Perilaku pembelian impulsif yang juga menyertai perkembangan digital harus diwaspadai karena perilaku ini menargetkan ketidaksadaran seseorang untuk tergoda dengan suatu kondisi seperti diskon dan berakhir membeli barang yang tidak mereka butuhkan. Untuk menghindari perilaku pembelian impulsif diperlukan kontrol diri seperti membatasi akses belanja dan kunjungan terhadap e-commerce atau Shopee itu sendiri, intensitas kunjungan yang tinggi terhadap situs e-commerce akan berdampak langsung terhadap konsumen yaitu ketika keyakinan mereka mulai tergoyahkan oleh suatu momen yang mereka anggap jarang terjadi seperti diskon dan berakhir menjadi pembeli tanpa kapabilitas pengendalian diri yang tidak pernas puas.Â
Solusi lain yang dapat ditawarkan yaitu pembelian impulsif yang fungsional harus lebih diutamakan daripada pembelian impulsif disfungsional, seperti membuat anggaran belanja agar  dapat memilah barang yang bermanfaat dan untuk menghindari pembelian barang tidak berguna.Â
Terakhir, guna terciptanya pembeli yang bijak, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman mendalam melalui literasi konsumen mengenai risiko yang mungkin timbul dari penggunaan e-commerce, terutama yang dapat berdampak pada perilaku impulsif dalam berbelanja. Oleh karena itu, solusi pengendalian diri, manajemen anggaran belanja, dan peningkatan kesadaran masyarakat melalui literasi konsumen menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ini dengan menerapkan kebiasaan belanja yang lebih terencana dan masyarakat diharapkan dapat lebih baik memanfaatkan kecanggihan teknologi e-commerce tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri dengan meminimalkan risiko pembelian impulsif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H