Perkembangan sistem digital telah menciptakan terobosan signifikan dalam cara kita memandang dan menjalankan kegiatan sehari-hari, dengan dampak yang meluas pada berbagai sektor kehidupan. Penggunaan sistem digital yang canggih juga digunakan dalam perdagangan, cara konvensional seperti pembelian di pasar tradisional mulai ditinggalkan dan berganti menuju cara modern seperti pembelian melalui aplikasi, dimana kemudahan dalam proses pembelian suatu barang juga menghadirkan dampak negatif seperti meningkatnya angka konsumtif masyarakat.Â
Kecanggihan sistem digital yang hadir dalam bentuk e-commerce atau media online shop dapat mempermudah seseorang yang gemar berbelanja dan orang yang mempunyai perilaku hedonis untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak pernah puas dengan barang yang ia miliki dan muncul keinginan untuk membeli barang secara terus-menerus ('Ainy, 2020). Di samping itu, e-commerce sebagai industri yang terus berkembang, tidak hanya memfasilitasi proses pembelian tetapi juga mengadopsi strategi inovatif untuk menarik konsumen, seperti yang dilakukan oleh Shopee yang secara aktif menggelar event khusus seperti tanggal kembar setiap bulannya. Penting untuk memahami bagaimana event tanggal kembar Shopee tidak hanya menjadi sarana transaksi belanja tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan perilaku pembelian impulsif, yaitu suatu tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja dan kemungkinan besar terkait dengan berbagai macam motif yang tidak disadari, disertai dengan perasaan senang dan penuh gairah (Fitri, 2006).
Dalam lanskap perdagangan yang berubah dengan cepat akibat era digital, e-commerce telah mengalami pertumbuhan pesat. Berdasarkan data terbaru dalam situs Insider Intelligence, Indonesia merupakan negara penyumbang penjualan e-commerce terbanyak dengan angka $20.21 miliar serta Indonesia sebagai negara penyumbang hampir setengah dari e-commerce di Asia Tenggara. Salah satu e-commerce yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Indonesia adalah Shopee, sebuah aplikasi belanja online yang pertama kali rilis di Indonesia pada tahun 2015.Â
Menurut data Similarweb, saat ini Shopee merupakan situs e-commerce kategori marketplace dengan pengunjung terbanyak di Indonesia. Pada September 2023 situs Shopee tercatat menerima 237 juta kunjungan, melesat sekitar 38% dibanding posisi awal tahun (Ahdiat, n.d.). Hal ini tentu mendukung lonjakan penggunaaan aplikasi Shopee sebagai salah satu bagian dari e-commerce, yang berdampak pada  sisi perilaku konsumtif masyarakat yang semakin meningkat.Â
E-commerce, sebagai hasil dari perkembangan pesat internet, memudahkan masyarakat Indonesia bukan hanya untuk hidup lebih modern, tetapi juga berpotensi meningkatkan perilaku pembelian impulsif lewat platform Shopee yang memanfaatkan teknologi dan inovasi, memberikan pengalaman belanja yang lebih mudah dan relevan dengan menyajikan produk atau penawaran yang sesuai dengan preferensi konsumen yang dapat memicu keputusan pembelian tanpa perencanaan yang matang.
Dalam jurnal "The Impact of Electronic Service Quality's Dimensions on Customer Satisfaction and Buying Impulse" milik Bressolles, terdapat dua faktor utama sebagai pendorong pembelian impulsif secara online. Pertama, pengaruh harga rendah dan perasaan sebagai pembeli cerdas memainkan peran besar. Kedua, pembelian impulsif sangat terkait dengan emosi yang dialami pada saat pembelian, atau belanja hedonis. Dalam konteks ini, Shopee merupakan salah satu platform e-commerce terkemuka, berhasil mengimplementasikan strategi yang efektif untuk menarik minat pembeli melalui event tanggal kembar seperti Shopee 10.10 yang sering kali menawarkan diskon besar-besaran, potongan harga, dan penawaran eksklusif bagi konsumen setiap bulannya.Â
Shopee bukan hanya menjadi platform transaksi belanja semata, melainkan juga memegang peranan kunci dalam menciptakan dorongan kuat untuk melakukan perilaku pembelian impulsif melalui harga rendah dan diskon yang ditawarkan selama event tanggal kembar berlangsung, karena hal ini konsumen merasa bahwa mereka sedang mengambil keputusan yang cerdas dan mengoptimalkan nilai dari setiap transaksi.Â
Contohnya, ketika konsumen melihat diskon besar pada produk yang diinginkan selama event, mereka dapat merasa bahwa saat-saat tersebut adalah peluang yang tidak boleh dilewatkan untuk memperoleh barang dengan harga yang lebih terjangkau, hal ini juga tanpa sadar membuat seseorang yang merasa sebagai pembeli cerdas justru terjebak dalam strategi pemasaran suatu perusahaan dalam menarik konsumen.
Event tanggal kembar Shopee juga dapat memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman belanja yang menyenangkan dan memuaskan secara emosional, serta sensasi mendesak bagi konsumen yang ingin mendapatkan produk favorit mereka dengan harga yang lebih terjangkau. Event tanggal kembar seringkali disertai dengan penawaran terbatas atau diskon khusus yang hanya berlaku selama periode tertentu, konsumen akan merasa senang dan bersemangat saat mengejar penawaran terbatas atau produk eksklusif yang hanya tersedia selama event berlangsung.Â
Event ini tidak hanya sekadar memanfaatkan kebutuhan konsumen akan harga rendah, tetapi juga menciptakan suasana belanja yang menggugah emosi dan membuat konsumen tidak hanya memandang pembelian online sebagai kebutuhan fungsional semata, melainkan sebagai suatu pengalaman yang melibatkan aspek-aspek emosional dan hedonis. Aspek emosional merujuk pada konsumen yang merasa senang, bersemangat, dan terlibat dalam proses pembelian impulsif mereka (Verplanken & Herabadi, 2001). Sedangkan aspek hedonis merujuk pada fokus konsumen yang bertransformasi dari fokus fungsional dan prioritas menjadi kesenangan dan kepuasan tanpa batas. Oleh karena itu, dalam konteks jurnal yang telah disebutkan, dapat diasumsikan bahwa event seperti tanggal kembar Shopee memiliki potensi secara signifikan untuk meningkatkan perilaku pembelian impulsif secara online.
Perilaku pembelian impulsif yang juga menyertai perkembangan digital harus diwaspadai karena perilaku ini menargetkan ketidaksadaran seseorang untuk tergoda dengan suatu kondisi seperti diskon dan berakhir membeli barang yang tidak mereka butuhkan. Untuk menghindari perilaku pembelian impulsif diperlukan kontrol diri seperti membatasi akses belanja dan kunjungan terhadap e-commerce atau Shopee itu sendiri, intensitas kunjungan yang tinggi terhadap situs e-commerce akan berdampak langsung terhadap konsumen yaitu ketika keyakinan mereka mulai tergoyahkan oleh suatu momen yang mereka anggap jarang terjadi seperti diskon dan berakhir menjadi pembeli tanpa kapabilitas pengendalian diri yang tidak pernas puas.Â
Solusi lain yang dapat ditawarkan yaitu pembelian impulsif yang fungsional harus lebih diutamakan daripada pembelian impulsif disfungsional, seperti membuat anggaran belanja agar  dapat memilah barang yang bermanfaat dan untuk menghindari pembelian barang tidak berguna.Â
Terakhir, guna terciptanya pembeli yang bijak, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman mendalam melalui literasi konsumen mengenai risiko yang mungkin timbul dari penggunaan e-commerce, terutama yang dapat berdampak pada perilaku impulsif dalam berbelanja. Oleh karena itu, solusi pengendalian diri, manajemen anggaran belanja, dan peningkatan kesadaran masyarakat melalui literasi konsumen menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ini dengan menerapkan kebiasaan belanja yang lebih terencana dan masyarakat diharapkan dapat lebih baik memanfaatkan kecanggihan teknologi e-commerce tanpa menimbulkan kerugian pada diri sendiri dengan meminimalkan risiko pembelian impulsif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H