ke temen-temen PK kala itu masih tetap ada, bila ada waktu saya pasti menyempatkan waktu main kerumahnya atau sekedar ngobrol. Yang saya tangkap dari sepintas sosok kader PK kala itu adalah sosok yang Islami secara penampilan (jenggot, parameternya), wajahnya berseri (katanya sih pertanda sering Wudhu), kalau bicara enakin (adem dan mak nyes) dan yang terkahir cerdas (mereka sosok hebat dibidangnya, luas pengetahuanya).

Ok, kembali ke Ainun. Melihat sosok Ainun KawalPemilu kok saya seakan kembali menemukan wajah-wajah kader PK pada masa lalu yah?

Terus terang saya tidak kenal Ainun, namun dari penampilan sepintas saya melihat Ainun itu orang Sholeh dan baik. Dan yang membuat saya kagum adalah meski dirinya tinggal di Singapura tidak meninggalkan identitas yang diyakininya, bahkan sangat konsisten mempertahankanya. Identitas yang dimaksud adalah masalah kopyah dan jenggot lebatnya yang khas.

Ainun dengan tampilan berpakaian baju resmi, jenggot dan berkopyah namun memiliki pergaulan yang sangat luas. Bahkan bila melihat sepintas di video diatas, sangat kontras. Meski demikian Ainun dapat diterima oleh semua kalangan, tanpa harus melepaskan baju atau atribut yang dikenakanya.

Inilah pesan yang ingin saya sampaikan, sejak era 2004 sampai saat ini, PK berubah menjadi PKS (nambah S), banyak mengalami perubahan, terutama perubahan dalam hal berpakaian. Meskipun masalah berpakaian memang pilihan selera, namun kabarnya perubahan cara berpakaian para kader PKS itu adalah instruksi dari DPP PKS. Kader harus membiasakan diri bercelana jeans dan memangkas habis jenggotnya.

Dari instruksi menggunakan jeans dan pangkas habis jenggot bukanlah kebijakan yang salah, bahkan bagus sebagai sarana agar bisa mudah membaur. Namun pada akhirnya, perubahan tampilan tak banyak bertahan lama apabila tidak ada kualitas dalam hubungan. Sebagai partai politik, masyarakat tidak terlalu peduli dengan apa tampilan wajah atau pakaian kadernya, yang terpenting adalah bagaimana para kader PKS memberikan yang bagus bagi masyarakat.

Jadi, terus terang saya sangat merindukan kader PKS yang tetap berjenggot lebat, cerdas dan enak dalam bertutur seperti Ainun. Walaupun Ainun sendiri nampaknya bukan kader PKS.

salam,

Afandi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun