Mohon tunggu...
Afan Bachtiar
Afan Bachtiar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penulis biasa yang menyukai semua konten tulisan. Hobi membaca cerita bergambar yang memiliki jalan cerita yang unik dan menarik. Ingin berkarya melalui tulisan. Sudah terbiasa menulis sejak kecil, tapi besarnya nyasar ke jurusan lain. Ujung-ujungnya tetap melakoni dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

How Are You, Hanna?

20 November 2021   12:33 Diperbarui: 20 November 2021   12:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

****

Centang dua sudah nampak pada whatsapp yang sudah aku kirim. Lalu tidak lama dari itu, pesanku dibalas dengan cepat. Akhirnya aku menentukan tempat janjian. Saatnya menghapus semua keraguan ini.

****

"Halo Mas! Masa baru ngabarin sekarang sih kalau kesini. Tahu gitu kan aku bisa selesaikan pekerjaanku lebih cepat"

"Iya maaf ya kalau dadakan, soalnya baru ingat kalau kamu tinggal di dekat kota ini. Makanya Mas ngehubungin kamu. Apa kabar Hanna? Kayaknya sudah empat tahun kita tidak berjumpa ya Han?"

"Baik Mas. Iya nih udah lama nggak ketemuan ya Mas. Mas udah makan? Hanna belum makan nih, mau makan sate langganan Hanna nggak?" Aku mengangguk. Kali ini aku masih menuruti apa yang diinginkannya.

Aku mendengar ceritanya selama empat tahun. Aku masih mendengarkan Hanna yang ternyata masih belum bisa move on dengan orang yang ia sukai. Aku merindukan masa-masa indah SMA. Aku merindukan Hanna. Percikan perasaan ini kembali mulai berkobar secara perlahan-lahan seakan perasaan ini sudah seharusnya keluar.

Semakin malam, aku semakin tidak yakin apakah aku akan bisa melepas Hanna dari perasaanku. Hal ini memuncak ketika Hanna akan aku antar pulang ke rumah. Ada perasaan sedih yang muncul dari raut wajah Hanna. Lalu kemudian aku mengeluarkan smartphone-ku untuk mengirimkan dokumen.

Smartphone Hanna berbunyi, ia semakin menimbulkan raut wajah yang tidak mengenakkan.

"Ini beneran Mas? Mas mau nikah?"

"Iya Han. Mas mau nikah. Doain ya Han."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun