Pulang Malam dan Melihat Realita Kehidupan
Setelah makan nasi bebek, kami segera pulang, karena takut akan kemalaman sampai di Malang. Besok anakku harus bangun pagi dan sekolah. Mobil meluncur lagi menuju Jembatan Suramadu, melewati Surabaya, lalu masuk ke jalan tol Surabaya-Malang lagi.
Pemandangan yang tersaji di malam hari sangat berbeda dengan sore tadi. Malam itu terlihat realita kehidupan yang terpampang di jalanan. Ada bapak tua yang setengah mengantuk sambil menunggui jagung rebus jualannya. Ada juga ibu bergincu merah yang berjualan kopi dan gorengan di pinggir jalan.
Begitulah hidup, harus diperjuangkan sekeras mungkin. Uang tidak bisa turun dari langit, oleh karena itu manusia harus terus berusaha, walau caranya dengan berjualan dan melawan dinginnya angin malam. Perjalanan singkat ke Surabaya dan Madura memperkaya batinku dan menambah semangatku untuk terus bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H